JUN 18, 2021@13:00 WIB | 863 Views
AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) adalah salah satu contoh kemajuan teknologi yang luar biasa, tetapi tampaknya teknologi tersebut, bisa berguna bisa juga berbahaya, salah satu contohnya adalah menggunakan AI untuk membuat deepfake. Deepfake sendiri adalah di mana AI "disalahgunakan" untuk membuat foto atau video palsu yang sangat meyakinkan, jadi dapat menipu bagi mata yang tidak terlatih, inilah sebabnya mengapa perusahaan seperti Adobe mengembangkan alat yang dapat mendeteksi pemalsuan semacam ini.
Namun, mendeteksi foto atau video yang dimanipulasi adalah hanyalah contoh tindakan preventif yang kurang efektif dari manipulasi video atau foto, yang biasa digunakan untuk menyebarkan hoax, karena file media sangat mudah dibagikan sehingga terkadang sulit untuk melacaknya kembali ke sumber yang pertama kali melakukan deepfake, tetapi Facebook sepertinya menemukan jawaban atas permasalahan itu. Facebook bersama dengan Michigan State University, telah mengembangkan AI yang tidak hanya mampu mendeteksi deepfake, tetapi juga dapat melacak dan menemukan dari mana asal video atau foto yang dimanipulasi itu.
Menurut para peneliti, "Kami mulai dengan atribusi gambar dan kemudian bekerja untuk menemukan properti model yang digunakan untuk menghasilkan gambar," lanjut tim. “Dengan menggeneralisasi atribusi gambar ke pengenalan set terbuka, kami dapat menyimpulkan lebih banyak informasi tentang model generatif yang digunakan untuk membuat deepfake yang melampaui pengenalan bahwa itu belum pernah terlihat sebelumnya.”
Ini tidak hanya bekerja pada satu deepfake, tetapi juga dapat membandingkan dan melacak kesamaan dari serangkaian deepfake, yang berarti bahwa sistem ini dapat digunakan untuk melacak kelompok gambar yang dimanipulasi kembali ke satu sumber generatif, sehingga berpotensi lebih mudah untuk melacak kampanye pemalsuan informasi yang terkoordinasi. [era/asl/timBX]