APR 29, 2020@14:55 WIB | 1,327 Views
Siapa yang tidak kenal dengan Supreme? Merk yang digilai oleh para pecinta seni, fashion atau lifestyle. James Jebbia pertama kali memperkenalkan nama ini ke publik lewat store pertama yang terletak d Lafayette Street, Manhattan pada 1994. Awalnya, Supreme adalah store yang mengangkat kultur street-wear dan skateboarding yang berkembang di Amerika pada saat itu. Dan seterusnya merk ini telah berubah seutuhnya, dia tak lagi hanya sekedar brand, Supreme adalah cult, sub-kultur, dan gaya hidup yang lekat dengan istilah hypebeast-para penggila fashion.
Seiring berjalan waktu, Supreme merancang dan menjual barang-barang yang unik dan terbilang sangat berbeda. Di awal karir, brand ini merilis berbagai t-shirt, jacket, dan papan skateboard bertuliskan Supreme. Melaju dengan waktu, produk-produk yang dihadirkan oleh supreme makin beragam. Logo Supreme dengan warna merah terang ciri khasnya dikombinasikan dengan peraltan sehari-hari seperti alat pemadam kebakaran, money gun, tongkat baseball, kampak, gembok, kursi, tangga, moka pot hingga yang paling unik adalah sebuah brick atau batu bata bertuliskan Supreme yang saat pertama dirilis satu blok batu bata ini dihargai 499 USD.
Tak berhenti disitu, Supreme memperluas jangkauan pengaruhnya di dunia fashion melalui strategi kerjasama dengan brand terkemuka dunia seperti kolaborasinya dengan Louis Vuitton. Dua brand ini berkolborasi merilis produk fashion seperti t-shirt, jaket, topi sepatu, smartphone case, hingga koper. Yang menarik tentu harganya, sebuah hoodie misalnya, di pasaran kini sudah menyentuh angka 8.825 USD.
Bagi kamu pecinta otomotif, Supreme juga menghadirkan kolaborasi unik dengan sebuah motor berdimensi kecil rilisan Coleman. motor kecil bernama CT200U disulap oleh Supreme dengan warna dan logo yang mudah ditangkap mata. Di pasaran, motor yang memiliki wheel base 24 inch dan menggunakan mesin berkode OHV, 196cc empat tak, satu silinder kini mencapai harga lebih dari 1000 USD.
Apa yang membuat Supreme menjadi kultur sekaligus kegilaan baru bagi para hypebeast adalah hal yang menarik untuk dilirik. Memiliki produk Supreme tak sekedar berarti mempunyai sebuah brand, lebih dari itu memilikinya berarti memiliki kepercayaan diri, rasa bangga, sekaligus mampu menaikkan pamor baik di tongkrongan dan dunia media sosial. Masih ada yang kurang rasanya jika sudah memiliki selera fashion yang bagus tanpa memiliki satu saja produk dari Supreme ini.
Lalu, Supreme tidak hanya sebuah produk fashion atau produk sehari-hari. Supreme adalah karya seni yang mewakili dan melahirkan kultur sendiri. Supreme adalah representasi seni kontemporer yang disejajarkan dengan seniman dunia seperti keith Haring, Basquiat dan Andy Warhol. Supreme dan seniman kontemporer lainnya juga melahirkan kultur street-art atau seni jalanan. Seni yang banyak terisnpirasi dari kehidupan sehari-hari kaum urban. Oleh karenanya, tak heran jika sebuah produk Supreme memiliki harga yang cukup fantastis di pasaran.
Satu lagi kolaborasi terbaru yang kini masih hangat adalah Supreme X Oreo. Ya, kamu benar, Oreo, biskuit sandwich dengan krim manis di tengahnya tak luput dari tangan kreatif Supreme. Jika selama ini kita mengenai Oreo dengan warna hitamnya, lewat kolaborasi ini, warna Supreme dan logonya mendominasi seluruh biskuit. Dalam satu bungkusnya, terdapat tiga biskuit berwarna merah menyala.
Saat pertama kali merilis ke pasaran, Supreme menjualnya dengan banderol 14 USD. Namun, karena ini adalah barang yang cukup langka, di reseller khususnya di Indonesia, harganya mencapai lima ratus ribu rupiah per-bungkus. Lalu bagaimana cara menikmatinya? Rasanya sama dengan produk biskuit sandwich yang bisa kamu temukan di minimarket, namun pride yang kamu dapatkan saat memposting foto Supreme X Oreo di berbagai lini sosial media adalah poin utamanya. Yap, Supreme adalah kepercayaan diri, karena Supreme adalah karya seni. [agn/asl/timBX]