FEB 01, 2019@16:00 WIB | 7,251 Views
Penjualan mobil secara keseluruhan pada market domestik di tahun 2018 mencapai angka 1,1 juta unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 97% masih dikuasai oleh mobil brand Jepang. Jongki Sugiarto, Ketua I Gaikindo menyebutkan memang brand-brand mobil Jepang masih menguasai pasar domestik, namun sedikit demi sedikit mulai terkikis oleh arus mobil-mobil merek Cina. Data Gaikindo yang berhasil kami akses menyebutkan pertumbuhan mobil brand negeri Tirai Bambu tersebut tercatat 1,3 persen berdasar data sales retail.
Dari total penjualan kendaraan 1,1 juta pada tahun 2018, sejumlah 869.853 unit diantaranya berupa mobil kendaraan penumpang. Dari jumlah tersebut segmen MPV terjual sebanyak 630.640 unit, atau mengusai market total sebesar 57.33 persen. “Kemungkinan pertumbuhan volume mobil brand Cina cukup terbuka, itu bergantung dengan pertumbuhan ekonomi nasional, dan daya beli masyarakat yang tiap tahun tumbuh. Akan tetapi pertumbuhan volume brand Cina tersebut tidak menggeser pertumbuhan mobil brand Jepang, karena memang sama-sama tumbuh tiap tahunnya,” tutur Jongki Sugiarto, Ketua I Gaikindo.
Untuk lebih mengetahui seberapa jumlah penjualan brand mobil cina seperti Wuling dan DFSK. Wuling mencatat kinerja data retail yang memuaskan dengan mampu menjual 15.162 unit mobil atau market share 1.3%. Sedangkan DFSK baru menjual 839 unit, dengan market share 0,1%. Meski terbilang cukup kecil, kita akan ulas sedikit bagaimana kinerja grup-grup otomotif Cina melakukan penetrasi di tahun 2018.
Pertama SAIC Motor Corp Ltd.
Pertama Wuling yang tergabung dengan Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) Motor Corp Ltd selama tahun 2018 telah menjual 7,05 juta unit kendaraan pada 2018, naik 1,75 persen dari 2017, menurut pernyataan perusahaan yang dikutip dari laman Chinadaily.com.cn. Sedangkan kapasitas produksinya mencapai 5,62 juta unit dari 2 manufakturnya di Inggris dan Indonesia.
Dari angka penjualan tersebut, tahun 2018 SAIC meraih laba bersih perusahaan sebesar 36 miliar yuan atau US$ 5,4 miliar dan naik 4,6 persen dari tahun 2017. SAIC juga bekerjasama dengan General Motor membentuk joint venture bernama SGMW, dan di Indonesia diwakili oleh PT SGMW Motor Indonesia yang memproduksi dan memasarkan merek Wuling dengan nilai investasi US$700 juta.
Kedua BAIC Group
BAIC Grup juga tercatat sebagai BUMN Pemerintah Cina. Kapasitas produksinya mancapai 2,25 juta unit pertahun. BAIC Group telah melangsungkan kerjasama dengan Jeep, Volkswagen, Hyundai dan Mercedes Benz. Sebagai salah satu contoh kerjasama antara BAIC Group dengan Daimler menghasilkan kendaraan listrik pertama, Mercedes Benz EQC yang akan beroperasi tahun 2019 ini. Total investasi kerjasama tahun 2018 kemarin, antara Daimler dengan BAIC mencapai 11,9 miliar yuan atau US$1,76 miliar.
Ketiga Dongfeng Motor Corp
Dongfeng Motor Corp., dengan menjual salah satu mobil SUV-nya DFSK yang sudah terjual di Indonesia. Kemampuan produksinya mencapai 3,5 juta unit pertahun. Dongfeng telah menjual 4,12 juta kendaraan dan mencapai pendapatan 631 miliar yuan pada 2018, naik 10,2 persen dari tahun sebelumnya. Laba bersih untuk periode ini mencapai 41,1 miliar yuan, naik 7,8 persen tahun-ke-tahun. Di China, Dongfeng Motor Corp sudah bekerja sama dengan banyak merek, termasuk Kia, Honda, Peugeot-Citroen, Renault, Volvo, Nissan, dan merek Taiwan bernama Yulon.
Keempat BYD Auto Company
Manufaktur ini bermarkas di Shenzhen. Berdiri tahun 1995, BYD telah menjadi perusahaan pembuat baterai sebagai global leader dalam hal energy mobil. Karyawannya sekarang mencapai 220.000 orang dan menjadi perusahaan pemasok baterai terbesar di dunia.
Pada tahun 2003, BYD memasuki industri mobil dengan mengakuisisi Xi'an Tsinchuan Auto Co Ltd dan mengejutkan pasar dengan mobil hybrid plug-in pertama di dunia pada tahun 2008. Pada 2015, BYD menghadirkan bus tingkat elektronik dan zero emisii pertama di dunia di London. Sejauh ini e-busnya menyumbang 80 persen dari pasar London, 50 persen di Inggris dan 80 persen di Amerika Serikat. BYD mempunyai tingkat produksi hingga 506,189 unit. BYD dikabarkan telah menjalin kerjasama dengan pihak Bakrie untuk penetrasi pasarnya.
Kelima Geely
Dengan kemampuan produksinya mencapai 415.286 unit. Dilansir dari Chinadaily.com.cn, Sebagai salah satu merek mobil Cina paling populer, penjualan Geely sepanjang tahun mencapai 1,5 juta unit pada 2018, meningkat 20,3 persen tahun-ke-tahun. Meskipun produsen mobil itu tidak memenuhi target penjualan 1,58 juta. Geely memiliki kinerja yang baik dibandingkan dengan merek Cina lainnya sedang mengalami penurunan penjualan.
Merek Geely juga lebih dahulu masuk ke market tanah air, jauh sebelum Wuling dan DFSK, dengan konsep city car, dan sedan. Melalui Geely Mobil Indonesia (GMI) hadir di Indonesia sejak tahun 2009 dengan beberapa pilihan city car tipe sedan dan hatchback. Beberapa keluaran Geely di Indonesia antara lain tipe MK, MK2, Emgrand EC7, dan LC Panda. Harga dari ketiga mobil ini sendiri berkisar antara Rp90 juta-an hingga Rp145 juta-an. Sayangnya respon pasar cukup lemah, dan tercatat vakum di pasaran dari tahun 2015-2016. [Ahs/timBX]