JAN 19, 2019@15:00 WIB | 4,612 Views
Toyota Supra 2020 diproduksi dengan mesin inline 6, turbocharged, menghasilkan daya maksimum 335 hp. Dan soal pengujian, Supra belum memulai apapun, tak terkecuali BMW Z4 yang dikembangkan bersama Supra yang telah melakukan pengujian di sirkuit Nurburgring Nordschleife. BMW Z4 mencatatkan rekor baru 7 menit 55,41 detik. Atas catatan itu, Chief Engineer Tetsuya Tada memberi angin segar bahwa Supra 2020 bisa lebih cepat, di kisaran 7 menit 40 detik.
Tada yang menghadiri pameran NAIAS Detroit 2019, menyatakan bahwa mobil yang didesainnya terbilang cukup ringan dibanding BWM Z4. Cukup mudah untuk menembus waktu 8 menit, namun paling tidak bisa tembus kurang dari 7:50. Disisi lain, Supra secara elektronik memiliki pembatas kecepatan secara elektronik, dengan kecepatan tertinggi 155 mph. Suatu hari tim Tada akan memotong speed limiter dan menjalankan Supra dengan putaran waktu yang diharapkan.
Meski BMW Z4 dengan mesin 6 inline turbocharged memiliki daya 382 hp lebih tinggi dibanding Toyota Supra 2020 yang menggunakan platform yang sama. Meski kalah di putaran tinggi, Supra diklaim lebih ringan, itu karena BMW menggunakan atap yang convertible yang soft top. Toyota Supra berhasil mencatatkan waktu 0-60 mph hanya 4.1 detik, dibanding BMW hanya 4.4 detik.
Selain ringan secara bobot, Toyota Supra juga memiliki 10 titik ventilasi dalam bodyworknya. Hanya waktu yang akan ,membuktikan apakah Supra akan turun di sirkuit The Green Hell, Jerman. Berikuti ini titik-titik ventilasi yang kemungkinan bekerja memotong angin melalui lubang ventilasi di 10 titik.
Dua di bumper depan, tepat di atas intake yang lebih rendah. Fungsinya bisa memberi asupan mesin dengan lebih banyak udara yang sejuk seperti oksigen sehingga menambahkan kekuatan karena pembakaran yang sempurna. Dua ventilasi di front light side dapat menyebabkan lebih banyak udara untuk mendinginkan system pengereman.
Jika pengunaan ventilasi, ventilasi ini apakah benar memungkinkan udara turbulen yang dihasilkan oleh putaran roda meninggalkan ruang fender. Apabila demikian, efeknya bakal mengurangi kemungkinan interaksi antara udara bertekanan tinggi di dalam sumur roda dan udara bertekanan rendah di bawah mobil. Singkatnya, ini membantu sedikit dengan mengangkat performa dan dengan turbulensi udara di sisi kendaraan.
Ventilasi di pintu dan sebelum roda belakang dapat diarahkan untuk membantu mendinginkan rem belakang, atau bahkan komponen driveline. Sedangkan ventilasi di samping lampu belakang dapat memiliki pekerjaan yang sama dengan ventilasi pada fender - untuk membiarkan udara keluar dari dalam sumur roda, secara cepat.
Kemungkinan itulah yang secara teknis bisa menjadi keunggulan GR Supra atas BMW Z4, dan kami berharap pihak Toyota segera mengkonfirmasikan kinerja aerdinamikanya ke publik.[Ahs/timBX]