OCT 08, 2018@08:30 WIB | 2,044 Views
Gabungan otomotif yang tergabung dalamRenault-Nissan-MitsubishiAlliance dan Daimler dapat memperluas kemitraan teknis yang ada untuk memasukkan pengembangan baterai mobil listrik. Carlos Ghosn, konglomerat dan CEO Renault dan Nissan, serta Dieter Zetsche dari Daimler membahas gagasan itu dalam konferensi pers bersama. Kedua eksekutif tersebut percaya bahwa pengumpulan sumber daya terbaik dapat membantu penelitan dan pengembangan kendaraan listrik mengingat pentingnya masa depan mobil tersebut di masa depan.
Zetsche yang juga baru saja pensiun dari posisinya sebagai kepala dewan manajemen Daimler, mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki potensi untuk melakukan penelitian baterai mobil listrik. Pabrikan tersebut sedang mencari cara alternatif untuk baterai lithium-ion yang digunakan dalam semua baterai mobil listrik agar dapat menghasilkan waktu pengisian cepat dan kapasitas penyimpanan energi yang lebih besar.
Daimler berencana memproduksi baterai untuk mobil listrik masa depan dibawah anak perusahaan Accumotive. Di lain pihak, Nissan juga berencana untuk menjual perusahaan divisi baterai miliknya Automotive Energy Supply Corp (AESC) ke China Envision Group.
Kedua produsen mobil berencana untuk memperluas line-up mobil listrik mereka. Daimler meluncurkan lini mobil listrik Mercedes-Benz di bawah sub-merek "EQ", dimulai dengan EQ C Crossover. Kemunculan mobil listrik perdana tersebut merupakan cikal bakal mobil listrik dari perusahaan mobil mewah itu. Nissan berencana untuk meluncurkan delapan mobil listrik baru selama beberapa tahun ke depan, memperluas line-up di luar Nissan Leaf dan eNV200.[prm/timBX]