AUG 01, 2019@13:05 WIB | 760 Views
Bagi banyak orang, gagasan mengetik dengan pikiran Anda mungkin terdengar seperti film-film fiksi ilmiah. Tetapi Facebook ternyata telah membiayai penelitian tentang upaya ini selama beberapa tahun terakhir. Menariknya, itu sepertinya terus dalam perkembangan yang baik.
Minggu ini, divisi penelitian Facebook menawarkan pembaruan pada ambisi ilmiahnya yang berani - ambisi yang mungkin diyakini sebagian orang memiliki potensi untuk memperluas tentakel jejaring sosial Facebook yang luas. Rencana perusahaan tersebut untuk antarmuka komputer pembaca otak yang noninvasif, dapat dipakai, sedang mengalami kemajuan menyusul penelitian terbaru di University of California, San Francisco (UCSF). Ini pada akhirnya dapat memungkinkan mereka yang kehilangan kemampuan untuk menyuarakan kata-kata untuk berkomunikasi secara real time melalui pikiran mereka. Jika terwujud teknoligi ini bakal memberi mereka kesempatan hidup yang sama sekali baru.
Pembaruan pada karya tersebut, yang diterbitkan di Nature pada hari Selasa, mengungkapkan bahwa tim insinyur yang didukung Facebook telah mampu mengembangkan apa yang disebut "speech decoder" yang mampu memahami apa yang ingin dikatakan seseorang melalui analisis sinyal otak mereka.
"Saat ini, pasien yang mederita kehilangan kemampuan bicara akibat kelumpuhan mampu mengeja kata-kata dengan sangat lambat menggunakan gerakan mata residu atau otot berkedut untuk mengontrol antarmuka di komputer," kata ahli saraf, Eddie Chang MD, yang bekerja pada penelitian tersebut, dalam rilis. "Tetapi dalam banyak kasus, informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan ucapan yang lancar masih ada di otak mereka". Nantinya teknologi yang dikembangkan akan memungkinkan mereka untuk mengekspresikannya lebih jauh.
Untuk mencapai tujuannya menciptakan antarmuka otak-komputer yang efektif dan andal, tim Chang, bersama dengan peneliti pasca-doktoral David Moses PhD, melakukan penelitian menggunakan elektroda yang ditanamkan ke otak tiga sukarelawan di Pusat Epilepsi UCSF.
Eksperimen diarahkan untuk mengembangkan suatu metode yang secara instan mengidentifikasi respons lisan relawan yang hanya didasarkan pada aktivitas otak mereka. Setelah banyak upaya, para peneliti mencapai titik di mana mereka dapat melihat - di layar PC - sebuah kata atau frasa yang berasal dari aktivitas otak ketika peserta berbicara.
Namun, pada saat ini, teknologinya hanya mampu mengenali jumlah kata yang sangat terbatas. Tetapi Moses mengatakan bahwa dalam penelitian selanjutnya mereka berharap dapat meningkatkan fleksibilitas serta keakuratan apa yang dapat diterjemahkan dari aktivitas otak.
Chang mengatakan, “dengan kemajuan yang telah kita lihat di lapangan selama dekade terakhir, menjadi jelas bahwa kita mungkin mampu memanfaatkan penemuan ini untuk membantu pasien yang kehilangan kemampuan bicara, yang merupakan salah satu konsekuensi dari kerusakan neurologis, baik melalui stroke batang otak, cedera saraf tulang belakang, penyakit neurodegeneratif, atau kondisi lainnya.”
[Ard/tim BX]