JUN 21, 2023@15:00 WIB | 1,928 Views
MP Product Speedshop berdiri tahun 2006 sebagai bengkel rumahan. Tujuh tahun kemudian 2013, banyak mengembangkan market ke ranah balap liar SERA Sentul. Bahkan MP Product memperteguh dirinya sebagai jawara SERA 500m. Kelas tersebut, lebih khas untuk balap liar, dibanding balap resmi yang menggunakan 201m dan 402m. Kelas resmi banyak regulasi, sementara balap liar lebih bebas. Namun magnetude balap liar SERA-lah yang digelar setiap Selasa dan Rabu cukup menggerakkan workshop daerah untuk saling beradu keunggulan teknis dan kecepatan.
MP Product Speedshop berlokasi di Jatibening Pondok Gede Bekasi. Membatasi diri sebagai restorasi dan jasa service untuk motor 2 tak. Core bisnis yang digawangi bro Empi melengkapi dirinya sebagai Speedshop untuk kebutuhan motor 2 tak. Transformasi dari era kampiun balap liar ke ranah restorasi dan service bukan tanpa alasan. Disebutnya membatasi diri di balap liar sebagai tim, namun tetap membuka diri sebagai konsultan.
"Trend 2 stroke ga pernah padam, dan selalu enak untuk dikulik. Termasuk trend drag kelas sunmori, yang banyak dipertandingkan. Disatu sisi, gw juga mulai menggeluti restorasi dan jualan part original dan aftermarket khusus roda dua, baik untuk standaran dan balap," ungkap bro Empi ke tim Blackxperience.com.
Pengalaman transfer knowledge bersama legiun balap di era sirkuit Kemayoran, kini memberikan hasil. Jejaring market yang kuat, terlihat munculnya tim balap yang dulunya adalah mekanik MP Product. Hal itu menjadi bukti betapa Ninja Goku, Satria Rinso adalah motor champion di trek 500m.
Meski berhenti dari balap liar, bro Empi sang master 2 tak ini tidak pasif dalam berkarya. Sebuah motor ninja sengaja dibangun untuk kelas 59 open. Arti dari kelas 59 open tersebut, seher standar 59 inci, namun dengan modifikasi pengapian bebas dan tipe karburator bebas.
Baca juga: Cara Menyetel Karburator Motor Agar Kenceng
Puncaknya, bro Empi akhirnya mengikuti Indonesia Drag Wars (IDW) Juni 2023 lalu. Motor yang dipersiapkan di kelas 59 open akhir berhasil naik di podium dua.
Dua unit lain yang dibuild untuk kelas standar bebas. Artinya motor ninja harus menggunakan karburator standar, ukuran seher dan pengapian bebas. Sementara Kelas FFA, lebih ke kubikasi diluar pabrikan, biasanya kelasnya 350cc dengan jarak 201 dan timing di 6 detik.
Bro Empi cukup optimis untuk membangun motor drag, dengan konsekuensi setiap hari bisa livetuning, maka waktu 1 minggu dirasa cukup. "Saat Livetuning kan butuh sirkuit, biasanya kita pakai Sentul untuk test. Dengan jadwal hari hanya Senin dan Rabu seperti jadwal SERA. Jadi 2 hari saja kurang ideal, untuk menemukan timing yang diinginkan," ucap bro Empi.
Sebagai builder 2 stroke, bro Empi juga butuh waktu luang yang cukup banyak. "Riset butuh waktu lama, dengan part pendukung yang mirip antara satu motor dengan yang lain. Tingkat kematangan engine gak selalu sama, maka angka untuk bangun tidak bisa dibatasi," tukasnya.
Kontruksi motor drag menurut bro Empi dengan mempertahankan crankcase Ninja 150. Part-part yang digunakan lebih cenderung ke brand aftermarket Thailand. Mulai dari penggunakan kruk As merek QTT yang sudah menyediakan pilihan stroke up.
Sektor kelistrikan menggunakan kabel RS-1. Tugas kabel ini lebih memurnikan massa, dihubungkan ke crankcase, bukan ke sasis. Jika sasis sudah keropos, daya makin tidak stabil. Maka RS-1 ini memurnikan massa ke koil dan crankcase, jadi minim hambatan.
"Setiap motor yang dibangun untuk kencang dan durable minimal harus memperhatikan kompresi, timing pengapian. Kedua indikator ini harus berdasar skill dan alat ukur (timing light)," ujarnya.
Sementara sektor rangka tidak membedakan material alumunium dan besi, pasalnya untuk main di drag resmi semuanya harus ditimbang dengan standar maksimum 125 kg antara motor dan rider.
Materi rangka dari alumunium dibandrol Rp3 juta, sementara rangka dari besi dibandrol Rp2,5 juta. "Modifikasi dengan membangun motor drag adalah investasi besar. Jadi persiapkan knowledge, waktu dan budget yang cukup," tutup bro Empi.[Ahs/timBX]