JAN 13, 2021@17:17 WIB | 1,515 Views
WhatsApp sebagai aplikasi yang cukup banyak penggunanya. Facebook membeli WhatsApp pada tahun 2014 dan pada tahun 2016 Facebook memberi kesempatan 1 kali kepada pengguna WhatsApp untuk berbagi data dengan Facebook. Dengan maksud tujuan tersebut mengarahkan untuk sharing data. Data chat, pesan suara bisa disimpan melalui infrastruktur Facebook yang lebih luas.
Juru bicara WhatsApp tidak ada klarifikasi mengapa platform ini melakukan perubahan integrasi data. Namun sementara ini tidak berlaku untuk wilayah UE dan Inggris.
"Tidak ada perubahan pada WhatsApp untuk sharing data pada wilayah Eropa, termasuk Inggris, sebagaimana pembaharuan pada Terms of Service and Privacy Policy. Guna menghindari keraguan, khususnya pembaharuan tersebut sengaja tidak dishare di wilayah eropa. Sharing data dengan Facebook bertujuan dari Facebook menggunakan data untuk kepentingan peningkatan produk atau iklan," jelas juru bicara Facebook dilaman Business Insider.
Atas kepentingan tersebut, Facebook membatasi integrasi data tersebut hingga 8 Februari 2021 nanti. Sementara pendiri WhatsApp Brian Acton dan Jan Koum telah meninggalkan perusahaan pada tahun 2017 dan 2018. Kepergian Brian Acton karena keputusan iklan ke WhatsApp. Cukup mengagetkan bila Acton menganjurkan orang lain untuk menghapus Facebook.
Sementara si Jan Koum juga keluar dari WhatsApp karena berselisih dengan manajemen atas (notabene Facebook) karena pendekatan perusahaan yang menekan privacy pengguna WhatsApp.
WhatsApp mengharuskan penggunanya untuk mengakses data termasuk nomor telepon pengguna, kontak telpon, lokasi dan lainnya. Batas terakhirnya 8 Februari tersebut.
Bagi BlackPals yang terganggu dengan peraturan tersebut, bisa beralih ke aplikasi seperti Signal dan Telegram.
"Signal dan Telegram menjadi alternatif lebih baik, jika Anda menghawatirkan privasi Anda," tweet Editor TechCrunch Mike Butcher. CEO Tesla Elon Musk mulai merekomendasikan menggunakan aplikasi Sinyal, setelah 9 jam sebelumnya mengkritik Facebook karena kekrisuhan di US Capitol pada 6 Januari 2021 lalu.[Ahs/timBX]