FEB 13, 2023@10:27 WIB | 540 Views
Aston Martin sedang mencari partner baru setelah kerja samanya dengan AMG harus berakhir. Menariknya, kandidat terkuat partner baru Aston Martin adalah perusahaan baru, Lucid.
Jenama asal Inggris ini harus bergerak cepat pasca pemecatan Tobias Moers sebagai CEO tahun lalu. Walaupun secara kontrak hubungan keduanya sampai tahun 2029, dan Mercedes juga akan masih membantu dengan suku cadang untuk mobil ICE terakhir Aston Martin di 2027.
Namun, dari beberapa sumber terungkap bahwa pihak pabrikan tidak ingin ambil resiko dengan akan menyiapkan konsep mobil listrik lebih awal. Untuk itu datangnya CEO baru yang berasal dari Ferrari dirasa kurang membantu sehingga mencari mitra strategis yang paham dunia EV dari dasar.
Maka Mencuatlah nama Lucid sebagai pilihan utama Aston Martin. Kolaborasi ini berpeluang besar terwujud setelah petinggi pabrikan bertemu dengan Peter Rawlinson dan Eric Bach dari Lucid.
Mengapa Lucid? Karena bekerja sama dengan startup EV AS mungkin mengarah pada skenario win-win solution. Ide awal yang dikandung pada akhir 2021 adalah agar Lucid membayar kendaraan hingga $200.000, sementara Aston akan melayani pelanggan $225.000 lebih termasuk segmen supercar/hypercar. Pada saat yang sama, Amerika akan menghentikan skema distribusi mereka sendiri yang tambal sulam dan kekurangan dana dan bergabung dengan 134 dealer Aston yang sudah mapan.
Benteng tradisional Aston meliputi arsitektur ringan, desain memukau, dan personalisasi terkemuka di industri. Kekuatan utama Lucid adalah elektrifikasi dan digitalisasi.
Walapun terlihat seperti membengkokkan logam, tapi kerja sama ini yang paling masuk akal untuk bersaing di industri EV mendatang. Dalam dunia yang ideal, kedua merek harus saling menguntungkan dan memotivasi. Bayangkan Lucid Air 2.0 menelurkan Aston Martin Lagonda, atau SUV Lucid Gravity berbagi gennya dengan DBX generasi berikutnya. [wic/timBX].