DEC 18, 2018@13:00 WIB | 6,218 Views
Harley Davidson memang dikenal sebagai produsen motor bermesin besar yang juga memiliki bodi besar. Sekali menghidupkan mesinnya, suara gahar pun kian terdengar. Di Indonesia, Harley Davidson pun sering kali dijadikan nama samara untuk motor gede yang sedang touring berlalu lalang di jalanan. Tidak hanya di touring, sesekali juga bisa kita jumpai di restoran atau di mall mewah di Kota Jakarta terparkir Harley Davidson ini karena moge ini juga sering dipakai sebagai kendaraan harian.
Nah, berkaitan dengan kata “moge”, ternyata Harley juga mengeluarkan satu motor yang lebih kecil yang biasa disebut dengan Sportster 48 atau Harley Davidson Sportster 48. Mengenai harganya, untuk motor ini memiliki harga sekitar Rp 500-600 jutaan. Cukup fantastis bukan?
Meskipun motor ini tergolong mahal, nyatanya masih ada orang yang “tega mengubah” motor ini dari bentuk aslinya. Berlokasi di Kota Kembang alias Bandung, William, salah satu pemilik motor gede ini mengubah moge setengah “M” nya menjadi terlihat lebih custom.
Pria berkacamata ini awalnya menyukai dunia motor sejak duduk di bangku SMA. Awalnya, William memiliki motor Nova Dash tahun 2001. Alasannya, karena ia lebih menginginkan kecepatan pada saat itu.
“Saya waktu itu memiliki motor Nova Dash tahun 2001. Saya lebih butuh motor yang cepat waktu makanya, motor ini kan ramping dan juga lebih cepat,” ujar william.
Namanya anak muda, waktu demi waktu pasti ada perubahan. Lepas dari masa SMA, ia kemudian jatuh hati dengan motor yang lebih besar, Kawasaki Ninja 250. Gampang saja, karena dirinya waktu itu telah move on dari motor ramping ke motor gede namun tidak menghilangkan kesan “kecepatan”. Selain itu, ketika menunggangi ninja miliknya, bagian yang masih di modifikasi hanya berupa cat saja dan belum merembet ke bagian lainnya.
Di tahun 2012, selera William meningkat. Ia pun membeli Harley Davidson 803 dengan bentuk yang sudah di-custom. Dari motor inilah, nafsu modifikasi pria bermata sipit ini timbul. Lantaran ingin membuat moge dengan modifikasi pribadi dan hasil desain sendiri, ia lalu membeli Harley Davidson sportster 48 yang masih standar tanpa ada sentuhan custom sedikit pun.
“Saya beli Harley Davidson Sportster 48 masih bentuk dasar supaya saya dapat bikin kreasi sendiri, tapi juga ada sedikit masukan riset dari teman saya,” ujar William.
Dari desain yang sudah dibuat, ia lantas mencari bengkel untuk mengubah bentukan dasar Sportster 48 miliknya. Akhirnya, William mendapatkan bengkel custom flying piston yang sanggup mengubah moge miliknya. Di bengkel ini juga, ia dan pemilik bengkelnya menyatukan ide dalam mengubah knalpot, jok, stang motor, desain total, serta finishing modifikasinya seperti apa.
“Kita bikin desain bentukan jok, knalpot, stang, desain total pokoknya yang tentunya lebih bergaya dan nyaman buat saya,” kata William.
Setelah semua desain ditetapkan, pengerjaan pun dimulai. Ketika ditanya mengenai lama pengerjaan, ternyata waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 2,5 bulan saja. Cepatnya membangun moge customnya ini karena dalam memodifikasi Sportster miliknya, ia tidak mengubah konsep sasis atau bentukan sasisnya.
“Stang sama footstep mengikuti badan saya tentunya. Knalpot sama buat filter udaranya plus jok itu semua sudah custom. Kalau part-part aftermarketnya, saya pakai shock belakang progressive, lalu kita pakai handgrip biltwell. Mengenai lampu sein kita serahin ke garasi 19,” ujar William.
Ada satu hal yang sedikit membuat lama pengerjaannya. Ia mengaku bahwa teknik yang paling sulit ialah dalam menentukan catnya. Untuk mendesain ulang cat dan pengerjaannya ia serahkan ke Fahmi dari FreeFlow Pinstripper di Kota Bandung. Setelah selesai, ia mengaku bahwa hasilnya sangat memuaskan dan cocok dengan motor gede miliknya.
Sebelum motornya selesai total, William mengatakan pernah mencoba untuk riding dari Kota Bandung hingga ke Pangandaran. Lantaran belum siap total, pria yang satu ini ternyata tidak tahan untuk kembali ke Kota Bandung, alias hanya bertahan satu kali riding saja karena shock belakangnya masih orisinil. Oleh karena itu, ia kemudian mengganti dengan shock progressive.
“Kemarin motor ini ada kekurangan, seperti shock belakangnya hanya stood, atau besi aja. Pas saya coba riding ke pangandaran, pas lagi weekday itu, gua cuma sanggup sejalan aja, nggak tahan karena bikin pegal,” ujarnya.
Setelah dimodifikasi total seperti yang ia inginkan, ia mengaku bahwa ketika berkendara tidak lagi merasa kecapekan, alias lebih nyaman dibanding motor gedenya yang se-orisinil dulu. Namun, kekurangan yang didapat adalah bentuk motornya yang tidak bagus.
“Misalnya sekarang, saya tergabung dalam Komunitas Sportster Indonesia, kalau anak Bandung atau jabar mau momotoran sportster kecil, cuma keluar kota seminggu sekali, bisalah sekalian manasin motor,” kelakarnya.
Ditanya mengenai biaya, ia mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp 80-90 jutaan, mulai dari biaya modifikasi, cat motor ke FreeFlow Pinstripper, dan juga penggantian ban.
“Motor ini nggak pernah mengikuti kontes, karena saya orangnya tipe dibalik layar. Tapi motor ini sempat viral, sejak dipakai teman. Viralnya di medsos sampai di copy sama orang luar negeri,” ujarnya.[prm/timBX]