NOV 17, 2022@12:30 WIB | 704 Views
Toksisitas para pemain yang ada di dalam game online bukanlah hal baru. Perilaku ini sudah ada sejak awal game online multiplayer muncul, namun masalah ini semakin memburuk selama bertahun-tahun.
Banyak pengembang game yang telah mencoba untuk mengatasi permasalahan ini, tetapi tampaknya pemain-pemain toxic ini selalu menemukan cara untuk mengganggu permainan.
Oleh karena itu, Riot Games dan Ubisoft bekerja sama untuk mengerjakan proyek penelitian teknologi guna membantu mereka menghambat hingga menghentikan toksisitas pemain dalam game.
Proyek ini disebut “Zero Harm in Comms”, yang saat ini masih berada di dalam tahap awal pengembangan. Teknologi ini bukan tindakan langsung untuk menekan dan menghentikan toksisitas dalam game, tetapi sebagai pendahulu.
Data yang akan dikumpulkan dari proyek ini akan digunakan untuk mengimplementasikan model AI yang akan membantu mengekang perilaku sampah para gamer toxic yang sering kita temukan dalam game.
“Perilaku mengganggu para pemain adalah masalah yang ingin kami tangani dengan sangat serius tetapi juga sangat sulit untuk dipecahkan. Di Ubisoft, kami telah mengerjakan langkah-langkah konkret untuk memastikan pengalaman bermain yang aman dan menyenangkan, tetapi kami yakin, dengan bersatu sebagai sebuah industri, kami akan dapat menangani masalah ini dengan lebih efektif,” kata direktur eksekutif Ubisoft, Yves Jacquier.
Baca Juga: Ubisoft dan Antheum Luncurkan Whiskey Edisi Assassins Creed
Kepala penelitian teknologi Riot Games, Wesley Kerr, menambahkan, "Proyek ini hanyalah contoh dari komitmen dan pekerjaan yang lebih luas yang kami lakukan di seluruh Riot untuk mengembangkan sistem yang menciptakan interaksi yang sehat, aman, dan inklusif di dalam game kami".
Riot Games dan Ubisoft juga akan membagikan hasil awal dari proyek ini dengan pengembang lain di industri game untuk memulai gerakan di seluruh industri untuk mengakhiri toksisitas dalam game untuk selamanya.
Riot Games telah mengembangkan teknologi ini untuk sementara waktu, tetapi metode yang dilakukan masih dipertanyakan. Misalnya, memperbarui kebijakan privasinya untuk Valorant, di mana sekarang game tersebut dapat merekam dan mendengarkan komunikasi dalam game, untuk melatih model bahasa AI-nya.
Sementara tujuan akhir di sini adalah untuk menghilangkan perilaku toxic, dengan adanya teknologi tersebut, justru malah seperti pelanggaran privasi (karena hampir tidak ada bedanya dengan menyadap), meskipun Riot Games meyakinkan para gamers bahwa itu hanya akan digunakan untuk "memverifikasi" pelanggaran perilaku. Belum ada pembaruan pada hasil sistem sejak penerapannya. [dera/timBX] berbagai sumber.