APR 07, 2014@08:45 WIB | 1,100 Views
Hari Minggu kemarin (6/4) adalah Hari terakhir Vodafone Rally de Portugal. Tak pelak berbagai drama lanjutan dalam tiga SS terakhir termasuk bagi pereli muda Indonesia, Subhan Aksa. Dari 84 kontestan awal, hanya 73 mobil yang sampai garis finish. Sebagian besar terhenti akibat kecelakaan. Termasuk dua peserta WRC2 yang sampai SS terakhir bertarung berebut posisi dengan pereli Indonesia Subhan Aksa.
Secara keseluruhan Ubang menempati posisi ke-19 dalam putaran ke-4 serial FIA World Rally Championship ini. Di kelas WRC2 di mana ia ikut dalam perebutan poin kejuaraan, finish urutan 9 yang berarti langkah maju dari posisi tahun lalu yang finish ke-11.
Meski hanya memetik 2 poin, hasil ini sudah sangat disyukuri Ubang maupun navigator Nicola Arena. Raihan itu harus dijalani dengan perjuangan ekstra dalam empat hari berturut dan berlangsung sampai SS terakhir. Selain medan yang berat karena licin, becek, dan berlumpur, dari aspek teknis pun pacuan Ubang kalah lincah dari para peserta di atasnya. Itu disebabkan beberapa kali tim sempat salah menyematkan ban yang tepat untuk melibas lintasan-lintasan khusus (Special Stage) yang berubah-rubah karakternya.
“Tiga SS terakhir hari ini sangat menyenangkan. Dua kesalahan memilih ban menjadi problem besar pada hari sebelumnya. Hari ini lawan yang mengalami masalah. Alhamdulillah hasilnya lebih baik dari tahun lalu, selisih waktu dengan lawan pun tak terlalu jauh. Perjuangan sangat istimewa dalam empat hari ini. Ini hasil maksimal yang bisa kami berikan,” kata Ubang.
Setelah terlempar ke posisi 12 seusai SS13, Ubang melakoni tiga SS terakhir tanpa beban selain ingin menikmati lomba di dalam kokpit mobil. Hasilnya malah lebih baik dan membuka pertarungan poin dengan beberapa peserta dan saling kejar dalam SS14, 15 dan 16. Kondisi mobil dan lintsan pun, tambahnya, lebih bagus dari sebelumnya.
“Great weekend, bisa mendapuk poin dalam reli sesulit ini. Seperti dikatakan para pengamat, ini event WRC2 paling semarak sejak tahun lalu baik kualitas maupun kuantitasnya. So, dua poin layak dirayakan,” tegas Nicola, navigator berpengalaman Italia yang sejak tahun lalu mendampingi Ubang dalam Bosowa Rally Team Indonesia.
Nicola benar. Ulasan di beberapa media reli dunia memang menyoroti WRC2 secara khusus di Rally Portugal. Tercatat 20 peserta yang bertarung dan kualitas pesertanya pun bisa terbilang seimbang. Itu dibuktikan fakta lomba yang menghadirkan beberapa pereli selaku pemenang SS. Tidak seperti musim lalu yang didominasi segelintir peserta.
Kelas WRC2 Portugal akhirnya dimenangi Nasser Al-Attiyah, pereli berpengalaman Qatar yang sebelumnya bergabung dalam tim pabrikan WRC dan juga berpengalaman di ajang Rally Dakar. Ia naik podium bersama Jari Ketomaa (Finlandia) dan Pontus Tidemand (Swedia) yang naik ke WRC2 setelah menjadi juara dunia WRC Junior 2013.
“Tingkat persaingan di WRC2 memang sangat keras dan itu tantangan tersendiri. Hasil Porutgal tentunya akan menambah kepercayaan diri ke seri selanjutnya. Kita tunggu saja bagaimana selanjutnya,” tandas Ubang yang untuk kali ketiga mendapat poin WRC2 setelah tahun lalu di Rally Wales, Inggris.[mot/timBX]