NOV 22, 2018@08:30 WIB | 1,728 Views
CEO Tesla, Elon Musk, mengatakan bahwa dirinya akan menghubungi Daimler untuk mengusulkan kolaborasi untuk memproduksi mobil van dengan versi listrik, yaitu Sprinter.
Itu tidak akan terjadi tanpa preseden, karena Daimler dan Tesla telah berkolaborasi pada pembuatan kendaraan listrik di masa lalu. Tesla memasok powertrain listrik untuk Smart Car listrik generasi pertama dan listrik Mercedes-Benz B-Class. Namun ketika kerjasama ini dirajut, memang pada saat itu, Daimler memiliki beberapa persen sahan di Tesla Motors. Di tahun 2009, Daimler menginvestasikan $ 50 juta atau sekitar Rp 730 Miliar untuk sekitar 9% dari saham Tesla.
Investasi tersebut datang di tengah krisis keuangan yang menghantam perusahaan tersebut cukup keras. Musk kemudian mengakui bahwa Tesla kemungkinan akan tutup jika bukan karena investasi yang datang ke perusahaan yang memproduksi Model S tersebut. Hingga pada tahun 2014, Daimler menghentikan kontrak pasokan powertrain-nya dengan Tesla dan akhirnya menjual sahamnya ke Tesla motors kembali dengan harga $ 780 juta. Angka tersebut cukup fantastis karena pembelian awal saham tesla motors hanya berkisar $ 50 juta.
Tapi dijualnya kembali saham Tesla tersebut bukan berarti kedua perusahaan tersebut selesai dalam urusan kemitraan. Dalam waktu dekat, Elon Musk juga ingin kembali bermitra dengan Daimler dan akan segera menghubungi perusahaan tersebut untuk membicarakan perihal produksi van versi listrik dari Mercedes-Benz Sprinter.
Komentar Musk timbul setelah CEO Daimler, Dieter Zetsche, baru-baru ini mengatakan bahwa Mercedes-Benz sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Tesla lagi. Namun, Mercedes-Benz juga sudah memiliki program van elektrik eSprinter sendiri yang masuk ke pasar tahun depan.[prm/timBX]