JUN 16, 2019@13:01 WIB | 3,254 Views
Sektor kelistrikan pada motor matic ditopang dengan distribusi arus yang baik dari accu. Sebuah accu standar GS Astra 12 v 6 Ah, dalam kondisi sehat memiliki nilai 135 CCA. Cold Crangking Ampere (CCA) sendiri merupakan kemampuan baterai yang penuh terisi dalam mengeluarkan arus untuk menstarter mobil atau motor dalam kondisi beban penuh selama 30 detik. Seberapa penting CCA bagi sebuah motor dengan baterai standart, itu cukup penting bagi motor matic injeksi dengan fitur idling stop.
Kali ini tim blackxperience.com berkesempatan menguji sebuah produk wizard fire yang mengusung jargon ultimate racing performance. Produk ini diklaim mampu meningkatkan angka CCA menjadi 100% dan mengecilkan hambatan kelistrikan sampai 90%.
Beberapa saat setelah pemasangan wizard fire pada Mio M3, beberapa angka menunjukkan perubahan signifikan. Untuk indikator standarnya tercatat kesehatan baterai (SOH) 100% dan kemampuan charging 98%, hambatan (R) 21,58 mili ohm, dengan nilai CCA 135. Setelah wizard fire terinstal, nilai CCA meningkat menjadi 270 dan nilai hambatan (R) makin mengecil menjadi 11.08 mili ohm. Pemasangan cukup mengaitkan kabel hitam ke arus negatif accu dan kabel merah ke arus positif accu. Setelah stop contact dinyalakan, lampu indikator pada wizard fire akan menyala menandakan fungsionalitasnya.
Sebagai fungsi utama stabilizer accu, wizard fire akan mempengaruhi konsumsi BBM, tarikan throttle, lampu lebih terang, dan kinerja ECU dengan memaksimalkan kinerja injektor, pengapian, sistem pompa bahan bakar dan sensor penting lainnya. Untuk menguji seberapa peningkatan dan pengaruhnya terhadap peningkatan mesin Mio M3, kami melakukannya dengan riding melalui jalur pantura sejauh 388km, menempuh Jakarta-Batang, dengan jalur trek yang lurus tanpa tanjakan.
Untuk rute perkotaan di Jakarta yang padat, tarikan throttle cukup enteng, dan akselerasi cukup cepat dan bertenaga. Tenaga mesin dari putaran bawah ke menengah cukup bertenaga, dan membuat kinerja mesin lebih lincah di rpm tinggi sekalipun. Malam harinya kami coba menempuh jalur pantura menuju Cirebon.
Dijalur lurus Panarukan, Subang, Indramayu, mesin cukup lincah mengimbangi akselerasi dua motor teman kami Yamaha Vixion selama perjalanan di jalur Pantura. Kecepatan rata-rata 80-95 km dan nafas throttle yang tidak pernah ngempos sedikit pun, dan itu yang membuat kami bersemangat dalam perjalanan malam hari hingga menjelang subuh memasuki perbatasan Indramayu Cirebon.
Beberapa kilometer menuju wilayah Cirebon kami bertiga berhenti, untuk sekedar ngopi menyehatkan mata dan aliran darah dari tubuh setelah riding 3 jam. Eki rekan dari komunitas Black Motor Community Chapter Jaksel rupanya terusik dengan akserasi skuter matic Mio M3 125 cc yang saya gunakan. "Motor kamu kenceng banget, bikin saya terusik untuk full throttle nih, pasti udah dioprek ya (modif elektrikal)," tegur Eki. Lantas saya jelaskan bahwa motor yang saya gunakan semua standar, namun ditambah penggunaan stabilizer accu wizard fire.
Dengan ECU standar, wizard fire mengalirkan kelistrikan lebih besar, bahkan melebihi dari kebutuhan accu untuk motor sekelas accu WR7S 12V6Ah yang nilai CCA-nya hanya 170 yang biasa digunakan untuk Vespa, NMax dan CBR 150. Tidak menutup kemungkinan digunakan untuk motorsport lainnya di kelas 150cc. Jadi fungsi wizard fire cukup menyuplai tenaga diputaran rendah, menengah dan tinggi, seperti halnya dibutuhkan untuk riding jarak jauh saat turing.
Selain menambahkan tenaga pada mesin diputaran bawah, menengah dan atas, konsumsi BBMnya boleh dibilang tidak boros. Untuk jarak tempuh Jakarta hingga Medono-Batang yang jaraknya 388km hanya membutuhkan 12 liter BBM, itu berarti konsumsi bahan bakarnya dengan gaya berkendara full throttle 1 liter melahap 38 km menggunakan pertalite dan pertamax. Selama menggunakan wizard fire, skuter matic Mio M3 kami sengaja tidak menggunakan filter mesin baru, dan itu berpengaruh pada konsumsi BBM. [Ahs/timBX]