OCT 30, 2021@10:00 WIB | 704 Views
Selain isu emisi, alasan kandasnya populasi motor 2 tak yang sempat mengecap era keemasannya di tahun 90an menjadi bahasan yang sangat menarik di tengah bangkitnya tren motor mesin dua langkah ini yang kian menanjak di tahun 2021. Harga motor 2 tak yang melambung tinggi hingga ratusan juta, dengan sejarah balap kini menjadi simbol gaya hidup anak muda sebagai koleksi atau kendaraan hobi prestisius.
Digawangi Boy Prabowo, BlackTalks kali ini mengundang dua orang narasumber yang merupakan pemain motor 2 tak di jamannya hingga saat ini. Ada Arif Rahman yang sempat merasakan balap di Sirkuit dan Sandya Fakri yang sempat jadi dedengkot komunitas skuter 2 tak.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai motor bermesin dua langkah, Boy mempertanyakan mengapa motor jenis ini dianggap masyarakat luas mengganggu, selain tentunya karena kenyataan bahwa emisi yang dihasilkannya dapat merusak lingkungan jika semakin banyak orang menggunakannya. Arif mengindikasikan jika, selain asap, mungkin suara selongsong gas buang yang nyaring alias knalpot adalah salah satu sebabnya. “Ya, ibaratnya suara cempreng, mungkin bikin polusi suara.” Tuturnya.
Senada dengan Arif, Fakri juga menganggap jika suara knalpot dua tak memang cukup menimbulkan kebisingan bahkan terkadang memancing emosi. “Rasanya kalau gua disalip motor dua tak itu panas Boy.”Ujarnya sambil tertawa.
Masuk ke motor 2 tak favorit narasumber, Arif menyampaikan jika motor andalannya saat keemasan 2 tak di Indonesia adalah bebek ayam jago seperti Honda Nova Dash dan Yamaha 125Z. “Gua emang dari dulu ga suka yang bebek banget kayak Force 1 atau Satria, lebih suka yang ayam jago, balap banget, laki banget mesin tegak.” Ungkapnya.
Lanjut ke fakta bahwa motor 2 tak kini kembali hits dan bangkit dengan harga yang fantastis, Arif menanggapi jika memang semua itu ikut hukum pasar, barang sedikit bahkan sudah tidak diproduksi lagi jadinya langka dan harga melambung. “Ya itu memang karena prinsip ekonomi aja, karena dari dulu juga Vespa Congo klasik juga kena goreng.”
Walaupun semacam mati suri, sesungguhnya teknologi mesin 2 tak masih berkembang dan saat ini lebih ramah lingkungan memenuhi standar internasional Euro 3. Menanggapi hal ini Fakri berpendapat jika dengan adanya standarisasi aman lingkungan membuat mesin 2 tak tidak seperti 2 tak lagi yang biasa kita bawa.”
“Gua pernah nyoba Aprilia yang udah Euro 3, tapi kayaknya semakin ramah lingkungan semakin ga enaka bawanya, kayak ada yang nahan gitu, ya mending beli motor 4 tak sih.”Tambah Arif
Sekarang tren modifikasi 2 tak juga merambah ke part racing Moto GP untuk motor seperti Kawasaki Ninja. “Tren modif 2 tak sekarang Boy, pada ke arah Moto GP, Moto 3 dengan parts copotan atau pun baru, dan yang lebih sadisnya seringkali part copotan itu lebih mahal dari motornya itu sendiri, ya namanya barang asli racing.”Ungkap Fakri.
Walaupun sekarang teknologi 4 tak berkembang pesat melampaui 2 tak tapi menurut kedua narasumber “Bedalah sensasinya 2 tak, walau ketinggalan jaman tapi 2 tak selalu di hati.” Tutupnya. [leo/timBX]