DEC 11, 2018@12:00 WIB | 3,286 Views
Retrogrades Slaughter House yang digawangi Didot memulai terjun di dunia modifikasi sejak tahun 2004, bahkan dari tahun sebelumnya. Keahliannya dibidang modifikasi iya tuangkan melalui karya-karya yang telah ia ikutkan dalam kontes modifikasi sekelas KustomFest tahun 2012, 2014, 2016 dan 2018 di Yogyakarta. Sebelumnya RSH yang ditukangi kang Didot juga pernah mengikuti kontes di Bali tahun 2009 di Sunset and Rules. Didot mengakui trendsetter modifikasi berasal dari Bandung, sedangkan Jakarta meski boleh dibilang jumlah modifikatornya berjibun, lebih diunggulkan karena lokasinya dekat dengan market. Setelah itu merembet ke modifikator di Jawa Tengah dan daerah lain.
Didot sudah memulai custom collaboration dari awal. Hal itu yang kemudian disebutnya sebagai culture. Sebagai penggiat modifikasi, ia pun turut berpartisipasi dalam event yang cukup digemari penggiat motor custom, seperti event BBQ Ride yang running setiap tahunnya. Tema kolaborasi pun ia terapkan pada beberapa modifikasinya ia bangun hasil kolaborasi dengan pihak lain. Seperti contoh motor modifikasi yang dipajang di Pickers Store hasil kolaborasi dengan Retrogrades dengan basic chopper.
Kali ini akan membahas kolaborasi antara RSH dengan Riders n Rules yang digawangi oleh Bro Kelvin. Dengan obyek modifikasinya Harley Davidson XL 1200 Evolution, selain mengawinkan konsep, mereka berdua juga saling mengisi celah modifikasinya, menjadi konsep kolaborasi yang cukup menarik.
Motor Harley Davidson XL 1200 Evolution 1995 dikonsep lebih ke chopper dan bobber. Menurut kang Didot, secara modifikasi memang tidak banyak ubahan, namun dirinya repro main frame-nya dibuat secara original 1:1, dengan memberikan hard tail di bagian belakang dan depan menggunakan springer fork, mengadopsi gaya HD WL750. Dengan konsep coloring yang lebih fancy menyesuaikan dengan gaya modifikasi sekarang.
Cara kolaborasinya cenderung unik. Kelvin yang jago memodifikasi helm dengan pinstriper mencoba untuk menuangkan warna-warna cerah di motor modifikasinya. "Saya memilih modifikasi motor ke RSH, sebagai motor ikonik dari Riders n Rules, dan sebagai support pecinta modifikasi di sekitar Bandung," tutur Kelvin dari Riders n Rules yang sudah mengenal lama sepak terjang RSH di belantara modifikasi.
Secara teknis, pembuatan frame 1:1 untuk frame XL evolution, tapi untuk main frame dikerjakan mulai dari nol dari pipa seamless. Bagian belakang menggunakan hard tail, begitu juga Springer yamg dibuat sendiri dalam satu atap. "Semua kita custom secara hand made, hanya sebagian kecil seperti rims, rear wheel menggunakan part dari Harley Davidson. Untuk komponen pelengkap performance menggunakan karburator S&S dengan tunderjet-nya. Dan itu mendukung untuk enak digunakan secara harian," tutur kang Didot.
Selama pembangunan Harley modifikasi ini dibuat secara art catching, artinya tidak melalui sketsa atau gambar terlebih dahulu. "Apa yang ada di ide kreatif kita, saya curahkan ke motor ini, dan lebih banyak berdiskusi dengan Kelvin dari Rides n Rules. Penggunaan warna biru yang kalem, sebagai anti mainstream dari aliran bobber dan chopper secara umumnya. Mengabaikan warna dominan chopper yang lebih greng," jelas kang Didot yang merepresentasikan kepribadian owner yang smooth.
Sektor paling sulit menurut sang builder ada pada bagian springer, cukup membedakan dengan pabrikan. "Springer hand made cukup beda dengan ukuran pabrikan. Ketika pabrikan memiliki ukuran tersendiri, kita membuatnya lebih tinggi dibanding pabrikan HD 45. Alasan kuatnya untuk menyesuaikan ground clearance, dan diusahakan senyaman mungkin digunakan harian," tukas kang Didot.
Secara totalitas perpaduan chopper yang ganas dan warna biru yang eye catching menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat Bandung."Secara totally lebih eye catching bagi orang-orang disamping tampang galaknya," cetus Kelvin. Sedangkan impact yang ditangkap kang Didot, motor yang telah ia bangun akan semakin mewabah disamping teman-teman riding Kelvin.
Sebegitu eksisnya soal style dan fashion dalam dunia modifikasi, RSH menjadi bagian penting sebagai trendsetter modifikator di Bandung. Sejumlah penghargaan berhasil ia raih. "Tahun 2016 RSH mendapat second runner up, begitu juga di tahun 2014 dengan peringkat yang sama. Di tahun 2012 mendapat the Best dan gelar free for all di kontes KustomFest. Tahun 2009 mendapatkan best custom di Sunset Road Bali, dan best painting di Auto Land Expo tahun 2008," jelas Kang Didot.
Ketika dikonfirmasi tentang kolaborasi ke depan, menurut Didot masih banyak pihak yang ingin mengkolaborasikan dengan RSH. "Kami membuka kesempatan untuk kolaborasi bareng dengan produk-produk yang match. Karena mimpi kita sebenarnya bukan hanya berhenti disini. Kami bermimpi membawa produk kami ke pasar luar negeri, bukan hanya sekedar pameran ya."
Dunia modifikasi motor cukup terbuka, namun tetap harus memenuhi kriteria layak jalan. "Kami ingin selalu menghadirkan modifikasi yang khas, dengan tetap memperhatikan fungsi, dan tentunya layak jalan pada akhirnya dan bukan hanya di perkotaan," tutup kang Didot. [Ahs/timBX]