SEP 08, 2017@11:00 WIB | 17,518 Views
Zoom..zoom.. !!! pernah mendengar istilah tersebut? Yap..Kali ini tim Blackxperience berhasil mendapatkan satu mobil yang cukup menjadi acuan bagi Blackpals yang memiliki mobil Mazda 2. Mobil Mazda 2 yang dimiliki oleh sang owner 'Alvin' berkonsep simpel stance untuk pamer oke untuk harian juga bisa.
Sang owner pun mengklaim bahwa konsepnya sendiri lebih ke stance namun karena mobil ini dibuat untuk harian juga Alvin menyebutnya sebagai simple stance. Idenya sendiri Alvin mengaku, sebelum memodifikasi mobilnya dirinya melakukan googling terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi yang lebih real sebelum melakukan perubahan terhadap mobilnya.
Dan Alvin menemukan salah satu informasi yang cukup menarik, Alvin mengaku sebelum konsep tersebut diaplikasikan ke mobilnya, konsep simple stance ini juga pernah diadopsi di mobil VW Golf yang ia dapat melalui googling. Dan setelah melihat perincian modifikasinya, lalu Alvin secara mantap untuk segera mengadopsi konsep tersebut terhadap mobil Mazda 2 miliknya.
Mobil berkelir merah ini dalam urusan modifikasinya sendiri, Alvin membawa mobilnya ke bengkel modifikasi Base Custom yang bertempat di Sekitaran BSD, Tangerang. Mulai dari bodykit Lips depan, diffuser belakang hingga spoiler. Untuk urusan kaki-kaki, Alvin memakai Velg custom Workmaster to peace lebar 8 X 36 sementara bagian belakang lebar 9 X 27. Nah ada yang menarik nih Blackpals, meskipun berkonsep simple namun mobil Mazda 2 ini mengaplikasikan Air Suspension yang mampu membuat mobil ini lebih bisa dekat dengan aspal sesuai dengan keinginan.
Namun Apakah BlackPals sendiri ada yang tahu tentang sejarah air suspension..? Padahal dalam dunia modifikasi Indonesia beberapa tahun belakangan ini, penggunaan suspensi udara makin masif. Setidaknya sejak wabah stance style kencang bergaung di Tanah Air. Jenis suspensi spesial ini ternyata berawal dari ide sederhana, yaitu menggabungkan kemampuan beragam per dalam satu rumah. Sayang sistemnya yang kompleks bikin harga dan perawatannya jadi tak sederhana. Pun begitu versi custom-nya.
Di sinilah sejarah air suspension tercipta. William Humphreys pada tahun 1901 memberi solusi efektif dengan menciptakan sistem suspensi udara yang idenya langsung ia patenkan. Prinsip sistem suspensi ini adalah menggantikan per baja dengan bantalan udara, yang dapat diatur tingkat kekerasannya secara fleksibel sambil berjalan.
Fleksibilitas membuat dua karakter suspensi yang sebelumnya saling bertolak belakang bisa akur dalam satu rumah. Kehebatan suspensi udara ini mampu membuat Range Rover sejak generasi kedua bisa tetap mempertahankan kemampuan off-road-nya. Travel suspensi panjang dan lentur sekaligus, dapat mencengkeram aspal dengan kuat layaknya sedan-sedan premium saat dipacu pada kecepatan tinggi.
Suspensi udara juga memungkinkan mobil punya kemampuan auto levelling. Di mana bodi relatif tetap rata, saat kaki-kaki berjuang keras mengikuti kontur jalan. Bodi kendaraan juga tak mendongak saat bagian belakang mengangkut muatan ekstra. Secara sederhana, per udara ini ibarat per sapu jagat yang menggabungkan kemampuan per konvensional dari tingkat sangat keras, hingga sangat lembut dalam satu paket.
Selama puluhan tahun, komponen utama suspensi udara nyaris tak pernah berubah. Komponen pertama adalah kantung udara terbuat dari material karet dan poliuretan. Kendaraan akan meninggi dan lebih empuk saat kantung ini terisi penuh. Sebaliknya, jika volume udara dikurangi, kendaraan akan merendah dan bantingan suspensi menjadi lebih keras. Proses mengisi maupun mengosongkan udara dari balon karet ini diatur oleh solenoid.
Komponen berikutnya adalah kompresor udara yang bertugas menghisap udara luar dan memompakannya ke dalam tangki penampung udara bertekanan. Kompresor ini dilengkapi dryer untuk mengeringkan kandungan air dalam udara yang dihisap. Tentu saja tak ketinggalan adalah pipa atau selang yang berfungsi sebagai pembuluh udara. Proses distribusi udara ini diatur oleh blok katup yang bertugas seperti polisi lalu lintas. Perangkat inil mengatur ke kaki-kaki sebelah mana udara dialirkan dan seberapa besar udara diijinkan melintas.
Perbedaan paling signifikan pada suspensi udara modern adalah sistem terkomputerisasi. Sistem ini membuat suspensi lebih akurat dan lebih pintar menyesuaikan diri secara otomatis dengan kondisi jalan dan gaya berkendara. Tingkat peredaman maupun ketinggian kendaraan akan berubah-ubah sesuai masukan data dari ECU mesin, sensor kecepatan, sensor pergerakan bodi, sensor putaran setir, hingga sensor rem.
Untuk Air Suspensionnya yang diadopsi oleh Mazda 2 ini sendiri adalah custom, untuk baloon-nya sendiri pakai Air Force 2 titik. Untuk urusan mesin, Alvin hanya merubah dashtec dan mengganti sistem pembuangan (Exhaust) dengan Exhaust kembar.
Dari perubahan mesinnya, Alvin mengklaim mendapat perubahan performa yang cukup baik, dengan standar 115hp setelah mendapat sentuhan modifikasi mobil ini mendapat tenaga hingga 138hp. Masuk kebagian interior, Mobil ini nampak sedikit adanya perubahan, mulai jok kulit yang mengadopsi Murano dan sistem Audio yang memakai 2 way dan 1 Sub. [yus/timBX]
Spesifikasi :
Mobil: Mazda 2
Modifikasi: Simple Stance Daily use
Eksterior: Bodykit 'Base Custom' Lips Spoiler, Rear Spoiler, Rear Lips.
Interior: Kursi Murano, Audio 2 way 1 Sub
Undercarriage: Velg Workmaster to Peace 8x36 (front) 9x27 (rear)
Air Suspensi: Air Force 2 titik
Engine: dashtec, intercooler, turbo