SEP 10, 2021@18:30 WIB | 1,257 Views
Seiko melanjutkan seri ulang tahunnya dengan sebuah arloji baru dengan makna mendalam dalam sejarahnya. Dan Ginza adalah tempat bersejarah penting bagi perusahaan arloji besar ini. Pendiri Seiko Kintaro Hattori pertama kali membuka tokonya di Ginza saat berusia 21 tahun. Di tahun 1881, tokonya mulai melayani penjualan arloji juga jasa memperbaiki.
Dari sinilah Hattori muda akan mulai membuat arlojinya sendiri dan membangun perusahaan jam tangan Jepang besar, Seiko. Sekarang, setelah 140 tahun, distrik ini masih menjadi rumah bagi Seiko. Sejumlah butik Seiko (termasuk butik khusus untuk Seiko Prospex dan Seiko Dream Square), Museum Seiko, dan Wako Department Store milik keluarga Hattori masih berdiri di sana.
Desain tempat perbelanjaan besar di Jepang ini digabungkan dalam arloji dari garis koleksi Prospex dan Presage. Desain Ginza direfleksikan di dial berpola mosaic cobblestone jalan di tempat tersebut. Pola-pola ini menggunakan warna bernada biru-hijau. Dial ini menunjukkan “aura kontemporer di banyak bangunan yang modern dan menarik secara arsitektur yang mendefinisikan Ginza saat ini.”
Dial juga memakai tekstur sunburst yang berbeda yang bisa menangkap cahaya dan merefleksikannya secara berbeda. Model pertama adalah Prospex dibuat berdasarkan arloji Alpinist Seiko dari tahun 1959. Arloji Alpinist baru saja diperkenalkan kembali bulan Maret awal tahun ini dengan model reinterpretasi. Model ini memakai pola sunray brushing berbeda dari tengah arloji ke pinggirnya dan membaginya dalam 8 kuadran.
Baca juga: Skeleton Concept buat Rolex Daytona Gaya Maldonado
Lengan jarum jam detik di tiap jam tangan memakai cat berwarna Komparu. Ini adalah warna tradisional Jepang, namanya berasal dari jalan Komparu di tengah-tengah Ginza. Warna ini pertama kali dipakai di akhir abad ke-19 oleh geisha yang tinggal di sana.
Model SPB259J1 terbaru ini dibuat dengan bahan besi. Case berukuran 38mm dengan ketebalan di bawah 13 mm. Mesin di dalamnya adalah caliber 6R35 dengan power reserve 70 jam. Kaca arlojinya juga terbuat dari kristal sapphire dan kedap air hingga kedalaman 200 meter. Ada 3.500 arloji yang dibuatkan.
Model kedua adalah Presage dengan referensi SSA445 dari gaya tahun 60-an. Dialnya berdesain open heart untuk menunjukkan mesin 4R39 di dalamnya. Lubang ini berada di bawah sub dial 24-jam dan di arah jam 9 dial utama.
Arloji baru ini berukuran 40.8 mm dengan ketebalan 12.8 mm. Sebuah bezel berwarna hitam dipasangkan untuk membingkai dial. Ada 4.000 arloji yang diproduksi dengan model ini.
Baca juga: Hamilton Rilis Arloji Rayakan Pemecahan Rekor Dario Costa
Sebelum kedua model ini, Seiko sudah menyiapkan banyak arloji untuk perayaan 140 tahunnya. Pada bulan Februari lalu, Seiko mengeluarkan 4 model dari Prospex, Presage, Astron, dan 5 Sport. Semuanya disamakan dengan dial berwarna putih dan bezel biru. Semuanya memiliki dimensi yang sama , 40.5 mm dan ketebalan 13.2 mm. Selain dimensi, harganya juga dipukul rata sebesar $1.200 USD atau sekitar Rp 17 juta.
Untuk seri terbaru ini, kedua arloji memiliki harga yang berbeda. Arloji model Alpinist ditetapkan seharga €750 (sekitar $880 USD atau Rp 12 juta). Model Presage ditetapkan seharga €590 (sekitar $700 USD atau Rp 9 juta).
Secara garis besar, harganya lebih murah dari model ulang tahun sebelumnya. Seri terbaru Ginza-Inspired Seiko 140th Anniversary Limited Editions ini akan mulai tersedia pada bulan Oktober mendatang. [eve/shf/timBX]