FEB 06, 2019@15:00 WIB | 121,121 Views
Di sebuah sirkuit offroad tepatnya di Pagedangan BSD, puluhan mobil Suzuki Jimny berkumpul menyambut kehadiran sang tamu pemenang 5 juara AXCR. Puluhan mobil dari berbagai komunitas hadir seperti Suzuki Katana Jimny Indonesia (SKIN), Suzuki Jip Indonesia, dan Jimny Daily ikut dalam sebuah acara meet and greet bersama Satoshi Takeno dan seorang rekannya dari pereli motor offroad Jepang Takuya Ono.
Event besar seperti Asia Cross Country Rally atau yang lebih dikenal sebagai AXCR atau Asia Rally sebenarnya yang menjadi magnet pertemuan ini. AXCR selalu diadakan bulan Agustus setiap tahunnya, AXCR dimulai sejak tahun 1996, dengan menempatkan lokasi di 8 negara, seperti Kerajaan Thailand, Malaysia, Singapura, RRC, Laos, Vietnam, Kamboja dan Myanmar. Pada tahun 2019 ini AXCR bakal dihelat tepatnya 11 Agustus 2019 untuk yang ke-24 di bawah payung R1 Japan Inc. Indonesia sendiri telah 4 kali mengirimkan pembalapnya, di seri-seri sebelumnya, cukup hanya mengirimkan pembalap, biaya pendaftaran dan mobil telah dipersiapkan dan ditanggung panitia AXCR yang berpusat di Jepang tersebut.
Sejak tahun 2018 kemarin, peserta dari Indonesia hanya diberikan fasilitas biaya pendaftaran secara gratis. Diluar itu, mobil harus dipersiapkan secara pribadi termasuk biaya towing di lokasi AXCR berlangsung. Tahun ini yang bakal menjadi perwakilan Indonesia di ajang AXCR adalah Wijaya Kusuma, yang tergabung dalam komunitas Suzuki Jip Indonesia (SJI).
Berkenaan dengan kunjungan Wijaya Kusuma ke salah satu pemenang Juara Bertahan AXCR dari Jepang beberapa waktu silam, Satoshi Takeno dan seorang pembalap dirt bike Jepang Takuya Ono pun hadir ditengah antusias pecinta Jimny. Satoshi Takeno lima kali menang dari 7 kali balap di ajang AXCR. Dari kemenangan tersebut Takeno menggunakan mobil Suzuki Jimny, melawan mobil offroad pabrikan lain.
“Banyak pemain turun dengan support dari pabrikan, Namun Satoshi Takono salah satu juara bertahan yang tidak menggunakan sponsor apapun. Kunjungan saya ke tempat Satoshi Takeno di kota kecil Yokaichi, beberapa waktu lalu, dibalas dengan kunjungan Satoshi ke Jakarta, sebagai balas budinya. Dan itu disambut oleh tiga komunitas besar sekaligus, antara lain SKIN, SJI dan Jimny Daily,” tutur Wijaya yang akan bertanding bersama TB. Adi menempuh jarak 2200 km, dari Pattaya, Thailand ke Naypyitaw, Myanmar. Sedangkan untuk kembali menempuh jarak 1100 km dengan total keseluruhan membutuhkan 7 hari.
Dari jarak tersebut, diperkirakan setiap harinya pebalap bisa menempuh jarak 400 km. Dengan tipikal rally seperti Dakkar, namun dengan menggunakan trek berlumpur, yang dibagi menjadi dua kelas yakni kelas diesel dan kelas bensin. Mayoritas mobil diesel menggunakan tipikal mobil double cabin, sedang mobil berbahan bakar bensin di dominasi mobil FJ Cruiser, Toyota Revo, sayangnya harus kalah dengan mobil Jimny.
Kehadiran Satoshi Takeno ingin mengajak Jimny Enthusiast di Indonesia untuk dapat bersaing di AXCR 2019. Tentu sosok Satoshi cukup ramah untuk berbagi pengetahuan, bagaimana membangun mobil yang benar, memasang suspensi yang baik dan modifikasi engine yang tepat.
