NOV 06, 2018@10:25 WIB | 1,915 Views
Plus | Minus |
Kinerja gesit Mampu menjalankan game apa saja Refresh rate 144Hz VR Ready | Cepat panas Cap jari membekas di bodi Baterai kurang militan |
Hiburan menjadi salah satu kebutuhan yang penting untuk dipenuhi, salah satunya adalah dengan bermain game. Masalahnya adalah, untuk mendapatkan pengalaman bermain game yang terbaik, dibutuhkan perangkat dengan spesifikasi “monster”.
Acer Predator bukan pemain baru dalam dunia gaming. Pabrikan Taiwan ini termasuk getol menyediakan perangkat gaming dengan nama Predator. Nah, beberapa waktu lalu, Acer memperkenalkan laptop Acer Helios 300.
Salah satu keunggulan yang ditawarkan laptop adalah mobilitasnya yang tinggi. Pengguna tak perlu lagi mesti terpaku pada satu tempat hanya untuk sekadar bermain game. Nah, bagaimana kesan Blackxperience selama menggunakan Acer Helios 300 ini? Simak ulasan berikut ini!
Desain
Sejak pertama kali diperkenalkan, saya sudah berpikir bahwa laptop ini akan memiliki dimensi yang tebal. Bagaimana tidak, laptop ini harus memuat sejumlah hardware, termasuk kipas dan sistem pendingin yang terdapat pada sebuah perangkat gaming.
Acer Predator Helios 300 hadir dengan bodi berbalut alumunium. Warna hitam mendominasi laptop satu ini. Di bagian luar, terdapat logo Predator berwarna silver, sementara di kanan dan kiri logo tersebut, ada ornamen merah. Sayangnya list merah ini tidak bisa menyala ketika laptop digunakan.
Sayangnya, bodinya mudah sekali meninggalkan cap jari, apalagi dalam kondisi sedikit berkeringat atau berminyak. Butuh usaha sedikit ekstra untuk dapat mengembalikannya seperti semula.
Ketika membuka laptop ini, saya terkesan dengan kekokohan layarnya. Terasa sedikit berat, namun menyiratkan ketahanan yang baik. Acer memberikan keyboard numeric dengan tombol ASWD berwarna merah. Di balik keyboardnya bersemayam LED yang akan menyala begitu keyboard ditekan.
Mengetik menggunakan Acer Helios 300 dapat dilakukan dengan nyaman, pun juga ketika digunakan untuk bermain game. Tekanan keyboard akan terasa di ujung jari untuk mendukung pengalaman bermain game yang lebih baik.
Sayangnya, saya mengalami kendala dengan tombol NumLock. Tombol yang letaknya persis di sebelah Backspace kerap tertekan. Meski begitu, hal ini tidak mengurangi kenyamanan menggunakan keyboard Acer Helios 300 untuk mengetik dan bermain game.
Layarnya berukuran 15,6 inci dengan rrfresh rate 144Hz. Hasilnya, gambar berhasil ditampilkan dengan mulus. Kualitas warnanya juga baik. Secara umum, memandang layar Acer Predator Helios 300 sangat nyaman meski dilakukan dalam waktu yang lama.
Setali tiga uang dengan bagian luar, di sisi dalam bahan metal juga hadir. Kendalanya pun masih sama. Cap jari kerap membekas di bagian ini. Saya sendiri merasa tidak terlalu masalah dengan adanya cap jari. Namun cukup mengganggu bagi yang tidak suka.
Touchpadnya sangat nyaman dan presisi ketika digunakan. Tidak terlihat adanya pemindai sidik jari di touchpad Acer Predator Helios 300. Sebenarnya agak disayangkan Acer tidak menghadirkan fitur fingerprint pada laptop sekelas Helios 300.
Di bagian belakang, terdapat lubang kipas dengan aksen merah yangsangat kentara. Bagi saya, penampilannya menambah kesan kokoh dan sangar laptop satu ini. Perlu diperhatikan, meski terlihat ada dua lubang, nyatanya hanya satu yang berfungsi. Sebelahnya justru tertutup.
Fitur
Acer Predator Helios 300 menawarkan enam lubang konektor, empat di sebelah kiri sedangkan tiga lainnya ditempatkan di sisi kanan. Di sisi kiri terdapat lubang konektor RJ-45, USB Type-C, HDMI dan USB 3.0. Di samping keempat konektor tersebut, ada juga sebuah slot card reader.
Berpindah ke sisi kanan, ada dua slot konektor USB. Lubang charger dan lubang jack 3,5mm juga ditempatkan di sini kanan. Laptop ini tidak memilki optical disk drive. Toh untuk keperluan bermain game, sudah ada banyak platform di mana penggunanya bisa membeli game, misalnya Steam. Walhasil, keberadaan optical disk drive nampaknya bukan menjadi hal krusial lagi.
