JUL 10, 2020@14:30 WIB | 1,087 Views
Dunia mengalami masalah yang sama yakni meningkatnya polusi udara. Apalagi di negara-negara padat penduduk dengan ekonomi industri yang besar seperti Cina dan India menjadi wilayah dengan kualitas udara terendah selama ini. Di negara-negara dengan kualitas udara yang lebih baik, kabut asap dan polusi tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak-anak, orang tua, dan orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu alias imun tubuhnya rendah.
Kini yang tambah mengkhawatirkan adalah risiko penyebaran Covid melalui udara. Banyak orang bertanya, apakah Air Purifier dalam ruangan mampu menyelesaikan—setidaknya mengurangi—masalah-masalah tersebut, khususnya mencegah penyebaran Covid? David Priest, penulis di bidang smart home technology and appliances untuk CNET memberikan beberapa jawaban berdasarkan hasil uji dan wawancara dengan para pakar.
David Priest mengaku telah menguji selusih Air Purifier terkemuka di pasaran, wanwancara inten dengan spesialis, serta telah membaca puluhan studi terkait masalah ini.
“Apakah pembersih udara benar-benar berfungsi?” Salah satu pertanyaan online terpopuler sekaligus pengingat para konsumen untuk membaca secara cermat perangkat Air Purifier. Untuk itu—juga karena beberapa alasan, pengembang Air Purifier tidak dizinkan mengiklankan perangkat mereka sebagai produk kesehatan di Amerika Serikat. Alasan paling mendasar ialah karena produk tersebut tidak memberi manfaat secara langsung. Alih-alih mengklaim hasil kesehatan optimal, iklan purifier biasanya fokus pada zat-zat berbahaya di udara dan bagaimana perangkat itu menyaring setidaknya menguranginya.
Jawaban untuk pertanyaan di atas adalah ‘iya’, air purifier umumnya efektif menyaring partikel-partikel di udara. Apalagi jika perangkat menggunakan filter HEPA. Namun sebagian besar kita punya mekanisme menyaring udara secara efektif yakni sistem pernafasan. Jadi air purifier ini bisa menjadi salah satu alat dalam upaya mencegah penyebaran covid melalui udara.
Persis seperti yang ditunjukkan oleh ahli mikrobiologi dan Vice President of Scientific Communications at the American Council on Science and Health Dr. Alex Berezow di postingan blog-nya, "Hidup dalam kantung udara kecil di paru-paru (alveoli) adalah sel-sel kekebalan yang dikenal sebagai makrofag. Si "Pemakan besar" melahap bakteri, virus, jamur, dan apa pun puing-puing lain yang terjadi untuk menemukan jalannya ke paru-paru."
Singkatnya, pemurni udara memang bekerja, itu pun jika tinggal di lingkungan sangat tercemar atau Anda atau anak-anak Anda memiliki kelainan imun, mungkin tidak memerlukannya lagi.
Apakah Hal itu juga berlaku untuk Covid-19, asap dari kebaran, atau polusi lainnya?
Filter HEPA adalah standarisasi sebagian besar filter air purifier yang dijual di AS. Guna memenuhi standar, filter harus menghilangkan 99,97% partikel berukuran 0,3 mikrometer (ukuran yang sangat sulit untuk disaring). Filter HEPA biasanya lebih efektif dengan partikel yang lebih besar. Serbuk sari, partikel asap, dan tetesan aerosol yang dapat mentransmisikan Covid-19 dapat disaring dari udara dengan filter ini. Sebab itu, jangan hanya mengandalkan air purifier untuk melindungi diri jika tinggal dengan orang yang terinfeksi Covid-19.
“Ketika saya bicara di telepon dengan Dr. Richard Shaughnessy, direktur Indoor Air Research University of Tulsa, dia mengatakan penularan Covid-19 biasanya terjadi karena kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Jika Anda duduk di sofa dan mengobrol dengan seseorang yang terinfeksi, pembersih udara di seluruh ruangan tidak akan menghilangkan semua partikel berbahaya yang dihembuskan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menjangkau Anda.”
Haruskah Khawatir dengan Jenis Air Purifier yang Mengeluarkan Ozon?
Tiga motode filter air purifier terpopuler pembersih udara antara lain: Perangkat HEPA pelenyap partikel di udara melalui filter yang dirancang khusus dan telah distrandarisasi; filter karbon aktif penghilang bau dan gas polutan; kemudian pemurni ionik penghasil ion yang melekat dengan partikel. Untuk cara kerja pemurni ion ini bermacam-macam. Nah, Air Purifier terdahulu yang memproduksi ozon dalam beberapa tahun telah diupgrade sehingga tidak lagi melepaskan ozon yang signifikan di dalam ruangan.
Secara umum, penulis menyarankan untuk menghindari air purifier ionik sebab secara harga pun kurang efektif. Jika pun ingen benar-benar memilikinya, pastikan produkt tersebut telah tersertifikasi oleh dari Underwriters Laboratories atau California EPA, yang menyatakan bahwa perangkat tidak mengeluarkan ozon.
Siapakah yang mendapat manfaat air purifier?
Penulis menyebut, penelitian yang dilakukan cukup rumit. Tapi yang pasti menerima manfaat air purifier dengan filter HEPA ialah anak-anak penderita asma. Elizabeth Matsui, professor of population health and pediatrics di Sekolah Kedokteran Dell University of Austin, telah meneliti penggunaan air purifier di rumah anak-anak yang menderita asma.
Professor mengatakan, pembersih udara HEPA mengurangi partikel hingga 25% -50% di dalam rumah. Lingkungan yang bersih dan berventilasi baik—tentu juga perawatan medis—jauh lebih penting daripada air purifier yang mahal. "Air purifier adalah alat yang sangat membantu anak-anak yang menderita asma, tetapi air purifier tidak akan mengurangi kemungkinan anak-anak terserang asma.” Kata Dr. Matsui. Dari premis tersebut, bisa dinyatakan bahwa air purifier hanyalah alat bantu pencegahan tersebarnya covid-19 melalui udara. Artinya tidak ada jaminan dengan menggunakan air purifier bisa berbebas dari Covid-19.
Bagaimana cara mendapatkan air purifier yang ideal?
Ada banyak air purifier yang telah beredar di pasar. Beberapa air purifier benar-benar sangat efektif mengingat label harganya yang wajar. [asl/timBX]