NOV 19, 2020@18:00 WIB | 976 Views
Drift adalah nama teknik pembawaan mobil dimana pengemudi mengendalikan oversteer dan membuat manuver sehingga mobil meluncur dalam kondisi miring. Nah, beberapa tahun belakangan, aktifitas ini jadi hype dan cukup digemari selain karena selain memacu adrenalin juga karena keindahan geraknya.
Layaknya balap, selain memperuncing skill dan insting, mobil yang digunakan juga khusus alias harus dirombak ala spesifikasi drift yang meliputi tenaga, kaki-kaki, dan pengereman. Karena juga cukup berbahaya bagi pengendara maupun pengguna jalan lain, wadah dan pelatihan drifting diperlukan bagi Blackpals yang ingin menekuninya. Edutown Arena Orange Racing School adalah wadah bagi tak cuma penggemar drift namun lebih luas Gymkhana dan slalom untuk berlatih, belajar dengan teknik yang benar.
Dinaungi Orange Racing Comitee dengan Amroe Wahyudi sebagai pimpinannya, EARS memiliki misi menjadi wadah peminat drift, slalom dan aktifitas sejenis untuk dapat saling berbagi dan saling belajar di tempat yang tepat dan dengan cara yang benar.
Sebagai sekolah drift dan slalom, EARS memiliki dua program inti yaitu short couse dan class di mana diperuntukkan bagi mereka yang awam dan basic. Kedua program adalah one day course di mana jika short course, siswa akan diberikan materi dasar drift, simulasi menggunakan drift simulator dan berakhir dengan praktek langsung. Sedangkan pada Class of Drift, siswa semakin ditantang untuk mempelajari drift secara langsung di dalam mobil bahkan bila ada yang berminat bisa belajar sampai mahir dan bergabung dalam kejuaraan.
Di EARS ada dua coach, Lucky Reza dan Valentino Ratulangi yang keduanya adalah professional drifter. Tak hanya dilatih oleh drifter berpengalaman dan berprestasi, standar pengajaran dan keamanan di EARS sangat dijaga, sehingga nantinya siswa saat usai kelas setidaknya dapat melakukan drift dengan benar. Berlokasi di Edutown Arena dengan luas kasar 1,2 hektar dan arena drift 90m2 siswa dapat belajar drifting tanpa takut bereksperimen dan membahayakan pengendara lain.
Berbicara lebih jauh mengenai drifting, Lucky menyampaikan jika dalam penjurian kompetisi drift ada dua babak, pertama single run drifting dalam lintasan dan yang kedua adalah tandem bersama kompetitor lain. "Dalam drift ada tiga pakem yang akan dinilai yaitu line atau arah mobil, angle atau sudut oversteer, dan terakhir agresifitas,” ujar Lucky yang juga tergabung dalam komisi drift IMI.
Untuk basic move dalam drifting ada pola dasar yang bisa dipelajari terlebih dahulu yaitu putar stir, injak kopling, tarik handbrake dan lepas setir. "Semuanya butuh latihan dan feeling yang nanti akan terbentuk sendiri, practice makes perfect." Sedangkan untuk terjun lebih dalam tentunya Blackpals butuh mobil khusus drift dan menurut Lucky minimal biaya modifikasinya tak lebih dari satu juta rupiah saja, di luar mobil tentunya. “Pertama kita baiknya pilih mobil yang rendah, bisa sedan, bisa hatchback yang penting jenis penggerak roda belakang, lalu lakukan las pada gardan sehingga nantinya roda dapat berputar bersamaan, that’s it,” ungkapnya.
Namun tentu menurutnya kalau mau lebih serius, pemilihan mobil berperforma lebih tinggi bisa dilakukan minimal 120 WHP dengan torsi minimal 80 newton meter. Penambahan angle kit dan penggunaan LSD (Limited Slip Differential) juga disarankan untuk performa "ngesot" yang optimal. Tak lupa sisi keamanan juga perlu diperhatikan jika ingin serius menekuni drifiting, termasuk menambah roll bar 6 titik, pergantian kursi standar dengan bucket seat dan seat belt 4 titik.
Untuk keamanan pribadi kita butuh racing suit lengkap termasuk sepatu, helm dan sarung tangan. Menutup pembicaraan, Lucky mengungkap jika "drifting memiliki manfaat yang cukup banyak, selain kesehatan, mentalitas, daya saing dan daya juang juga turut terbangun," pungkasnya. [leo/timBX]