JUL 30, 2019@12:00 WIB | 155,547 Views
Boardtracker bagi Angga bukanlah hanya mengadopsi gaya balap tahun enampuluhan keatas. Akan tetapi bagaimana menampilkan culture custom kekinian, melalui perpaduan guratan motif grafis pinstripping yang menghiasi bagian headlamp, tangki, toolbox dan sparkbor belakang. Memahami motor custom tidak hanya sebuah faktor teknis, namun selebihnya adalah sebuah karya berestetika tinggi.
"Saya ingin memperkenalkan sebuah broadtracker yang modern, di era kekinian. Sentuhan pinstripping, warna merah dan chrome menjadi perpaduan yang khas. Saya gunakan ban pacul, untuk membuktikan gaya boardtracker bisa dieksplorasi dari aslinya," buka Angga yang menamai motor kesayangannya Nella, terispirasi dari penyanyi dangdut Koplo Nella Kharisma.
Angga telah mengenal dunia custom sejak era 2000-an. Saat itu ia aktif menjadi kontributor sebuah tabloid otomotif terkemuka. Disamping pengalaman menulisnya, ia juga sebagai founder MMC Outsider di wilayah Banten, yang berdiri sejak 2012. Induk MMC Outsider telah berdiri sejak 1988. Seluruh member MMC Outsider mewajibkan anggotanya untuk memodifikasi motor. Pengalaman berorganisasi dari komunitas inilah yang membekali dan menuntun Angga menjadi seorang builder sejak tahun 2015.
Modifikasi Kawasaki KZ200 atau akrab disebut sebagai Binter Merzy ini menurut Angga dibangun dalam kurun waktu 4-5 tahun. Lantaran Angga fokus mengerjakan custom untuk konsumennya. Angga mengakui KZ200 ini melibatkan 2 builder, dan seorang pinstripper.
"Ekoy member MMC Outsider Jakarta yang ikut membangun frame dan leaf spring suspensinya. Sedangkan sisanya saya membangun dari tangki, seat, toolbox, hingga knalpot. Ekky dari Outsider Bekasi juga saya libatkan dalam pengecatan dan pinstripping," tutur Eko yang mengibaratkan bangunan motornya sebagai proyek Hambalang.
Part sisanya seperti handgrip dibuat dengan teknik CNC. Foodstep, tutup tangki, housing lampu belakang dan baut penyangga tangki dibuat dari bahan kuningan. Sisanya seperti stang, suspensi, foodstep, dan penyangga rear lamp difinishing chrome. Begitu juga dengan spakbor, tangki dan headlamp depan dibuat secara handmade.
Pengalaman Angga sebagai builder dibangun dari ketekunan, semangat pantang menyerah, dan tetap membangun komunikasi sesama builder. Bagi Angga tidak ada seorang builder yang hebat, karena semua builder belajar untuk menjadi bisa dengan share pengalaman kepada builder senior.
Cukup banyak waktu yang menyita, sehingga butuh lima tahun itu cukup lama untuk sebuah motor custom. Ia menyebut mengcustom dan menjadikan Nella KZ200 mengalami banyak rintangan. Mulai dari kebakaran bengkel, hingga peralihan dari Ekoy ke dirinya cukup memakan waktu.
"Butuh menyisakan waktu untuk projek pribadi, hal itu yang menjadi effort membangun motor sendiri. Apalagi saat itu saya mengakomodir bro Ekoy dari Outsider Bintaro untuk membantu pembuatan frame dan suspensi yang berbahan seamless. Leaf springer terbuat dari limbah per daun mobil, berfungsi menggantikan per suspensi.
Pilihan ban dan velg juga terlihat keluar dari konsep aslinya. Angga menggunakan ukuran velg depan yang sama 17 inci, sedangkan umumnya menggunakan formula 19 inci depan dan 17 inci di belakang. Begitu juga dengan penggunaan warna red glossy yang cukup enak dipandang.
"Saya memasukkan ban pacul, velg 17 inci depan dan belakang sama. Dan saya memperkenalkan broadtracker dengan gaya baru, dengan melepas warna sangar yang kebanyakan menggunakan doff dan rusty. Saya gunakan warna red glossy, yang smooth dan eye catching," ungkap Angga.
Sektor mesin tetap standar, meski sebelumnya Angga harus membeli unit mesin KZ200, menanggalkan mesin KZ200 platina yang sudah oversize karena kebutuhan balap. Mesin KZ200 lansiran 1984 ini sudah menggunakan CDI dan masih standar.
"Karakter KZ200 CDI lebih berisi dibanding versi platina, karena telah dibekali dengan balancer ditengahnya. Agar looks KZ200 terlihat mewah saya menggunakan finishing poles. Hal itu mengutamakan fungsi mesin yang panas, dan poles lebih tahan terhadap panas dibanding dengan chrome sendiri," cetus Angga.
Masuk pada finalisasi, akhirnya motor ini jadi dan Angga mengikutkan kontes modifikasi di Pardjo 2019 di TMII, Jaktim. Saat kontes modifikasi berlangsung, Nella KZ200 hanya mendapatkan 1 pickaward atau piala dari bengkel minority custom, Surabaya.
"Untuk mengikutkan Nella KZ200 di kontes modifikasi, kami harus kerja keras guna menyelesaikan motor. Dalam kurun waktu 5 hari, motor harus selesai," kenang Angga yang menghabiskan budget hingga Rp30 jutaan. Kedepan Angga masing ingin menambahkan part-part modifikasi berbahan tembaga atau kuningan.
Diluar itu nama Busi Custom telah banyak menghuni ruang hati pecinta custom. Pada satu waktu, ada 10 unit motor custom yang harus diselesaikan dalam 3 bulan.
"Ritme ini terjadi saat menjelang lebaran dan akhir tahun. Saat ini ada 4 motor yang masih progres," tutup Angga yang pernah meraih penghargaan caferacer juara 3 di kontes Suryanation 2017. Juara I RX King Pardjo dan Juara I versi People Choice Pardjo. Juara I,II dan III dengan motor scrambler tracker di sebuah event kampus swasta.
Nama Angga cukup terkenal di kalangan bikers Indonesia. Tahun 2013-2014 dirinya pernah keliling Indonesia timur, hingga wilayah Papua. Kepada tim Blackxperience.com, Angga mengaku sampai di titik Nol Sabang, dan juga riding ke pedalaman Kalimantan bertemu dengan suku Dayak. So BlackPals yang ingin share tentang modifikasi motornya, datang saja ke Busi Custom Motorcycle yang beralamat di Jl. Prambanan 1 Blok A, no 20 Perumnas 2 Cibodas Tangerang. [Ahs/timBX]
Spesifikasi Boardtracker KZ200 Lansiran 1984