MAY 30, 2019@10:44 WIB | 1,910 Views
Ada satu kekhawatiran yang kerap kali menyambangi para pendaki puncak Everest saat mereka tiba di base camp, pos pertama pemberhentian pendakian di Gunung Everest, Nepal. Bukan longsoran salju atau hipotermia, tapi ketidakadaan internet.
Ya, sebagai manusia yang ingin selalu eksis, para pendaki ingin membagikan pengalaman mereka secara real time kepada dunia. Apalagi jika mereka harus menetap selama enam minggu akibat ramalan cuaca yang buruk dan saran medis dari kejauhan.
Dikutip dari National Geographic, beberapa tahun lalu sebuah provider seluler mencoba mengatasi kebutuhan ini dengan memperkenalkan cakupan 3G ke base camp Everest, tetapi cakupannya tetap lemah dan buruk. Kondisi ini tetap saja memaksa penghuni base camp untuk memanjat batu-batu besar dan melambaikan ponsel ke atas mereka dengan harapan dapat sinyal yang layak.
Beruntung segala kesulitan itu sudah tidak dirasakan berkat hadirnya wi-fi yang andal di base camp. Kini banyak ekspedisi sudah menggunakan sinyal eksklusif dari penyedia komunikasi. Hal itu tak lepas dari gagasan Tsering Gyaltsen Sherpa, seorang wirausahawan Nepal yang sangat tangguh dan pernah memimpin kelompok sherpa ke Lembah Khumbu.
Baca juga: Cara Membagi Jaringan WiFi Melalui Bluetooth
Ide ini datang dari Namche Bazar, kota perdagangan utama untuk wilayah Khumbu Nepal dan pusat populer bagi pendaki. Di situlah ide untuk Everest Link dimulai pada tahun 2000, katanya, ketika ibunya didiagnosis menderita kanker payudara.
Saat itu dia merasa komunikasi diperlukan karena hampir saja bisnis kakaknya tutup karena kesulitan memberikan kabar mengenai kondisi ibunya. "Saya datang dengan konsep ini bahwa komunikasi diperlukan di Khumbu,” katanya.
Meskipun tidak memiliki pelatihan teknis, Gyaltsen menemukan cara untuk mengembalikan layanan komunikasi di kota asalnya setelah sebelumnya pemberontak merobohkan menara komunikasi.
Kemudian dia menghubungkan 13 desa melalui telepon radio dan membuka salah satu kafe cyber pertama di Khumbu. Everest Link, yang didirikan pada akhir 2014, adalah puncak dari upayanya untuk membawa konektivitas ke rumahnya. Layanan ini menyediakan akses nirkabel-tetap dengan membangun 36 menara di titik-titik tinggi sepanjang lembah Khumbu, sehingga memungkinkan untuk transmisi nirkabel hingga ke base camp.
"Ini bisnis berbasis komunitas. Kami menyediakan instalasi dan pembagian pendapatan atas penjualan kartu telepon. Semua orang mendapat manfaat," kata Gyaltsen.
Dengan adanya layanan ini manfaat terbesar dalam pandangan Gyaltsen adalah pendidikan yang dapat diakses yang disediakan internet. "Dengan media sosial, pertama Anda memposting foto, maka Anda harus menulis teks. Bagi banyak orang Nepal, beginilah cara mereka belajar membaca dan menulis,” sambungnya.