JAN 28, 2019@20:00 WIB | 695 Views
FenSens Berniat Membawa Backup Camera Ke Tiap Kendaraan
Backup camera atau kamera cadangan telah menjadi standar pada mobil keluaran baru, namun syang sekali untuk mobil lama tidak akan mendapatkannya. Startup asal kota Seattle ingin mengubahnya, dan membuat setiap mobil memiliki backup camera tanpa susah menyambungkannya ke mobil.
FenSens, startup beranggota tujuh orang yang berbasis di pinggiran kota Seattle, Woodinville membuat plat frame pintar yang digunakan untuk menyambungkan ke aplikasi smartphone melalui bluetooth yang tersedia untuk platform Android dan iOS. Frame seharga $ 149 atau sekitar Rp 2 jutaan bertugas sebagai sensor parkir yang akan mengingatkan si pengemudi saat mendekati objek.
Perangkat ini tidak membutuhkan kabel dan terpasang seperti halnya plat frame lainnya. Aplikasi ini bisa dikonfigurasikan secara hands free dengan aktivasi suara. Dengan hal ini perhatian si pengemudi menjadi lebih terfokus.
FenSens berencana untuk merilis sepasang backup camera - satu untuk RV dan armada pada bulan Februari dengan harga banderol $ 199 atau Rp 2.8 juta dan versi tenaga surya pada bulan April seharga $ 119 atau sekitar Rp 1.6 juta. Pada bulan Mei, FenSens akan merilis pelacak GPS yang berguna sebagai asisten di jalan atau sinyal pertolongan.
Pada tahun 2017 lalu, FenSens menaikkan pendanaan mereka sebesar $ 500.000 dan berharap bisa mendapatkan lebih banyak pemasukkan, kata CEO Andy Karuza melalui GeekWire.
Andy Karuza mengatakan rata-rata mobil yang berusia sekitar 11 tahun atau 7 dari 10 mobil dijalanan tidak dilengkapi backup camera. Ini mengindiikasikan bakal ada banyak mobil yang akan dipasangkan dengan frame ini.
Karuza melanjutkan dengan mengatakan perusahaan ini telah mendapatkan perhatian dari sejumlah kelompok. Generasi milenial yang sangat akrab dengan smartphone telah menjadi basis pelanggan utama termasuk para maniak mobil klasik yang menginginkan teknologi dimobil mereka tanpa ada perubahan yang mencolok. FenSens juga memiliki basis pelanggan yang lebih tua, beberapa di antaranya bahkan tidak memiliki smartphone.
“Kami membuat orang berusia 80 tahun bisa menggunakan smartphone untuk pertama kali dalam menggunakan produk kami. Beberapa dari mereka memiliki masalah leher, dan mereka tidak ingin menjulurkan leher mereka keluar sepanjang waktu. " [tje/timBX]