MAY 07, 2019@11:01 WIB | 1,205 Views
Pengorbanan apa yang pernah Blackpals lakukan demi mengejar sesuatu yang indah? Kalau kami mungkin salah satunya adalah mengejar sunset di Pantai Goa Cina.
Ya, demi mengejar sunset di sini kami harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari pusat kota Malang. Padahal sunset yang kita nikmati itu tidak lebih dari 15 menit.
Sepanjang perjalanan menuju pantai yang terletak di dusun Tumpak Awu, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, kota Malang ini terlihat rimbunnya pepohonan. Geliat desa dan para petani yang membawa rumput dan padi menjadi pemandangan yang patut dinikmati.
Separuh jalan menuju lokasi juga akan terbentang jalan yang amat besar dengan pesisir pantai di tepinya. Sebenarnya kalian bisa memilih beberapa alternatif pantai yang ingin dikunjungi. Sebab di kompleks umat Hindu ini beragam objek pantai berdekatan seperti Pantai Balekambang, Pantai Ngliyep dan lain-lain.
Namun kami sendiri memilih pantai Goa Cina karena selain tidak terlalu jauh dari jalan utama juga merupakan pantai yang bersih dan sunyi. Jadi sangat pas menikmati senja di sore hari.
Waktu sudah jam setengah 6 namun mobil kami masih belum melaju. Ya, kami belum juga sampai padahal matahari segera terbenam dalam hitungan menit. Mobil pun makin melaju kencang sembari kami memantau posisi matahari. Mungkin perjalanan ini yang disebut mengejar matahari, seperti judul film.
Kami pun memburu driver kami agar makin kencang hingga akhirnya kami sampai di depan pintu gerbang pantai yang ternyata jalannya rusak. Untuk masuk ke dalam kawasan Pantai Goa Cina dan menikmati segala keindahannya, kami diharuskan untuk membeli tiket masuk seharga Rp 4.000. Untuk tempat parkir, satu kendaraan akan dipungut biaya Rp 5.000.
Sampai di sana, kami langsung berlari mencari spot terbaik menikmati turunnya sang mentari. Ternyata, Tuhan paham, pengorbanan pasti membuahkan hasil yang indah. Senja kala itu sangat bulat dan jingga merona. Seperti benar-benar menyambut dan menuntaskan dahaga kami akan keindahan. Sungguh tak mengecewakan. Angin bertiup lembut dan ombak dengan syahdu menyapu bibir pantai. Semua saling melengkapi panorama surgawi ini.
Saking senangnya kami sampai berlari-lari, meloncat sampai senyum tak pernah berhenti. Padahal ini baru setitik kesenangan yang diberikan Tuhan. Kami benar-benar puas menikmatinya apalagi kami hanya berdua tak ada orang lain lagi.
Setelah hari semakin gelap kami baru ngeh ternyata di sini tempat yang lumayan membuat bulu kuduk merinding. Konon di sini merupakan tempat seorang biksu dari China bertapa makanya disebut Goa China.
Biksu tersebut tidak pernah keluar dan kemudian diketahui telah meninggal dan menyisakan tulang belulangnya, tulisan-tulisan berbahasa China di dinding goa beserta sebuah mangkok. Itu cerita yang beredar. Makanya banyak orang yang naik ke atas goa juga untuk bertapa. Nah, bagi kamu yang lagi traveling ke Malang, wajib banget datang ke sini dan mulailah perburuan kalian mencari sunset nan jelita.