SEP 04, 2019@16:10 WIB | 982 Views
Pengguna iPhone di China telah menemukan kegemaran baru - aplikasi anyar bernama Zao yang memungkinkan orang menaruh wajah mereka ke adegan film menjadi aktor seperti Leonardo DiCaprio, Kit Harrington dari Game of Thrones, dan banyak lainnya.
Zao menduduki puncak grafik unduhan iOS China selama akhir pekan setelah pertama kali diluncurkan di App Store pada hari Jumat (30/8). Pada hari Senin, Zao tetap menjadi yang teratas di App Store China. Sayangnya saat ini aplikasi itu belum tersedia untuk siapa pun tanpa nomor telepon China, dan tidak terdaftar di App Store atau Play Store UK dan AS.
Dibuat oleh pengembang China, MoMo, aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menaruh wajah mereka ke muka sejumlah besar aktor, penyanyi, dan bahkan karakter video game. Pengguna dapat mengunggah bahkan hanya satu gambar wajah mereka dan aplikasi akan secara otomatis memetakannya ke klip video yang dipilih untuk mereka. Hasilnya secara mengejutkan meyakinkan dan tidak terduga.
Teknologi yang disebut "deepfake" itu telah menangkap imajinasi publik, menggunakan perangkat lunak AI untuk menganalisis wajah seseorang dan kemudian memetakannya ke video orang lain. Baru-baru ini telah menjadi lebih canggih dan, seperti yang ditunjukkan aplikasi Zao, lebih mudah diakses.
Zao saat ini tidak tersedia untuk pengguna non-China, tetapi meningkatkan beberapa kekhawatiran seputar privasi dan etika deepfake. Bloomberg dan The Guardian melaporkan bahwa setelah menjadi viral, masalah privasi mulai muncul dari pengguna yang telah melihat garis dalam syarat dan ketentuan aplikasi yang menetapkan aplikasi itu memiliki secara “gratis, tidak dapat dibatalkan, permanen, dapat ditransfer, dan dapat dihidupkan kembali" akan konten yang telah dibuat pengguna.
Meski demikian Zao dengan cepat memperbarui persyaratannya, mengatakan "headshots" dan "mini-videos" tidak akan digunakan untuk hal lain selain untuk meningkatkan aplikasi, atau apa pun yang belum disetujui sebelumnya oleh pengguna.
Zao juga mengatakan dalam sebuah pernyataan, menurut Bloomberg: "Kami memahami keprihatinan tentang privasi. Kami telah menerima masukan, dan akan memperbaiki masalah yang tidak kami pertimbangkan, yang akan membutuhkan sedikit waktu."
Jika Zao memutuskan untuk membuat aplikasinya tersedia lebih luas, kemungkinan pengguna Barat masih akan merasa khawatir. Hal itu karena mengingat pemerintah China diketahui telah menggunakan teknologi pengenal wajah untuk memperluas jaringan pengawasannya secara besar-besaran, dan pengguna mungkin akan menolak menyerahkan data pribadi kepada pengembang luar negeri.
Belum lagi jika mengingat kasus aplikasi selfie China, Meitu, yang menjadi viral di Barat pada tahun 2017 karena keindahan foto-fotonya, tetapi dikritik karena menuntut akses ke data berlebihan seperti nomor telepon dan koordinat GPS.
[Ard/tim BX]