JUN 29, 2020@18:30 WIB | 1,063 Views
Cina dengan sempurna berhasil meluncurkan satelit terakhir Sistem Navigasi BeiDou, Selasa, 23 Juni 2020 pukul 09.43 waktu Beijing atau 08.43 WIB. Satelit pamungkas sistem konstelasi satelit BeiDou ini diluncurkan dengan roket Long March 3B milik Cina dari Bandar Antariksa Xichang, Sichuan, Cina Barat Daya.
Mulanya, misi Cina ini direncanakan berlangsung 16 Juni, akan tetapi terpaksa ditunda di detik-detik akhir peluncuran lantaran terjadi kendala teknis. Pasalnya, sebelum peluncuran, Roket Long March 3B ditemukan masalah teknis.
Keberhasilan peluncuran satelit ke-35 ini menjadikan BeiDou sebagai pesaing ketat GPS (Global Positioning System) milik Amerika Serikat (AS) dalam memberikan layanan navigasi global. BeiDou dengan jumlah satelit lebih banyak yang dikembangkan sejak tahun 2000 itu menawarkan akurasi lebih besar dari GPS. Bahkan, BeiDou diklaim mampu bersaing dengan Sistem Satelit Navigasi Global “GLONASS” Rusia dan sistem navigasi Galileo Uni Eropa.
Pada tahap ini, Cina nampak optimistis. Sebab tidak seperti biasanya, pengumuman peluncuran satelit ini disebarkan ke publik sebelum benar-benar mencapai orbit. Kali ini, informasi peluncuran satelit terakhir disiarkan secara langsung melalui televisi dan media daring. Bahkan, video peluncuran telah tayang di saluran televisi Pemerintah Cina.
Pertanyaannya, selain memiliki akurasi lebih besar dari GPS, adakah keunggulan lain dari proyek yang mengeruk dana sekitar 10 miliar dolar AS (sekitar Rp142,3 triliun) itu? Apa bedanya BeiDou dengan sistem-sistem satelah global yang sudah ekses bahkan secara global? Dan apakah BeiDou bisa memberikan dampak signifikan terhadap perekomian Cina serta dampak di bidang pertahanan dan keamanan di bidang militer?
Dr. Yang Yuguang, Professor, China Aerospace Science and Insdustry Corporation, mengatakan kepada CGTN dalam program Dialogue, Beta system merupakan konstelasi satelit yang sangat besar sehingga mampu menampung 30 satelit. Sistem ini menawarkan akurasi posisi dan waktu lebih besar yang belum dicapai pada generasi pertama dan kedua.
Dr. Yang menympaikan, untuk generasi pertama sistem ini, teknoogi yang digunakan hanya dua satelit. Fungsinya menyediakan layanan penentuan posisi sebuah titik proyek misalnya. Akan tetapi, pengguna peru mengirim sinyal ke satelit sehingga jumlah pengg generasi kedua menjadi terbatas. Dan awalnya, kami memilih prinsip sangat mirip dengan GPS, GLONASS, dan Galileo. Generasi ketiga ini untuk memberikan layanan kepada pengguna tanpa batas.
“Anda tahu, untuk negara sebesar Cina sangat penting untuk mengembangkan (sistem navigasi) ini. Kami menyebutnya sebagai infrastruktur ruang (spasial) atau wilayah guna memastikan kemanan teritorial. Juga untuk memastikan perkembangan kecanggihan inovasi teknologi.” Cetus Dr. Yang Yuguang.
“Anda tahu, ruang lingkup perekonomian Cina telah meluas ke seluruh dunia, kalau kami menyubutnya sebagai satu desa tunggal (one singgle village). Jadi, itu (BeiDou) sangat penting bagi Cina. Tentu tidak hanya menyediakan infrastruktur ruang dan layanan zona waktu untuk kawasan Asia Pasifik yang disediakan beta system generasi kedua, tetapi di masa yang akan datang, sangat mungkin kami dapat memberikan layanan ke seluruh dunia. Itu akan sangat berguna tidak hanya ke Cina tetapi juga ke seluruh dunia.”
“Sesuai prinsip dasar teknologi navigasi, jika kita bisa memiliki, jika kita mau, penentuan posisi dan waktu yang lebih akurat, Anda seharusnya memiliki lebih banyak satelit, setidaknya empat satelit. Tetapi jika Anda memili bahkan 10 setelit tentu Anda akan memiliki lebih banyak lokasi (data spasial) yang akurat. Anda pun tahu beberapa tahun terakhir para pengembang mengembangkan teknologi seperti Chip yang dapat disematkan pada ponsel dan perangkat lainnya untuk menggabungkan semua sistem sinyal ini bersama-sama.” Tegas Dr. Yang.
Kepada jurnalis CGTN, Dr. Yang menegaskan bahwa, pengguna dimanapun bisa menggunakan dua aplikasi sekaligus kalau mau. Misalnya GPS dan BeiDou diaktifkan dalam waktu bersamaan. Bahkan, di masa depan, kata Dr. Yang, di masa depan emat sistem navigasi ini besa bersatu. Negara-negara seperti India dan Jepang juga sedang mengembangkan sistem navigasi lokal atau regional, selain yang sudah ada seperti GLONASS di Rusia, Galileo di Eropa, dan GPS milik AS ditambah BeiDoe. [asl/timBX]