APR 11, 2023@13:32 WIB | 502 Views
Walaupun sudah menyatakan bubar dari 2021 tapi duo elektronik, Daft Punk tidak pernah menyebut alasan utamanya. Kini di 2023 Thomas Bangalter salah satu anggotanya mengungkapkan alasan sebenarnya.
Michael menyebut kebangkitan teknologi dan kecerdasan buatan di dunia adalah salah satu penyebab ia dan Guy-Manuel de Homem-Christo tidak melanjutkan proyek Daft Punk.
Pada awalnya di 1993, proyek Daft Punk buatannya ingin menciptakan konsep bermusik dengan mesin. Konsep ini termasuk penampilan dengan menggunakan helm robot. Tapi lambat laun Michael merasa kini perannya berbalik manusia sudah tergantikan mesin di semua lini.
"[Sebagai Daft Punk] kami mencoba menggunakan mesin-mesin ini untuk mengekspresikan sesuatu yang sangat mengharukan yang tidak dapat dirasakan oleh mesin, tetapi dapat dirasakan oleh manusia. Kami selalu berada di sisi kemanusiaan dan bukan di sisi manusia teknologi," kata Thomas kepada BBC.
"Sebanyak saya mencintai karakter ini, hal terakhir yang saya inginkan, di dunia tempat kita tinggal, pada tahun 2023, adalah robot." Ia melanjutkan, Daft Punk adalah tentang manusia yang menguasai mesin sedangkan real-life sekarang mesin sudah mendikte manusia untuk berbuat sesuatu.
Tentang mengapa penting untuk menjaga suasana misteri bagi Daft Punk dengan mengenakan helm android, dia menambahkan,"Daft Punk adalah proyek yang mengaburkan batas antara realitas dan fiksi dengan karakter robot ini. Itu adalah poin yang sangat penting bagi saya dan Guy-Manuel untuk tidak merusak narasi saat itu terjadi."
Daft Punk merilis album terakhir mereka, 'Random Access Memories' - yang menampilkan Nile Rodgers dan Pharrell - pada tahun 2013, dan terbukti sukses secara kritis dan komersial.
Duo ini menang dalam beberapa kategori di Grammy Awards 2014, termasuk Album Terbaik Tahun Ini, Album Dance/Electronica Terbaik, dan Album Direkayasa Terbaik. {wic/timBX].