APR 15, 2020@17:30 WIB | 1,272 Views
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merilis Aplikasi Mobile Covid Track, yang dibuat untuk tenaga medis, agar terlindung dari potensi terkena paparan virus Corona. Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan, aplikasi berbasis Android ini memiliki fitur untuk melacak serta menganalisis pergerakan pasien ODP maupun PDP, dan mendata penyebaran dan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD). Aplikasi Covid Track akan melindungi tenaga medis, terutama dokter praktek mandiri, ketika dokter tersebut hendak melakukan anamnesa terhadap seorang pasien yang berkunjung.
(Ilustrasi)
"Melalui aplikasi ini, ketika seorang dokter hendak melakukan anamnesa dan mulai mendata pasien yang berkunjung, maka berdasarkan NIK yang dimasukkan, maka dokter akan tahu apakah pasien tersebut sudah pernah terdata sebelumnya sebagai PDP atau ODP atau OTG. Bila data menunjukkan bahwa pasien berstatus PDP atau bahkan konfirm positif, maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi ke dokter, untuk mengambil tindakan preventif," terang Hammam.
BPPT dalam hal ini bekerjasama dengan Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), yang berperan aktif dalam memfasilitasi user requirements dari antara Pengurus Besar ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
"Dengan begitu, maka aplikasi ini berisi data primer yang sangat valid, karena bersumber dari dokter itu sendiri. Dan bila data tersebut terus terkumpul dan bergulir, maka riset lebih lanjut dengan melibatkan big data analysis maupun artificial intelligent (AI) dapat dilakukan. Kolaborasi lintas sektoral ini juga, akan memperkuat kemandirian teknologi dan daya saing nasional di bidang kesehatan," lanjutnya.
(Twitter: bppt)
Aplikasi CovidTrack
Dalam memberantas pandemi COVID-19 di Indonesia, BPPT ikut berkontribusi dalam mengembangkan teknologi terkini seperti mengembangkan AI untuk mendeteksi COVID-19. Selain itu yaitu ikut merekayasa aplikasi khusus untuk dokter, dalam rangka memitigasi potensi atau risiko terpaparan dokter terhadap COVID-19, yang dilengkapi fitur analisis sebaran dan pergerakan penderita.
Aplikasi yang dinamakan Mobile Covid Track ini akan memberikan informasi antara lain, pertama adalah melakukan tracing pergerakan pasien-pasien yang terdata. Dengan demikian maka Pemerintah atau instansi yang terkait dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan atau pemeriksaan pada tempat-tempat atau lokasi yang disinggahi oleh penderita dalam kurun 14 hari terakhir. Untuk mendapatkan data ini maka penderita diminta untuk menginstal aplikasi ini dimana untuk selanjutnya aplikasi ini akan mengirimkan data posisi secara berkala ke server. Tracing pada pasien-pasien dapat dilihat pada halaman terbatas aplikasi yang sedang dibangun. Tidak semua orang dapat melihat data tersebut.
(Twitter : BPPT)
Kedua, melakukan pendataan kebutuhan APD dari fasilitas kesehatan lainnya. PB IDI mengelola penyaluran APD yang berdasarkan sumbangan dari masyarakat. Agar penyaluran tersebut merata dan tepat guna, maka dibutuhkan data kebutuhan harian dari fasilitas kesehatan. Dengan melihat data tersebut dan kemudian disandingkan dengan skala prioritas, maka diharapkan penyaluran bantuan dapat dilakukan dengan baik. Fasilitas kesehatan yang dimaksud bukan hanya fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau daerah, tetapi juga fasilitas kesehatan yang dikelola oleh swasta.
Ketiga, membantu memberikan informasi kepada masyarakat dimana membeli APD yang sesuai dengan standar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat jika ingin melakukan donasi atau sumbangan APD ke fasilitas kesehatan tetapi tidak mempunyai informasi dimana harus mencarinya.
Selain itu dibangun juga aplikasi berbasis web yang merupakan komplementari dari aplikasi berbasis mobile dimana pada aplikasi ini ditampilkan informasi tentang perkembangan sebaran COVID-19 pada umumnya dan juga sebagai interface bagi pengelola dalam melakukan manajemen kebutuhan dan pengiriman bantuan APD.
(Ilustrasi)
Lebih lanjut terkait masa rentan COVID-19 dari prediksi hasil pemodelan yang dilakukan oleh para pakar yang dapat dilihat di berbagai media, disebut pada bulan Mei sebagai masa puncak, sampai dengan pertengahan Agustus, maka diharapkan aplikasi ini dapat berkontribusi secara signifikan untuk dokter dan tenaga medis lainnya dalam melakukan penanganan Covid-19 secara aman.[prm/timBX] berbagai sumber