AUG 21, 2018@11:54 WIB | 4,301 Views
Peta modifikasi di tanah air semakin luas mengikuti kiblat modifikasi di luar negeri. Pada modifikasi mesin sekalipun, masih terbelah menjadi dua aliran, pertama endurance dan kedua power. Kelas endurance banyak dipertandingkan di luar negeri seperti di Nurburgring, Jerman misalnya. Untuk aliran power freak mereka adalah pelaku balap drag yang banyak merajalela di dalam dan luar negeri. Nah, untuk modifikasi mobil Subaru WRX STI konon lebih cocok di kelas endurance.
Subaru WRX STI secara pabrikan dilahirkan sebagai mobil harian. Namun juga digunakan di dunia balap kelas endurance seperti 24h Rennen Digest, dan di kelas Rallye seperti WRC. Di Indonesia, Subaru memiliki ruang hati tersendiri bagi car enthusiast yang mendambakan kecepatan dan ketahanan mobil sekaligus. Tahun 2016 dan 2018 tim Subaru WRX STI pada kejuaraan 24 hour Nurburgring, berhasil menang di kelas SP3T mengalahkan mobil eropa kelas atas, seperti Porsche, Mercedes, Audi, VW, BMW M performance dan Renault.
Kali ini tim Blackxperience ingin membedah modifikasi mobil Subaru WRX STI milik Doni Mojo salah satu member komunitas Speedloverz, yang sampai sekarang aktif dalam kegiatan morning run. Doni mengaku menyukai Subaru sejak jaman kuliah memang sangat mengagumi mobil-mobil keluaran Subaru. Saat kuliah di Amerika Serikat, Doni telah mengoleksi mobil Subaru WRX GDB Tahun 2004. Tahun itu tipe WRX pertama kali masuk ke Amerika Serikat. "Saya menjual mobil Audi saya, dan berganti merek ke Subaru WRX GDB. Dan saya belajar engine management khusus untuk mesin Subaru WRX GDB," aku Doni yang beli mobil dari menghasilkan uang dari kerja kerasnya selama di Amerika Serikat.
Sepulangnya dari kuliah dan kerja di Amerika Serikat. Di Indonesia dia sempat membeli VW Golf dan bergabung ke komunitas Speedloverz. Namun akhirnya dia harus kembali meminang Subaru WRX STI dan mengulang kembali pengalamannnya di negeri Paman Sam untuk memodifikasi mesinnya mobilnya. Pengalaman dan kenangan manis bersama Subaru WRX GDB tidak hilang begitu saja. Doni kemudian membeli kembali Subaru WRX STI saat dirinya kembali ke tanah air. Mobil miliknya dimodifikasi secara khusus di sektor engine dan kaki-kaki. Sedangkan tampilan luar dipertahankan tetap menawan dengan sentuhan front lip, side skirt dan wing rear.
Doni Harsoatmojo, lelaki yang memiliki satu putera ini selain hobi otomotif memang penggila elektronik. Selain jurusan kuliahnya di bidang electrical controller di salah satu kampus di Ohio USA, dalam dunia pekerjaan, dirinya pernah terlibat merancang teknologi keyless sebagai teknologi pertama di dunia untuk Honda. "Saat temen liburan kuliah, saya malah sendirian mengotak-atik mesin. Itu yang menjadi sisi kegilaan saya (freak)," aku Doni yang saat ini sebagai memegang service center brand HP di Jakarta.
Subaru WRX STI miliknya telah dimodifikasi sektor mesinnya hingga stage 4. Stage pertama reflash/remapping dengan memodifikasi ECU bawaan mobil guna menampilkan hidden power. Sedangkan stage II biasanya menyentuh sektor exhaust sistem, mulai dari header, downpipe, sampai knalpot belakang. Memasuki stage ketiga biasanya mengganti turbo dengan yang lebih besar, dan berapa part seperti injector, pump, dan part supporting lainnya. Stage keempat biasanya dengan mengganti piston dan rod, dan kemungkinan mengganti blok mesin.
"Mobil saya ini sudah masuk ke stage 4, namun bukan yang super stage 4. Meski belum maksimum, reliability mobil tetap saya perhatikan," tutur Doni yang tidak ingin mobilnya over done kepada Blackxperience.com.
Subaru STI WRX lansiran 2012 juga telah melakukan penggantian sektor turbo dengan menggunakan Tomei Arms 7960 Turbo. Bagian internal mesin Subaru WRX telah diganti piston, rod, camshaft, suspensinya telah diganti beserta sistem pengereman. Karena telah memasuki stage 4, Doni juga memperkuat bagian kaki-kakinya, dengan memasang coilover dan pengereman menggunakan dixcel pad dan rotor.
