JUN 20, 2022@20:00 WIB | 826 Views
Secara global, teknologi hybrid terbagi dua macam, pertama mesin dan motor dynamo menggerakkan roda (hybrid kinetik), kedua mesin menggerakkan alternator untuk mengisi baterai, kemudian baterai menggerakkan motor untuk menggerakkan roda (hybrid elektrik). Secara sederhana Suzuki mengembangkan teknologi hybrid yang lebih murah dan terjangkau, bukan hanya untuk market domestik, namun juga untuk negara tujuan ekspor. SIS membawa tanggung jawab itu, sebelum masuk era elektrifikasi penuh pada 2030.
Akselerasi awal mobil biasanya menyedot konsumsi bbm lebih tinggi. Kalau mobil dengan teknologi stop and go sudah mampu memberikan efisiensi bahan bakar secara maksimum. Celah itulah yang dimanfaatkan teknologi Suzuki Smart Hybrid makin membuat efisien, karena saat akselerasi tidak hanya mengandalkan tenaga dari combustion engine saja, bahkan dibantu dengan tenaga dari baterai.
Siapa yang bertugas mengisi baterai lithium ion, kalau dimesin K15B terbaru sudah dibekali integrated starter generator (ISG) yang menggantikan fungsi alternator. ISG inilah yang bertugas di ranah auto stop (stop and go). Saat berakselerasi menyuplai tenaga ke roda dan saat deselerasi menyimpan tenaga kembali ke baterai. Kehadiran ISG juga membuat kinerja combustion engine jauh lebih senyap.
Respon Zero Emission, Suzuki Janjikan Teknologi Smart Hybrid dengan Harga Terjangkau
Berapa kapasitas baterai Lithium Ion yang disematkan di Suzuki Ertiga Hybrid? Kapasitas baterai lithium 6Ah 12V. Saat akselerasi sistem Suzuki Smart Hybrid ada tambahan torsi sekitar 50 Nm di rentang putar mesin 3500-4000 rpm berkat kombinasi tenaga dari baterai lithium dan kombustion engine. Jadi secara teknologi benar-benar beda dengan sistem pabrikan lain, yang membatasi kinerja daya baterai hanya sampai di kecepatan 0-30km/jam saja. Jadi di teknologi Smart Hybrid Suzuki baterai lithium tidak pernah kosong alias selalu terisi.
Mapping tugas baterai dominan di engine auto stop dan engine restart. Kemudian bertugas membantu saat mesin take off dan berakselerasi di rentang putar mesin 3500-4000 rpm. Setelahnya menjadi tugas combustion engine untuk bekerja konstan mengisi putaran middle ke high, kalau masih ingin irit bisa digunakan fitur cruise control yang membuat konsumsi BBM menjadi stabil. Saat kecepatan melambat (deceleration) baterai kembali terisi oleh tenaga ISG. Jadi penggunaan BBM dibatasi di putaran 4000 rpm keatas, dan saat putaran tersebut, ISG bertugas mengisi baterai dan sistem combustion engine bekerja secara total.
All New Ertiga Hybrid, Komitmen Suzuki LMPV Hybrid Pertama Paling Terjangkau
Saat regeneratif breaking, terjadi perubahan energi dari kinetic ISG menjadi daya yang disimpan ke baterai lithium ion. Efeknya adalah pengurangan bahan bakar lebih efektif dan emisi karbon semakin kecil. Saat idling, suplai bahan bakar akan distop, sedangkan saat akselerasi akan mengandalkan supply daya dari baterai lithium ion. Saat cruising dan akselerasi energi akan disimpan ke baterai.
Pemilik All New Ertiga hybrid sudah dapat keringanan berupa garansi ISG dan baterai selama 5 tahun (atau mencapai 100 ribu km), untuk penggunaan normal. Sementara untuk harga baterai lithium sendiri di kisaran Rp15 juta dan harga baterai acid Rp3 juta. Antara baterai acid dan lithium memiliki tugas yang berbeda.
Fungsi accu (baterai acid) cukup diminimalisir untuk menghidupkan combustion engine, dan membantu kebutuhan daya pada komponen elektrik seperti lampu dan sebagainya. Sementara fungsi baterai lithium ion selain untuk elektrikal engine (akselerasi) juga difungsikan untuk audio, AC dan lain-lain yang dengan kebutuhan daya lebih besar.
Suzuki Perkenalkan New Ertiga Diesel Hybrid di Indonesia
Pertanyaan besarnya berapa konsumsi BBM All New Ertiga Hybrid? Memang belum ada data dari internal SIS. Kalau melihat dari Ertiga Hybrid Diesel yang dilansir 2017 silam, konsumsi BBM diklaim 22,6 kpl atas hasil uji BT2MP-BPPT. Bisa kah teknologi Suzuki smart hybrid mencapai 25 kpl? Waktu akan menjawabnya. [Ahs/timBX]
