FEB 20, 2019@14:03 WIB | 126,880 Views
Jimny Daily menjadi sebuah gerakan moralitas yang mengarahkan trend modifikasinya lebih ke Japanese Domestic Market (JDM). Intinya dalam diri mereka tidak ingin keberlanjutan antusias penikmat Jimny mati, dengan alasan regenerasi yang tidak on the track. Meski akhirnya Suzuki meluncurkan suksesor SZ4 (JB43) yang cukup terbatas, dan all new Jimny Sierra JB74 yang diluncurkan bulan Agustus 2018 kemarin di pameran GIIAS 2018. Diluar itu, komunitas Jimny lebih banyak mengarah ke modifikasi offroad, atau membiarkan standar, sebut saja komunitas SKIN, SJI yang memiliki cabang di seluruh provinsi.
Akhirnya gerakan Jimny Daily menjadi trend modifikasi yang tak terbendung, membentuk sebuah komunitas Jimny yang memang diperuntukan mobil sehari-hari. Kang Andri, sebagai salah satu penggerak tagar Jimny Daily mengakui bahwa antusias pecinta Jimny punya kompetensi diluar kegiatan offroad, tidak bisa dibendung dan harus diberikan wadah.
“Jimny Daily adalah gerakan penggiat Suzuki Jimny, keluar dari trend offroad. Kami ingin tetap bermain modifikasi tapi sebagai mobil harian yang proper dan lebih non offroad,” tutur Kang Andri.
Trend modifikasi harian Jimny itu lebih familiar dengan sebutan JDM. Lebih spesifik modifikasi mengejar ke model-model Jimny yang dibuat dan dipasarkan di Jepang. Secara spesifikasinya lebih tinggi dan beda dengan Jimny yang beredar di Indonesia. Padahal selama ini trend modifikasi cenderung ke gaya modifikasi Australia dan Amerika.
“Kecenderungan spesifikasi Jimny “JDM” lebih bagus, dengan dashboard, velg, tampilan, suspense dan interior yang berbeda, dibanding dengan yang masuk ke Indonesia. Trend inilah yang kami kembangkan saat ini secara umum,” jelas Kang Andri.
Mungkin Black Pals bertanya-tanya, apakah kecenderungan modikasi lebih mengarah ke part aftermarket JDM, atau modifikasi yang mengarah ke part OEM Jepang. Setiap Jimny yang beredar di setiap negara, memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Sampai kemudian Jimny datang ke market Indonesia, part-partnya telah mengalami spek down (pengurangan kualitas).
“Kenyataan itu memang benar, Katana dan Jimny yang beredar di Indonesia lebih ke tipikal rendah. Bila dibandingkan dengan Jimny Jepang, kualitasnya jauh lebih layak sebagai sebuah mobil yang nyaman,” cetus Kang Andri.
Terkait modifikasi yang sedang booming, salah satunya modifikasi JA-11. “Secara bentuk dan look mirip dengan Suzuki Caribian hanya beda di bumper, air scoop, bermesin turbo, spion, bumper belakang dan pintu belakang,” jelas Kang Andri, seraya menunjukkan salah satu model modifikasinya.
Suzuki Jimny berwarna hijau milik Hendy Laas, secara kualitas terlihat JA-11 lebih expert, dan sektor modifikasi lebih luas, namun secara style keseluruhan seperti JA-22, karena part-partnya disokong dari seri JA-22. Telah dilengkapi per coil spring yang lebih lembut dan empuk. Secara look lebih mirip dengan Jimny Caribian yang beredar di Indonesia.
Hendy mengaku awalnya mobilnya adalah Katana GX 1997. Mengalami perubahan modifikasi dengan mengganti kaca depan dan bonnet yang harus dirubah, entah itu melalui part impor atau aftermarket lokal. Atau dengan mengganti ke model Caribian bila ingin modifikasi dengan budget rendah.
