JUN 25, 2019@13:24 WIB | 155,428 Views
Jeep Grand Wagoneer 1981 bagian dari clasic jeep, sebagai generasi pertama yang selanjutnya diteruskan sebagai jeep Cheeroke. Saat Grand Wagoneer menggunakan panel-panel kayu fender depan sampai belakang. Mengusung semangat non restorasi yang lebih touching modernisasi, Riefki dari Akasia Motor membangun kembali dengan lebih modern secara big entity. Dan genetika wagon dikembangkan mengentalkan gaya offroad namun hanya untuk perkotaan atau lebih dikenal dengan aliran city slicker, yang ogah bermain becek, lumpur serta lebih cenderung dipakai mejeng ke mall.
Mempertahankan style klasiknya, namun disisi lain tetap memberikan sentuhan modern. Dengan sentuhan everlasting, Jeep Grand Wagoneer ini akan tetap dengan style boxy namun dengan modernisasi diberbagai sektor. Termasuk diantaranya mesin diganti dengan yang lebih muda dan coloring mengodopsi coal grey dan beberapa sektor warna hitam. Guna mengangkat bodi terkesan lebih tinggi, Riefki memilih ban 20 inci dengan kebar 9.5 inci.
Untuk mendukung tampilan city slicker, butuh beberapa modifkasi antara lain undercarriage, melalui fitting yang lebih oke, dengan memodifikasi radius fender, agar ukuran ban 20 inci dengan lebar 9.5 inci bisa masuk dan gap-nya masih terjaga saat ban memutar dan atau melewati jalanan yang tidak rata. Velg tersebut dipadukan dengan ban Achilles tipe MT ukuran 33 x 12 inci. Pada sistem pengereman menggunakan annodize K-Sport super BBK 8 port X 380mm.
"Untuk menampung ban dan velg mau tidak mau fender harus diradius ulang. Jadi diamater untuk menampung ban bisa lebih enak. Dikombinasikan dengan bullbar dan bemper custom, supaya lebih sangar, " tutur Riefki salah satu punggawa Akasia Motor, Jati Mekar Bekasi.
Bagian yang tidak luput dimodernisasi adalah sidestep elektrik. Dengan kondisi ground clearance yang sudah berubah otomatis membuat penumpang tidak terlalu susah saat ingin masuk mobil. "Kita instalkan sidestep elektrik untuk mempermudah penumpang. Dengan membuka pintu, sidestep akan turun ke bawah sebagai penunjang kaki untuk naik," jelas Riefki.
Tak luput dari modifikasi adalah bagian mesin. dengan swap engine cherokee dari 1996-2002 an, Riefki memilih menggunakan 4 silinder inline 4200cc, yang dibeli secara half cut dan dimodifikasi dengan open filter. Piping bawaan yang udzur telah diganti dari depan ke belakang, serta menggunakan exhaust Flowmaster. Tenaga yang buas didukung modernisasi transmisi menggunakan gearbox cherokee dan suspensi dari cherokee tahun 2002.
Sektor interior tidak kalah menjadi perhatian. Dengan mempertahankan cluster original, itu menjadi nilai plus. Bagian jok, karpet hingga plafon telah dilapisi kulit autoleder. Beberapa cluster difinishing menggunakan karbon kevlar, untuk menekankan aura klasik dan sentuhan yang elegan tentunya.
Untuk membuat betah penumpang, Riefki juga memodifikasi audio sebagai bagian dari modernisasi Jeep Grand Wagoneer yang cukup langka di Indonesia ini. “Kami menginstalkan headunit Pioneer Single Din, untuk speaker 3 way menggunakan Flux dan coaxial Flux. Dual power menggunakan Flux dan Vsonic, kemudian subwoofer Vsonic untuk memperkuat bass,” tutur Riefki.
Bagasi belakang dimaksimalkan untuk kosmetik mobil. Selain box subwoofer, juga instalasi power amplifier dan power processor ditata secara apik. Sisa space dari bagasi dioptimalkan sebagai ruang penyimpanan softgun sebagai aksesoris.
“Tantangannya lebih bagaimana menjaga agar sentuhannya tidak terlalu klasik dan tidak terlalu modern. Disisi lain gaya bodi mobil yang kelihatan tua diimbangi dengan gaya modikasi milenial,” jelas Riefki.
Jeep Grand Wagoneer 1981 dibeli sejak tahun 2013, memang cukup lama nangkring di garasi. Setelah part-part yang dibutuhkan kumpul, baru kemudian ada upaya untuk membangun secara kontinyu. Namun waktu efektif membangunnya 3 bulan, sedangkan masa waiting part mencapai 4 tahunan.
Modifikasi memang tidak pernah ada tahap finalnya. Riefki masih ingin mencoba menggunakan velg original gaya amerika serikat. Secara look memang masih ada step lagi untuk merubahnya.”Ibarat mobil baru jadi, yang kita perlukan selanjutnya adalah apakah fitting sebelumnya dengan berbagai part sudah nyaman untuk paten digunakan, atau mungkin harus dicari part lain untuk mengejar kenyamanan,” tutup Riefki.
Trend modifikasi 2019, lebih ke gaya simple look, dengan paduan warna soft, candy, dan banyak diantara pelaku modifikasi mengusung gaya proper, seperti velg original atau body yang mendekati gaya original baik itu JDM atau USDM.[Ahs/timBX]
Spesifikasi Modifikasi Jeep Grand Wagoneer 1981
Exterior
Mesin
Interior
Audio