FEB 14, 2020@15:50 WIB | 771 Views
Memasuki bulan kedua implementasi B30 (campuran biodiesel 30% pada BBM jenis minyak solar) di lapangan, Kementerian ESDM terus melakukan sosialisasi dan menggelar diskusi dengan para stakeholders, produsen maupun pengguna bahan bakar B30. Kali ini sosialisasi mengundang Kementerian/Lembaga terkait, penyedia BBM, Badan Usaha BBN, perwakilan APM (Agen Pemegang Merk), service manager kendaraan bermotor, hingga para teknisi kendaraan mesin diesel.
Selain menghadirkan pembicara para praktisi terkait implementasi B30, pada kesempatan tersebut hadir pula sopir kendaraan uji jalan, Feri Ferdiansyah (38 tahun) dan Joko (46 tahun), berbagi pengalaman mereka melakukan uji jalan dengan kendaraan B30 menempuh jarak hingga 40.000 km.
"Kami senang bahan bakar ada kemajuan. Makin bersih, makin nyaman juga, dari proses pendinginan mesin sampai mesin dihidupkan kembali juga stabil. Tiga bulan kami tidak pulang. Tiap pagi start jam 3 pagi sudah jalan. Semua unit dicek pukul 2.30 setiap hari sama tim uji, metode pengisian BBM full to board. Jalan jam 3 pagi start dari Lembang, keluar Cileunyi, jalur Tasik, masuk Pajalu, lewat gunung-gunung, sampai selesai, begitu tiap hari," ungkap Feri, salah satu test driver B30.
Membuka sosialisasi, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna kembali menegaskan semangat Pemerintah untuk mendorong penggunaan B30 di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan berkurangnya cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia. Feby berharap melalui pengembangan bahan bakar nabati dari dalam negeri, seperti biodiesel, bioetanol, green diesel, green gasoline dan green avtur, akan meningkatkan ketahanan energi Indonesia dan dapat mengurangi impor BBM.
"Pada beberapa kesempatan, Bapak Presiden juga menyampaikan harapan agar kedepannya pemanfaatan biodiesel dapat berlanjut ke B40, B50, bahkan B100. Untuk itu kita lakukan secara bertahap dengan mempersiapkan semua sisi baik dari hulu hingga hilir," tandas Feby.
Untuk memastikan implementasi pemanfaatan B30 dapat terlaksana dengan baik, berbagai persiapan dilakukan. Diantaranya melakukan revisi Standar Biodiesel, melakukan uji jalan/uji fungsi B30, memastikan kesiapan produsen biodiesel, memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat, memastikan kesiapan infrastruktur, serta memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk masyarakat, salah satunya melalui sosialisasi yang terus dilaksanakan.[prm/timBX] berbagai sumber