DEC 01, 2023@18:00 WIB | 609 Views
BMS Motorworks workshop yang terkenal sebagai spesialis CBR kini mengembangkan layanan untuk motor matic. Mulai dari bore up, stroke up, remap ECU Juken hingga Aracer bisa dilayani. Apalagi dengan sebuah mesin dyno Leads, tenaga bisa terukur jelas. Penambahan part demi part bisa dilihat grafiknya secara signifikan.
Tak hanya urusan motor kencang, BMS Motoworks juga memperlebar sayapnya seperti restorasi motor sejak Februari 2021. Sebelumnya Sejak 2020 lalu, kehadiran mesin Dyno Leads buatan Bandung, menjadi yang pertama di wilayah Depok dan sekitarnya. BMS Motoworks mencoba mengedukasi customer motor matic untuk upgrade berdasarkan dyno meter. Dengan dyno data yang dihasilkan cenderung benar secara grafik, dan kebiasaannya grafiknya linear yang menunjukkan increasing power dan torsi.
Bagaimana BMS Motorworks berkembang secara bisnis dan service seperti apa yang membuat kustomer tetap setia ke workshop yang satu ini. Black Pals, BMS (Bangky Motor Sports) terus mengembangkan berbagai service, terutama motor matic yang terus bertumbuh. Bersama Agung dari BMS Motorworks, Blackxperience.com mengulik bagaimana sejarah, service, hingga modifikasi yang terus dikembangkan di ranah performance.
"Bangky sang pendiri BMS eksis sejak 2006, menggarap motor CBR untuk dunia road race dan harian. Kalau dulu livetuning dilakukan di sirkuit, sekarang cukup melalui mesin dyno kami," buka Agung ke tim Blackxperience.com.
Untuk CBR harian cukup dengan standar porting dan remap ECU. Sementara untuk motor track, biasanya mengikuti regulasi balap. Diantara kustomer, menghendaki CBR selain untuk harian juga enak buat turing jarak jauh.
"CBR250R Thailand sudah kita upgrade menjadi 300cc, untuk keperluan harian dan turing. Modifikasinya mulai dari upgrade bodykit secara custom mengikuti gaya CBR1000. Engine naik 300cc stroke up, dan kompresi naik menjadi 12:1. Penyesuaian debit BBM menggunakan rubahan remap ECU dan air radiator jadi lebih besar," tambah Agung.
Ada tiga indikator di layar dynometer. Circle pertama indikator kecepatan, kedua indikator rpm, dan ketiga Air Fuel Ratio (AFR).
"Grafik merah mewakili kurva horse power, warna biru mewakili kurva torsi, sementara grafik putih mewakili AFR. Perlunya remap ECU untuk mendapatkan AFR stabil. Ketiga grafik tersebut menunjukkan garis lurus tegas, tidak ada drop di tiap putaran mesinnya, jadi kelihatan optimal, karena sudah kita setting," terangnya.
Sedangkan bila ECU belum diremap atau belum upgrade ke BRT, maka yang terjadi kurva down setelah tarikan pertama, baru kemudian naik lagi.
Case by case, motor matic, terjadi kurva yang berantakan (tidak linear), karena modifikasinya hanya sebatas CVT dan roller. Bisa dipastikan dibuat running di jalanan tidak enak dan boros pastinya. Setelah di remap ECU, tenaga engine meningkat 2-3 Hp.
"Budget untuk test dyno perjam Rp200 ribu, sedangkan untuk Remap ECU mulai dari Rp350 ribu hingga Rp2 juta. Harga bervariasi untuk motor Jepang, Matic dan Eropa," terang Agung.
Modifikasi Yamaha Nouvo misalnya sudah upgrade piston, kruk as, hingga upgrade kirian. Kubikasi engine meningkat hingga 180cc. Juga ada Honda Karisma, yang awalnya 125cc diupgrade menjadi 185cc.
Soal kemampuan balap di sirkuit dan remap ECU, BMS Motoworks juga bekerjasama dengan DMS Tuning dengan Ery Subagyo. "Spesialis saya lebih remap motor Eropa, KTM RC250 bisa untuk track dan harian," cetus Ery Subagyo. [Ahs/timBX]
Alamat BMS Motorworks: Jalan Ir. H. Juanda No.9, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16423