NOV 09, 2020@08:00 WIB | 1,525 Views
Sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, apakah pernah terlintas di benak Anda, apa jadinya bila dunia hanya dipenuhi oleh wanita atau pria saja? Menjawab rasa penasaran Anda, penulis kenamaan Jepang, Haruki Murakami, membagikan tujuh kisah fiksi yang dirangkum dalam buku berjudul Men Without Women.
Haruki Murakami sendiri lahir di Kyoto Jepang, pada tahun 1949, dibesarkan di Kobe dan kemudian pindah ke Tokyo. Novel pertamanya, Hear the Wind Sing, memenangkan Gunzou Literature Prize untuk penulis pemula pada tahun 1979. Dia mengikuti kesuksesan ini dengan dua sekuel, Pinball pada 1973 dan A Wild Sheep Chase yang semuanya membentuk ‘Mouse Trilogy’.
Dirilis pada April 2014 dalam 288 halaman, buku Men Without Men berisikan kumpulan cerita pendek yang mempesona. Ini bahkan disebut-sebut sebagai sebuah karya fiksi besar dari Haruki Murakami yang begitu dicintai dan diakui secara internasional. Penerimaan ini mengikuti buku terlaris pertamanya berjudul Colorless Tsukuru Tazaki dan His Years of Pilgrimage.
Tiga tahun berselang sejak penerbitan dalam bahasa Jepang, buku berjudul asli Onna No Inai Otokotachi lalu diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Men Without Women. Bercerita tentang pria yang kehilangan wanita dalam hidup mereka, biasanya karena pria lain atau kematian. Judulnya sama dengan kumpulan cerita pendek Ernest Hemingway.
Di tujuh kisah, Haruki Murakami membawa kekuatan pengamatannya untuk menanggung kehidupan orang-orang, yang dengan cara mereka sendiri menemukan diri mereka sendiri. Berikut adalah para dokter yang mabuk cinta, pelajar, mantan pacara, aktor, bartender, dan bahkan Gregor Samsa dari Kafka. Juga termasuk kisah kucing yang menghilang dari bar berasap, hati yang kesepian dan wanita misterius, bisbol dan The Beatles, semuanya dijalin bersama untuk menceritakan kisah yang berbicara kepada semua pembaca.
Ditandai dengan humor masam yang mewarnai seluruh karyanya, dalam koleksi ini Murakami menciptakan karya klasik kontemporer lainnya. Buku ini mendapat penerimaan yang baik dengan sejumlah ulasan positif.
The Washington Post menuliskan “Memukau …Haruki Murakami adalah master dari misteri terbuka.” Atau dari The Boston Globe yang mengatakan, “Murakami klasik… Suaranya dingin, tenang, jenaka, bercirikan perpaduan aneh antara imajinasi dan kepedihan, kecerdasan dan kedalaman, tidak kehilangan kekuatannya untuk mengganggu ketenangan bahkan saat itu menghibur.”
Penghargaan terbaru dari sekian banyak penghargaan sastra internasional yang diterima sang penulis adalah Jerusalem Prize, yang sebelumnya pernah menerima penghargaan J.M Coetzee, Milan Kundera dan V.S Naipaul. Karya Murakami hingga saat ini telah diterjemahkan ke lebih dari lima puluh bahasa. [yub/asl/timBX] berbagai sumber