APR 23, 2021@16:00 WIB | 900 Views
Bagi banyak orang menggunakan Google Maps suatu kebutuhan saat hendak mencapai tujuan dalam waktu paling singkat. Bagi sebagian lagi untuk membantu menemukan arah jalan untuk sampai pada titik tujuan.
Faktanya, terkadang rute tercepat bisa jadi tidak selalu menjadi rute terpendek. Ini lantaran rute tercepat barangkali membawa pengemudi ke jalan raya yang mungkin jaraknya lebih jauh, tetapi karena kurangnya lalu lintas, pengemudi bisa mencapai lebih cepat.
Kendati demikian, seperti dalam laporan Autoevolution, 0dalam pembaruan Google Maps, Google akan mengubah algoritme yang digunakannya untuk menghitung rute. Ini berarti bahwa alih-alih menetapkan rute tercepat yang memungkinkan, Google sekarang akan mencoba menemukan rute yang paling hemat bahan bakar bagi pengemudi.
Misalnya, jika Google menentukan bahwa rute tercepat dan paling hemat bahan bakar memiliki perkiraan waktu kedatangan yang sama, Google Maps akan memilih opsi yang lebih ramah lingkungan. Namun, Google tidak akan memaksakan hal ini kepada semua orang karena pengguna masih memiliki opsi untuk memilih apakah mereka menginginkan rute tercepat atau yang paling ramah lingkungan.
Ini merupakan pembaruan yang menarik karena efisiensi bahan bakar dapat ditentukan oleh banyak faktor. Seorang pengemudi dengan kaki yang berat atau yang mengerem terlalu keras dan secara tidak perlu masih dapat mengonsumsi lebih banyak bahan bakar pada apa yang disebut rute hemat bahan bakar.
Terlepas dari apapun itu, setidaknya Google telah berusaha memberikan opsi kepada pengguna. [asl/timBX]