MAR 23, 2020@15:00 WIB | 1,200 Views
Mad Hatter alias Mr Martini alias Nicola Martini cukup harum di dunia motor custom Italia, ia memiliki restoran dan toko retail di beberapa titik di Italia. Pengakuan dirinya tentang pemimpin yang membangun reputasi dirinya dengan membangun motor dengan limit-limit tertinggi. Kali ini karya Martini akan membuat alis Anda sedikit terangkat. Terkait modifikasi Triumph Legend TT yang dibikin benar-benar khusus, untuk customer yang mengandalkan kecepatan.
Triumph Legend TT dibikin khusus untuk tujuan balap drag, seperti yang dihelat di Wild Days atau The Sultan of Sprint yang dihelat diantara builder top eropa dan kerumunan masa yang cukup besar. Martini mensetting mesin Legend TT untuk balap sprint 1/8 miles atau 200 m.
"Saya mengkreasikan motor spesial ini dengan body yang ringan dan sentuhan hati seperti saat anak laki-laki bermain balon, itu yang menjadi dasar konsep, sehingga lahirlah BOB, the Boosted," ucpa Martini di laman returnofthecaferacers.com.
Secara pilihan mungkin Triumph Legend TT menjadi obyek modifikasi yang cukup aneh untuk mengejar speed. Namun cukup lama bagi Martini membangun motor ini, 3 tahun lamanya. Dengan basic Triumph Triple versi Thunderbird 900 yang terlahir sebagai cruiser. Mesin besarnya hanya menghasilkan tenaga 70 bhp dan bobot 215 kg saat masih standar, cukup susah untuk membuat motor ini kencang di ajang drag internasional. Martini akhirnya mempersiapkan sosok reinkarnasi Legend TT yang menjadi takdir bagi dirinya turun di ajang drag.
Sementara pengalaman Martini saat itu cukup terbatas untuk membuat pipa knalpot, filter balap atau karburator. Yang secara basic lebih bagaimana mensupplai udara dan bensin lebih banyak ke area mesin. Sementara mesin dipercayakan ke Fabio Marchiotto dari Hard Drag Garage. Fabio harus memesan khusus ke Inggris, untuk membuat bagian mesin lebih ringan dengan internal mesin berbahan forged yang lebih kuat untuk ketahanan mesin di putaran tinggi.
Setelah internal mesin lebih kuat, baru ia memasang alternator dan ECU khusus balap. Sementara perpindahan transmisi tenaga banteng dipercayakan menggunakan transmisi elektronik, mendukung kinerja shifting transmisi yang super cepat. Ruang mesin yang meningkat tajam diredam dengan pemasangan street triple radiator.
Tak hanya itu lewat tangan Martini, kombinasi gas buang handmade dan muffler besutan Supertrapp cukup menambahkan tenaga meningkat 20 hp. Untuk memastikan si Triumph Legend TT ini melesat cepat, Fabio lagi-lagi dipaksa memeras otak memasangkan sebuah tabung nitrous oxide system (NOS) yang fungsional.
"Unit kontrol disesuaikan dengan menentukan kuantitas serta pengiriman NOS dengan timing yang tepat," tutur Martini. "Sementara dua katup elektronik mendistribusikan gas ke nozzle yang diposisikan di hulu karborator Keihin CV 36 mm," tambahnya.
Setelah tenaga yang diletupkan begitu besar, harapan besar kemudian adalah pilihan sasis yang sesuai, Martini bertanggungjawab atas penyesuaian tersebut. Suspensi depan dioplos menggunakan copotan Suzuki GSX-R 1000. Sistem pengereman dilengkapi dual disk dan kaliper Nissin, dikombinasi dengan stang clipon.
Velg roda depan 17 inci milik GSX-R dipasang untuk mengurangi berat, dan velg belakang sudah berbahan karbon. Keduanya dipilih untuk handling yang mudah, serta tumpuan performance sebagai goal dari customisasi.
Untuk turun di Sultan Sprint, estetika building sama pentingnya dengan kecepatan di lintasan. Bagian body depan menggunakan fairing fiberglass, dengan braket yang dicustom. Sementara hornet juga dibikin dari fiberglass yang dipesan khusus, ala era balap 80-an, dipasangkan pada subframe yang sudah dimodifikasi.
Sementara tachometer diganti menggunakan aftermarket, untuk membuktikan perpindahan gigi dan kecepatan yang cukup cepat. Kombinasi mesin, performance dan body yang ringan cukup. So BlackPals berapa catatan waktu yang diraih? Kami belum mendapatkan jawaban dari specialmrmartini.com.[Ahs/timBX]