FEB 03, 2020@09:49 WIB | 1,422 Views
Dari berbagai aspek dalam sebuah film, bagian akhir merupakan salah satu hal terpenting. Akhir yang ideal tidak hanya merangkum plot dari sebuah film, namun juga dapat menggiring penonton untuk kembali mengingat tema utama dari film, dan merupakan kesempatan terakhir bagi pembuat film untuk memberikan satu premis emosional yang kuat sebelum film usai. Akhir yang sempurna dapat menggenapkan maupun menghancurkan film. Itulah sebabnya penulis skenario dan sutradara sering membuat beberapa opsi berbeda sebelum menentukan bagian akhir dari sebuah film; alasannya karena sulit untuk menyimpulkan cerita dengan jelas dan detail kecil dapat membuat perbedaan besar ketika film dirilis.
Meskipun tidak banyak yang mengadopsi film dengan dua akhir berbeda, namun tren di industri perfilman ini telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Seperti pada 'Bandersnatch', film dari serial kenamaan Black Mirror yang sempat viral karena antusiasme dari penonton ketika dihadirkan pengalaman menonton yang berbeda. Penonton dapat memutuskan sendiri cerita dari karakter utama di serial ini yang akhirnya akan memberikan cerita dan ending yang berbeda. Keputusan kreatif dan eksperimental juga sangat mungkin untuk produksi film dengan skala kecil seperti film pendek, dan hal tersebut telah menginspirasi Angga Dwimas Sasongko dalam menciptakan film berjudul 'Menanti Keajaiban'. Melalui film pendek barunya ini, Angga Dwimas Sasongko tidak hanya bereksperimen dengan kamera yang digunakan untuk merekam adegan dalam film, tetapi juga pada alur cerita.
“Kami sangat senang ‘Menanti Keajaiban’ mendapatkan respons positif pada awal perilisan. Penonton tidak hanya menikmati alur cerita yang kami bawa, tapi juga mengapresiasi fakta bahwa film ini diambil hanya dengan menggunakan smartphone. Itu sebabnya kami membawa versi baru dari film ini dengan akhiran alternatif. Ini semua dihasilkan dari sesi brainstorming saya dengan Piyu (Padi Reborn) di mana kami memiliki dua gagasan berbeda tentang bagaimana kami memandang ‘jalan kehidupan’ “, jelas Angga.
Bedanya dengan yang pertama kali rilis dengan yang terbaru, penonton akan melihat bagaimana karakter utama 'menyerah' di jalan hidupnya. Sementara di versi yang terbaru ini, karakter utama akan ada campur tangan sebagai penulis / pencipta. Film yang dirilis pertama kali ini membuat penonton kagum dengan alur cerita dan Angga tentunya berharap rilis film versi terbaru ini akan membuat mereka lebih terpesona. ‘Menanti Keajaiban’ akan dirilis di channel YouTube Visinema Pictures, iFlix, Kaskus TV, dan juga channel Huawei Mobile Indonesia pada 30 Januari 2020.
‘Menanti Keajaiban’ adalah proyek film pendek karya Angga Dwimas Sasongko untuk Huawei Film Awards bekerja sama dengan Padi Reborn. Proyek ini bertujuan untuk menginspirasi para pembuat film yang bercita-cita tinggi untuk mengejar hasrat mereka dengan langkah sederhana yang dapat dimulai hanya dengan menggunakan smartphone. Huawei Film Awards merupakan festival Asia Pasifik yang didedikasikan untuk merayakan hasil karya menggunakan ponsel Huawei, dengan tujuan untuk menemukan dan mendukung bakat para pembuat film muda. Saat ini kompetisi tersebut masih terbuka untuk diajukan hingga 25 Februari 2020.[prm/timBX]