FEB 11, 2022@21:26 WIB | 4,380 Views
Mobil Retro sedang hype di belantara otomotif nasional. Jumlahnya semakin rare dan unik, sehingga harga yang ditawarkan tinggi. Namun suksesinya bukan value mobil tersebut, melainkan gerakan massive retro enthusiast, memperkenalkan dan membangun berbagai merek mobil sebagai identitas dari culture otomotif. Event TROPI yang digelar di Senayan Park mengakomodir pegiat mobil retro untuk ngopi bareng dan memamerkan mobil modifikasi mereka dari berbagai merek.
Sebut saja Mercedes W201 dan W124 diperkenalkan cukup hangat, dengan cat kinclong dan tampilan nan catchy dan incaran kolektor. Tampilan VW Beetle 1200cc putih juga cukup menarik, dengan bumper krom dan lampu depan bercover krom. Tentu cukup spesial untuk diboyong ke garasi kolektor.
Sedan Datsun 1969 dengan mesin yang sudah swap engine ke SR20DET Turbo milik saudaranya Nissan Silvia S14. Butuh waktu instalasi hingga 6 bulan, karena tenaga mesin yang 217hp harus diimbangi dengan intercooler 3ply berbahan alumunium dengan dual fan elektrik. Tambahan piping dibuat custom mengikuti sisa ruang engine.
"Datsun 510 selain engine 2000cc, tentu kami imbangi dengan sistem pengereman yang mengadopsi sistem braking milik Skyline. Kaki-kaki mengadopsi pillow ball untuk adjustment camber untuk adaptasi saat berakselerasi kencang," ungkap Dwi Untung dari komunitas A Garage Bogor dengan instagram @dwijonou.
Gaya retro dipertajam dengan pola interior yang dipertahankan secara klasik. Jok sudah retrim mempertahankan alur dan pattern orisinalnya. Sementara jok depan sudah custom mengikuti pattern Viola yang sudah diadjust dengan gaya duduk Bro Dwi.
"Dengan senyawa klasik, interior mempertahankan sisi originalnya, tambahan stir Italia Luisi 13 inci, cukup enak dipakai ngebut, karena sudah power steering. Kombinasi head unit rockstar era 80-an. Tambahan 4 panel gauge untuk mengontrol kinerja mesin," tambah bro Dwi.
Bagian bagasi dimodifikasi sebuah tangki BBM untuk 40 liter, dengan pompa bensin Mercy serta penempatan accu karena posisi depan yang penuh.
Kombinasi kaki-kaki menggunakan velg Watanabe 13 inci dengan lebar 7 inci. Termasuk untuk meredam getaran dengan menggunakan shock bilstein, dan per ulir yang di permak. "Kecepatan tertinggi di kisaran 180-200 km, tepatnya saat melewati mobil teman yang saat itu running di kecepatan 180 km," tutup bro Dwi yang sudah meregoh kocek sepadan dengan harga mobil baru.
Setelah melalui era 60-an, tim Blackxperience.com menemui sebuah Suzuki Forsa Amenity modifikasi dengan gaya retro Rally Look 90s, milik bro Yoyok Wihoro. Secara basic ini adalah Suzuki Amenity tahun 90-an atau Suzuki Swift 1.3L versi luar negeri, yang diconvert menjadi ke gaya Suzuki Cultus.
"Convert ke gaya Cultus mulai dari bemper, kaki-kaki dan pengereman sudah milik Suzuki Cultus. Bumper depan Cultus punya sirip air flow dua tingkat. Tampilan grille diconvert ke Esteem GT. Bumper belakang, rear lamp dan mid wing milik Cultus. Termasuk sistem pengereman sudah diskbrake," ungkap bro Yoyo ke tim Blackxperience.com.
Gaya rally look diperkuat dengan interior yang cukup racing. Pilihan jok Recaro String depan dan belakang, serta aksesoris disamakan dengan era 90-an.
"Sebenarnya tingkat modifikasi tidak terlalu banyak, hanya nyeberang dari gaya JDM ke Rally Look. Butuh waktu hanya 2 bulanan," tambahnya. Penambahan seperti stir Sparco, knop shift, tatakan kaki OMP, speedometer mengarah ke era 90an.
Sektor mesin tetap dibiarkan standar, namun diremajakan ala engine bay tampil cukup clean. Kabel busi, filter udara dan mesin sudah porting polish serta radiator alumunium.
"Secara part mesin 13A ini sama dengan mesin Esteem dan Futura, jadi partnya gampang dicari. Pilihan velg yang agak ngejreng dengan OZ Racing Super Turismo 95, ring 16 cukup rata bodi dengan fender, dibalut dengan ban profil 195-50," tutup Yoyo mengamini pujian dari tim Blackxperience.com. Harga mobil Suzuki Amenity ini dikisaran Rp130 jutaan.
Sebuah Toyota Starlet lansiran 1997, restorasi yang cukup apik, mulai dari convert bonnet hingga repaint dan pilihan part yang cukup melimpah. Starlet kapsul milik Bangun Hadi ini generasi SEG terakhir yang direstorasi selama 3 tahun, juga sudah di swap engine.
"Mesin sudah swap engine ke mesin Toyota 5E-FHE, mesin milik Starlet Glanza yang cukup rare. Kubikasinya 1.5L bertransmisi matic. Cukup mudah karena sudah PnP ke starlet kapsul," cetus Bangun.
Modifikasi mesin hanya menambahkan FPR (fuel pressure regulator), open filter dan radiator milik Estillo. Kombinasi engine ini membuat konsumsi bahan bakar tetap irit 1:10 km. Sementara tampilan bonnet diupgrade ke Starlet Grand Injection (GI).
"Saya pilih grille GI karena terbilang rare, dan menyesuaikan dengan engine yang non turbo," tambah Bangun yang butuh waktu 3 bulan untuk engine.
Pilihan velg Work Meister 15 inci, 4pcb plus spacer. Kombinasi cukup menarik dengan warna bodi yang silver. Semuanya mendukung gaya JDM look, namun interiornya dipermak sedemikian rupa dengan instalasi car audio bergenre sound quality.
Beberapa aksen karbon pada dashboard, dikombinasi dengan setir Momo Tomcat, dan pilihan jok dengan Recaro jaring menambah kombinasi tone warna yang tepat. Gaya retro 90-an cukup eye catching dan memberikan kombinasi yang cukup menarik di jajaran starlet yang sudah dipamerkan.[Ahs/timBX]