Sektor suspensi masih menggunakan per daun pada Suzuki Jimny atau Katana baik tahun muda maupun tahun tua, mayoritas mengaku kualitasnya keras. Dalam sebuah anekdot, orang yang sehat menaiki mobil Jimny atau Katana bisa berakibat mual. Celah inilah yang menjadi salah satu modifikasi gerakan Jimny Daily.
Secara fisik per daun Jepang dan yang beredar di Indonesia cukup berbeda jumlahnya. Versi Jimny JA-11 Jepang menggunakan 3 lembar, sedangkan Katana hanya 4 lembar. Secara struktur berbeda, dengan lengkungan milik Katana hanya melengkung biasa, sedangkan JA-11 memiliki ayunan. Dan harga per daun JA-11 pun cukup terjangkau sekitar Rp3-3,5 jutaan, belum termasuk damper dan bushing.
“Sisi eksterior menggunakan part Jimny JA-11, sedangkan interiornya berkiblat pada Jimny JA-22. Seperti penggunaan door trim di pilar A, B, C semuanya menggunakan Jimny JA-22. Semuanya berbahan plastik dan terlihat cukup mewah,” aku Hendy.
Berbeda dengan Jimny milik Edy Subyanto, yang menggunakan basic Katana GX 2005, yang membangun eksteriornya mengikuti JA-22.Modifikasi yang memakan waktu 8 bulan ini boleh dibilang termasuk kategori heavy, karena harus melepas sasis dan mengganti part-part menjadi JA-22. Meski sektor mesin masih menggunakan SJ410, dengan perubahan pada final gear 8.41 dan TC rantai 1:2.
Modifikasinya menyangkut pergantian per daun menjadi per keong dan penambahan shok breaker Tokico Japan. Bagian sasis, bumper depan dan belakang, grille, jok, velg, spion mengikuti JA-22. Interiornya menggunakan dashboard Jimny Caribian, dengan menggunakan water printing bermotif panel wood. Sisi eksteriornya seperti nosecut menggunakan JB-32, diikuti dengan model pintu belakang JB-32. Secara color body menggunakan two tone dengan teknik classic painting.
Segmen terakhir yang dibahas sebagai patron JDM, adalah Jimny JB 43 yang jumlahnya cukup terbatas. Diproduksi tahun 2013 dengan jumlah 30 unit dan tahun 2017 dengan jumlah 70 unit saja di Indonesia. Karena jarangnya, fitur yang diterapkan cukup mengakomodir kebutuhan masyarakat perkotaan seperti di Jakarta. Dengan kubikasi 1300cc, menghasilkan tenaga 82 hp dan torsi mencapai 110Nm. Jimny putih milik Setya Budi ini menjadi Jimny yang paling popular, sebelum kehadiran Jimny Sierra JB74.
Menggunakan transmisi matic, kabin dan interior yang mewah menghasilkan performa Jeep dengan cita rasa sedan. Dengan penggerak roda depan pada posisi normal untuk mengaktifkan fitur 4WD, dapat dipindahkan ke mode 4H dalam perpindahan di gigi tinggi dan diganti ke fitur 4L saat gigi rendah. Teknologi tersebut yang menyebabkan Suzuki Jimny meraih the best 4x4 di dunia. Seperti pada pembahasan jurnal sebelumnya, Suzuki Jimny JB43 terakhir telah dipakai oleh atlet Jepang Satoshui Takeno di kejuaraan AXCR dan menjadi juara.
Oke Black Pals, seperti itulah bahasan modifikasi Jimny Katana ala trend JDM yang sedang nge-hits. Dan salah satu aliran modifikasinya adalah JDM Daily. Simak episode selanjutnya bertajuk Jimny Days Out. [Ahs/timBX]
Spesifikasi JA-11 Hijau
Owner : Hendy Laas
Eksterior :
Interior :
Ruang mesin :
Spesifikasi JA-22 Dual Tone Color
Owner : Edy Subyanto Basic Katana GX 2005