“Berawal dari tahun 2018 di acara AXCR, saya bertemu dengan Satoshi. Pembicaraan berlanjut, untuk mempersiapkan AXCR di 2019. Dimana tahun ini saya sedang mempersiapkan mobil Suzuki Jimny untuk bermain di rally asia tersebut. Setelah itu saya di undang ke Monchi Garage, garasi mobil miliknya, untuk membahas bagaimana cara membangun mobil rally yang pas, terkait sparepart pendukungnya, termasuk final gear, transfer case milik JA 11 yang durabilitasnya bisa diandalkan,” jelas Wijaya kepada tim Blackxperience.com.
Spesifikasi lawan memang secara jelas lebih tinggi diatas kertas. Toyota Hilux Revo, FJ Cruiser punya tenaga diatas 300 hp. Namun, bukan mobil yang punya tenaga yang mudah menang di AXCR, melainkan mobil yang kuat. “Pesertanya memang dari manca Negara, seperti Australia, Jepang, Korea, India. Korea dengan mobil pabrikan Ssang yong, dan India dengan merek Tata. Untuk Toyota TRD turun dengan 3 tim, tim Nissan Navara dan tim lainnya,” tutur Wijaya yang bangga mewakili tim SJI. Ketika dikonfirmasi terkait kesiapan mobilnya, Wijaya mengaku telah siap 80 persen, terutama bagian mesin. Tinggal menaikkan mesin ke sasis, dan menggabungkan body ke sasis.
Kepercayaan dirilah yang menjadi bekal selama mengikuti AXCR. Pilihan menggunakan Suzuki Jimny, bagi Satoshi memang berawal dari kesukaan, dengan bentuk mobil yang kecil, kuat. Tips khusus agar suspensi Jimny menjadi lembut. “Akselerasi antara kecepatan dan medan yang ditempuh,” tutur Satoshi.
Satoshi memang tidak menyadari bahwa peer daun banyak digunakan mayoritas Suzuki Jimny. Dan para Jimny lovers juga menyadari bahwa kualitas Suzuki di Jepang lebih tinggi dibandingkan dengan yang beredar di negara lain seperti Indonesia. Bisa ditarik sebuah kesimpulan, modifikasi suspensi harus disesuaikan dengan kebutuhan trek yang akan ditempuh. Satoshi menggunakan Jimny SZ4 (JB43) untuk keperluan rally cross country, yang secara teknis memang berbeda dengan kebutuhan di Indonesia.
Satoshi cukup senang berkunjung di Indonesia, keramahtamahan masyarakatnya, dan adanya sirkuit offroad yang cukup banyak di Indonesia, salah satunya sirkuit Pagedangan di BSD. “Jimny menjadi mobil favorit saya. Salah satu antusiasme yang ingin saya gali, bagaimana Jimny di Indonesia berkembang modifikasinya. Saya berangan-angan tim Jimny dari Jepang bisa bergabung di Indonesia untuk bermain offroad bareng, begitu juga sebaliknya,” tuturnya Satoshi.
Dari lima kejuaraan di AXCR, Satoshi didukung tim Garage Monchi. Dengan memodifikasi Jimny SZ4 (JB43) beberapa tahun setelah sebelumnya sempat menggunakan JB 33. Selain tim balapnya, Satoshi mengaku juga mendapatkan bantuan mekanik dari Chuoh School of Engineering, Jepang.
Antusiasme Jimny yang begitu besar di Indonesia, membuat Satoshi cukup mengidamkan perkawinan dua tim menjadi satu. Dirinya menyebutkan nama tim tersebut kemudian ‘Monchi Japindo’ yang merupakan gabungan Japang dan Indonesia. “Untuk mengikuti rally cross asia, suspensi Jimny yang ada butuh ditinggikan sekitar 3 inci, dimasing-masing titik. Soal modifikasi lainnya, handling, sasis, yang ada sekarang sudah cukup bagus,” tutup Satoshi, setelah merasakan sebuah Jimny putih milik Djody Hendrowitjaksono, melintasi sirkuit Pagedangan BSD. [Ahs/timBX]