MAY 25, 2023@13:00 WIB | 462 Views
Mulai tahun 2025 mendatang, standar emisi Euro 7 akan mulai diterapkan di negara-negara Uni Eropa. Belum juga diterapkan, ternyata aturan standar emisi yang akan menggantikan Euro 6 ini sudah mendapat banyak tentangan dan kritikan, terutama dari beberapa negara Uni Eropa sendiri.
Dilansir Reuters, Selasa (23/5/2023), ada 8 negara Uni Eropa yang setidaknya menolak aturan emisi Euro 7 ini. Negara yang menentang tersebut diantaranya seperti Perancis, Italia, Rumania, Bulgaria, Polandia, Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko.
Kedelapan negara tersebut beralasan bahwa ada beberapa aturan emisi Euro 7 yang dirasa merugikan. Misalnya seperti biaya pengembangan yang besar dan justru tidak memberi dampak yang signifikan dalam mengurangi emisi CO2. Terlebih beberapa pabrikan merasa dengan pengembangan ini justru sulit memberikan keuntungan yang besar.
Menteri Transportasi Italia, Matteo Salvini yang mewakali 1 dari negara penentang tersebut menyebut bahwa syarat uji emisi ini tidak hanya merugikan bagi masyarakat umum karena harga mobil yang semakin lebih mahal, namun juga bagi para produsen karena mereka harus menjual mobil dengan harga mahal yang tergolong tidak wajar.
Lalu di bulan Februari silam, CEO Stellantis, Carlos Tavares menyebut bahwa dana pengembangan untuk memenuhi standar Euro 7 ini lebih baik dialokasikan ke pengembangan mobil listrik. Ia beralasan bahwa sebenarnya masih banyak orang-orang yang masih membutuhkan mobil konvensional karena transisi ke mobil listrik yang belum sepenuhnya berjalan optimal.
Lalu CEO Volkswagen, Thomas Schafer menyebut bahwa peralihan mereka ke mobil listrik murni di tahun 2030 berdampak pada mobil konvensional mereka yang masuk ke segmen harga terjangkau. Misalnya seperti VW Polo dan Skoda Fabia yang nantinya bisa naik harga terlalu jauh dari seharusnya. [edo/timBX]