DEC 10, 2021@15:30 WIB | 1,142 Views
Kurono Tokyo mengeluarkan arloji “Grand” lain mulai kemarin. Arloji ini kembali dibuat dengan dial Urushi berlapis dan dihias dengan berbagai ornamen lukisan tangan. Menurut Kurono Tokyo, jam tangan Grand: Hagane “dibuat tangan satu per satu oleh seniman perempuan di Kyoto yang mewarisi teknik lacquer Jepang gaya Kyoto.”
Desain Grand: Hagane sendiri didasarkan pada Tamahagane, sebuah besi berkualitas tinggi yang dipakai untuk membuat pedang Jepang. Menurut website Kurono Tokyo, besi ini diproduksi berdsarkan tradisi kuno Jepang dan hasilnya adalah pedang Jepang yang “sulit dihancurkan, tidak melengkung, dan sangat tajam.”
Hal ini menjadikan desain Urushi jam tangan Grand: Hagane memiliki dial berwarna amber gelap dengan pola yang terisnpirasi dari “pola tobiyaki yang langka dan berbeda” terlihat dari gaya Hitatsura dalam pembuatan pedang Jepang. Desain oleh Hajime Asaoka ini juga memiliki makna “memutar lingkungan dan emosi negatif menjadi akhir yang positif.” Hal ini karena Tamahagane juga sering dibawa sebagai jimat keberuntungan berdasarkan maknanya.
Proses pembuatan jam tangan ini memiliki angka kegagalan yang tinggi dalam proses Quality Control (QC). Berdasarkan penjelasan di website mereka, hal ini disebabkan karena proses pembuatan yang kompleks saat proses memoles. Secara lebih lengkap, mereka menulis, “Untuk memoles, mereka pertama mencari potongan kecil batu bara yang murni. Kemudian, dialnya dipoles hanya dengan ujung jari manusia. Pekerjaan ini sangat lembut hingga sedikit perbedaan di ujung jari saja akan merusak dial, dan artinya harus dibuat ulang dari awal.”
Setelah itu adalah melapisi dial dengan lacquer. Lacquer Kyoto diturunkan dari teknik yang diperkenalkan dari Dinasti Tang saat periode Nara (710-794). Teknik ini diwariskan turun temurun selama lebih dari ratusan tahun berdasarkan keunikan astetik Kyoto sendiri. Urushi lacquer menyerap air dari udara dan membuatnya semakin keras. Di saat yang sama, permukaannya juga menjadi licin dan mengkilat. Lapisan pun bisa semakin kuat dibandingkan awal hasil pembuatan.
Lacquer yang dipakai kali ini adalah lacquer hitam bernama Roiro. Roiro dicat berlapis berkali-kali dan kemudian dipoles. Hal ini menjadikan desain Tamahagane sedikit transparan. Lapisan ini juga terlihat seperti basah dan menampilkan berbagai ekspresi pola Tama-koh di bawahnya yang bisa berbeda tergantung refleksi cahaya.
Kurono Tokyo Grand: Hagane dibuat dengan case berbahan 316L stainless steel dan berukuran 37 mm. Kaca atasnya memakai bahan kristal sapphire dan casebacknya screw-in dengan kaligrafi Koji di atasnya. Bergerak dengan mesin 4Hz MIYOTA Premium Automatic movement 90S5 buatan Jepang, power reservenya mencapai 40 jam dan bertahan di kedalaman air hingga 30 meter.
Karena sulitnya proses pembuatan Grand: Hagane, jam tangan satu ini hanya akan diproduksi dalam jumlah ratusan tetapi tidak disebutkan berapa jumlah pastinya. Jam tangan satu ini juga tidak akan diproduksi ulang. Di kotak pembelinya nanti, akan dituliskan nomor seri dan nama pembelinya. Harga Kurono Tokyo Grand: Hagane ditetapkan 358.500 yen atau $3,171 (sekitar Rp 45 juta). [eve/zz/timBX] berbagai sumber