Modifikasi mobilnya secara keseluruhan membutuhkan waktu 2 tahun. "Cukup lama, karena modifikasi saya tidak secara langsung, namun lebih step by step," tutur Lelaki 37 tahun itu. Dibagian modifikasi mesin Doni banyak menggunakan part-part dari USA. Sedangkan untuk sistem pendingin dan exhaust, Doni lebih memilih Tomei yang diproduksi di Jepang. Selama pengerjaan modifikasi elektronik, Doni mengaku menyerahkan modifikasinya ke Elika Automotive Performance di bilangan Sunter. Untuk modifikasi bagian mesin, Doni mempercayakan ke Andre dari MC Racing.
Secara performance, awalnya saya memodifikasi hingga ke stage 2. Setelah performance cukup, Doni berusaha meningkatkan performance ke stage 3, dengan mengganti piston ring line bawaan pabrik yang mudah pecah. "Saya ingin mengganti internal mesin, dengan konsekuensi tidak mengganti turbo. Namun saat bongkar mesin, ada teman owner Subaru STI yang menawarkan turbonya.Meski kenaikan performance tidak terlalu tinggi namun tetap ada improvement," jelas Doni yang puas dengan modifikasi mesinnya.
Performance mesin memang paling dibutuhkan pada saat morning run bersama anggota speedloverz. Doni pasang target minimal bisa mengikuti rekan-rekannya saat melaju kecepatan tinggi di jalur tol. "Saya pernah dapat top speed 260 kpj, saat itu masih bisa nambah karena nafas throttle masih panjang. Namun saya sudah tidak berani," aku Doni.
Sejauh rentang modifikasinya hingga sekarang ini, Doni mengaku reliability mobilnya tetap aman."Modifikasi mesin mobil saya sudah over spek, penggunaan bush tidak terlalu tinggi hanya 1,5 bar. Namun kapasitas mesinnya sebenarnya untuk penggunaan turbo lebih besar," jelas Doni yang pernah mengukur daya mesinnya hingga 270 wbhp, atau ketika di-convert mencapai 400 hp lebih.
Setelah modifikasi mesin terbilang aman, sektor transmisi juga tidak ketinggalan untuk diupgrade. "Kondisi mesinnya sekarang tenaganya lebih besar, sehingga transmisi terjadi slip. Jalan keluarnya dengan memasang transmisi Ogura Racing dari Jepang, sehingga lebih nge-grip dan bisa memutar hingga transmisi belakangnya."
Overall, Doni cukup puas dengan performance mobilnya. Sedikit keinginan bahwa dirinya ingin ganti velg di kemudian hari. Proses modifikasinya yang terbilang lama tidak menghilangkan sisi knowledge bagi Doni yang memang penggila modifikasi. "Saya lebih menikmati proses penggantian part per part, dan disitu saya mendapatkan knowledge tersendiri. Subaru WRX lebih mudah modifikasinya karena basicnya sudah turbo, dibanding saudaranya Subaru BRZ yang belum ada turbo. Jika dilihat outputnya, secara pabrikan 300 hp dan setelah modifikasi hingga stage 4 bisa naik menjadi 400 hp.Yang penting bagi saya mobil ini reliable," tutup Doni.[Ahs/timBX]
Spesifikasi :
- engine:
cp piston USA
br conrod BR Racing
Tomei cam and retainers
Tomei arms 7960 turbo
aps tmic
perrin fpr
injector dynamics 1000cc
walbro fuel pump
perrin fpr
mishimoto radiator
custom oil cooler
tomei unequal headers
tomei downpipe
techpro valvetronic exhaust
transmisi Ogura Racing
-suspension/brake :
whiteline front and rear swaybars
whiteline endlinks
cuco rear lateral links
trin z flex coilover
dixcel pads and rotors
cusco front and rear strut bar
beatrush undertrays
beatrush transmission mounts
beatrush pitchstop mounts
-cosmetics (interior):
damd steering wheels
aem afr gauge USA
pivot turbo gauge Jepang
-eksterior:
custom front, side, rear lip
velg rays gramlight wheela 18 inci
ban Toyo P1R type Sport
Bengkel :
1. Elika Automotive Performance Sunter : Bursa Otomotif Sunter Blok E no 10, Sunter Jakarta Utara
2. MC Racing : Bursa Otomotif Sunter Blok E No 7, Sunter Jakarta Utara