Jujur saja, kualitas speakernya menurut saya termasuk biasa. Saat dicoba untuk memainkan musik dengan volume maksimal, suara yang dihasilkan cenderung pecah pada beberapa bagian. Tapi hal ini masih bisa dimaklumi. Kalau untuk sekadar menonton dan mendengarkan musik, kualitas speakernya masih bisa dimaafkan. Namun jika ingin bermain game, saya sarankan menggunakan headphone.
Performa
Statusnya sebagai sebuah laptop gaming membuat Acer Predator Helios 300 hadir dengan spesifikasi tinggi. Terdapat prosesor intel Core i7 dengan kecepatan 2.2 GHz. RAM 16 GB diberikan dalam laptop ini. Tak hanya itu, Acer Helios 300 juga hadir dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX1060 6 GB GDDR5.
Laptop ini mampu mengeksekusi banyak game dengan baik, apalagi dengan kemampuan refresh rate layarnya hingga 144Hz. Gerakan dalam game mampu ditampilkan dengan mulus. Ada dua game yang saya coba, PUBG dan The Witcher. Keduanya butuh spesifikasi mumpuni agar dapat dimainkan dengan pengaturan maksimal.
Acer Helios 300 berhasil memainkan The Witcher 3 dengan pengaturan maksimal dengan baik. Untuk mencapai 60 fps bukan hal yang sulit dilakukan laptop ini. Detil dalam game ditampilkan dengan jelas. Gerakan dalam game berhasil dieksekusi dengan mulus, bahkan dalam beberapa scene yang “padat” render.
Demikian juga dengan PUBG. Adapun saya menggunakan emulator buatan Tencent untuk memainkan PUBG Mobile. Kualitasnya jelas tidak diragukan. Meraih 60 fps sudah menjadi perkara mudah. Detil juga ditampilkan dengan baik.
Sayangnya, entah mengapa, ketika laptop ini tidak tersambung dengan charger kualitas grafis dan kemampuan render Acer Helios 300 berkurang. Dua game di atas saya uji dalam dua kesempatan, yakni ketika menggunakan charger dan tanpa charger. Perbedaan yang dihasilkan cukup signifikan. Performa Acer Helios 300 meningkat drastis ketika disambungkan dengan sumber listrik.
Yang sangat saya sayangkan dari laptop ini adalah daya tahan baterai. Selama menjajal Acer Helios 300, baterainya kerap kedodoran. Dipakai untuk mengetik dan browsing hasilnya hanya bertahan selama kurang lebih dua jam saja. Selebihnya saya harus mengisi baterainya.
Meski hadir dengan sistem pendingin, nyatanya laptop Acer Predator Helios 300 cepat sekali panas ketika digunakan, meskipun saya tidak bermain game. Untungnya hal ini bisa disiasati dengan mengatur putaran kipas di dalamnya melalui Predator Sense.
Hasil benchmark menggunakan 3DMark Time Spy menunjukkan angka rata-rata 4019 dengan kondisi menggunakan charger. Hasilnya akan berkurang sepertiga jika tidak menggunakan charger.
Pengalaman bermain game jelas sangat mengasyikan menggunakan Acer Predator Helios 300. Hanya saja posisinya yang sangat mendatar cukup melelahkan tangan jika dipakai bermain terlalu lama. Untungnya hal ini dapat disiasati dengan menggunakan alat tambahan untuk membuat sudut kemiringan tertentu.
Untuk kinerja harian, laptop ini sangat nyaman digunakan. Keyboard-nya empuk dan sensasi menekan tutsnya begitu kentara. Touchpadnya sangat responsif. Hadirnya spesifikasi mumpuni membuatnya juga mampu menjalankan editing foto menggunakan Adobe Photoshop. Kendalanya kembali lagi ke daya tahan baterai. Menurut saya kurang militan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Acer Predator Helios 300 merupakan laptop yang layak untuk dimiliki, terutama jika Anda fokus bermain game namun memiliki budget terbatas. Kualitas grafisnya sangat bisa diandalkan. Layarnya jernih dan mampu menerjemahkan gambar dengan baik. Mata tidak cepat lelah ketika memandang layar Acer Predator Helios 300.
Desainnya memang tidak terlalu ‘wah’ untuk sebuah laptop gaming, tanpa adanya ornamen RGB di bagian bodi. Namun build quality-nya sangat kokoh. Engselnya sukses menghadirkan kesan kokoh laptop ini.
Acer Predator Helios 300 dibanderol seharga Rp23.999.000. [Trd/timBX]