NOV 06, 2018@11:45 WIB | 9,379 Views
Raungan mesin BMW F30 320i tahun produksi 2014 milik Dickson William terdengar sudah tidak standar alias lebih free flow. Selain sektor mesin yang sudah tidak standar, didukung dengan penggunaan modifikasi knalpotnya yang mendukung sisi performance. Secara look, bibir fender menyisakan gap hanya beberapa millimeter, dan itu cukup mendukung gaya static atau stance.
Bodykit seperti lips, splitter, ducktail, over fender dan radius wide body dirancang untuk memasukkan velg dan ban bertapak lebar. Apa cerita dibalik gerungan knalpot dari performance mesin dan gaya static atau dukungan air suspensi untuk bagged style. Oke kita simak secara mendalam modifikasi mobil BMW F30 berwarna orange candy ini Black Pals.
Dunia modifikasi mobil Dickson kenal sejak tahun 2012 tepatnya masih duduk di kelas SMA. Dunia modifikasi audio mobil sebagai step awal melangkah di dunia otomotif. Dirinya pernah mengikutkan mobilnya KIA Rio hatchback dengan modifikasi beraliran SQL dan pernah menang di kontes modifikasi di Malang. Setelah mengetahui luasnya dunia modifikasi otomotif, Dickson mulai gabung ke klub mobil di Surabaya, tepatnya tahun 2016. Dari situlah, BMW F30 miliknya mulai teracuni untuk dipersiapkan sebagai mobil kencang, dengan memodifikasi sektor mesinnya.
“Terus terang, pergaulan saya di Surabaya banyak kumpul dengan anak-anak komunitas yang suka mobil kenceng saat riding di tol. Saya sempet kebawa arus untuk memodifikasi sektor mesin dan ganti bodykit. Ya memang saya akui, performance mobil BMW F30 saya lebih saya perhatikan saat masih menjadi member komunitas Asalvo Surabaya dan #gakudahudah,” tutur Dickson saat diwawancarai BlackXperience.com di komplek rumahnya Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dengan bergabung ke komunitas mobil, Dickson mulai terbuka informasi bagaimana memodifikasi dan bengkel mana yang bisa menjadi rujukan. “Saat itu masih di Surabaya, F30 telah saya remap ECU pada temen komunitas dan yang kedua di GUT Motorsport untuk menghitung hasil dyno mesin. Saat itu tepatnya 2016, belum ada mobil BMW yang memodifikasi dengan forge blow of valve (BOV). Jadi saat ganti gigi girbox dalam kecepatan tinggi, keluar suara unik. Karakter ini lebih banyak di mobil Jepang,” terang Dickson yang menonjolkan turbo mesin pada F30 kesayangannya.
Dirinya mengaku mobilnya pernah mencapai kecepatan 220 kpj dalam kondisi non limiter. Terakhir kali di 2016, ia mengukur tenaga BMW F30-nya, mencapai 380 hp setelah di remap stage 2. Padahal secara pabrikan tenaganya hanya dibatasi 181 hp pada putaran 5000 rpm dan torsi 270 Nm. Tentu dengan tenaga mesin 2 kali lipat dari hasil pabrikan, Dickson juga memodifikasi sektor kaki-kaki dan pengereman untuk sektor keamanan. Dengan menginstal Megan Racing Chamber Kit, dan dipadukan velg BC Forged HT-02 R19, serta K-Sport Air Suspension untuk mempertegas performance style dan kaliper AP Racing Big Brake Kit di sektor pengereman.
Berganti tahun 2017, Dickson hijrah ke Ibu Kota Jakarta. Konsekuensi yang harus ia terima, selain adaptasi lingkungan adalah racun-racun modifikasi yang banyak bertebaran di atmosfer Jakarta. Lihat saja, gaya over fender dan radius wide body, repain cat dari putih menjadi orange candy, air suspensi mendukung bagged style.
Sektor bodykit, Dickson mengaku tidak canggung untuk menggunakan Prior Bodykit hasil modifikasi asli Jerman. Setelah masuk ke bengkel Platinum Motorsport di Cipinang Muara Jakarta Timur, yang digawangi oleh Octavino. Original body F30 bakal dirombak, terutama ruang fender.
“Gaya eksterior saya seketika berubah. Dari yang ga senang sama aliran stance, akhirnya harus berbalik kiblat ke stance bahkan ke bagged setelah menggunakan air suspensi dari K-Sport. Dari modifikasi radius wide body, kaki-kaki dikerjakan di Platinum. Sedangkan pemasangan air suspensi di Akasia Motor. Warna putih saya ganti dengan orange candy,” terang Dickson yang mulai teracuni bagged style.
Tidak sedikit pengalaman menggunakan mobil stance. Pengakuan Dickson, lips bodykit miliknya sering pecah, kaki-kaki bermasalah. Dan hal itu bakal terbayar dengan pujian orang terhadap mobil BMW F30 miliknya. “Sejak di Jakarta, kami lebih memilih gaya proper, tetap enak riding dan lebih stance dan bagged.”
Lanjutnya, semenjak ganti aliran dari static ke bagged style, ia mengaku sudah jarang menggunakan mobil ini ke akselerasi tertinggi. “Saat pernah melewati tol di Kranji, saya sempat membawa mobil ini mencapai 220 kpj, dan itu masih ada spare throttle ke kecepatan lebih tinggi. Namun kondisi ban saya tidak cukup aman untuk lari diatas kecepatan tersebut. Saat ini, saya sudah jarang menggunakannya dalam kecepatan tinggi dan saya sangat suka dengan gaya sekarang ini.”
Ditanya soal berapa budget modifikasi mobilnya, Dickson mengaku telah merogoh kocek dari Rp150 hingga Rp200 juta. “Budget terkuras disekitar angka Rp200 jutaan dan itu bisa dibilang faktor trial and error,” terang Dickson yang juga hobbi videografi ini.
Dalam waktu dekat, Dickson mencoba untuk mengupgrade kaliper untuk pengereman roda belakang, karena basic mobil ini menggunakan mesin berpenggerak roda belakang. Karena kecintaannya ke dunia audio juga tidak pernah pudar, Dickson ingin memodifikasi F30 miliknya di sektor audio. [Ahs/timBX]
Detail Modifikasi
Interior
Engine
Bengkel :
Inspire Motorsport : Jalan Arteri Kedoya No.8A, Kedoya Jakarta Barat
Platinum Motorsport : Jalan Cipinang Muara I Jakarta Timur
Akasia Motor : Jalan Marnaputra Atas No 63 Jatibening, Bekasi