AUG 15, 2021@12:00 WIB | 738 Views
Tak dapat dipungkiri bahwa pabrikan Italia ini masih menempati posisi penting dalam lanskap otomotif internasional sebagai merek mobil paling terkenal di dunia. Itu karena ia memiliki sesuatu yang sulit diukur dan bahkan lebih sulit diperoleh, yakni karakter.
Sudah menjadi identitas Ferrari bahwa mereka tak akan membuat SUV, bahkan kendaraan listrik. Menurutnya, kendaraan listrik tak masuk dalam rencana produksi karena EV tidak memiliki jiwa. Namun ini terkikis secara perlahan lantaran irisan teknologi dan mobil berjalan beriringan.
Baca juga: Fantastis! Ferrari Enzo Langka Terjual seharga Rp 55 Miliar!
Sudah lebih dari delapan tahun sejak Ferrari memperkenalkan hibrida pertamanya yang disebut hypercar LaFerrari. Ini cukup untuk memberi orang harapan bahwa Ferrari dapat menemukan cara untuk menjauhkan diri dari model elektrifikasi. Tetapi ternyata pabrikan Italia itu kini benar-benar berlari dengan kecepatan penuh untuk mengejarnya.
Tanda jelas pertama datang awal tahun ini ketika perusahaan mengumumkan CEO barunya, seorang pria bernama Benedetto Vigna yang sebelumnya memimpin STMicroelectronics. Perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya merupakan sebuah perusahaan pembuat chip.
Baca juga: Ferrari Sambut Pergeseran Industri Mobil ke Elektrifikasi
Langkah ini lebih kuat, di mana CEO Ferrari masa depan tidak akan menjadi seseorang yang memiliki ikatan jangka panjang dengan dunia otomotif, tetapi seseorang yang berasal dari industri teknologi. Sekarang, John Elkann sang CEO Ferrari saat ini, memberikan pandangan yang sedikit lebih mendalam tentang apa yang dimiliki perusahaan Italia tersebut.
Tren elektrifikasi plus perampingan menjadi jelas dengan dirilisnya 296 GTB bertenaga V6 hibrida, namun pembicaraan tentang elektrifikasi di Ferrari meningkat, dan bahkan mencakup prospek sel bahan bakar hidrogen di waktu-waktu tertentu.
Baca juga: Novitec Upgrade Performa Ferrari SF90 Stradale
CEO melakukan yang terbaik untuk menghindari berbicara tentang model Ferrari all-electric secara eksplisit. Namun jelas perusahaan tidak buta terhadap semua yang terjadi di sekitarnya. Dengan penjualan mobil yang menggunakan mesin pembakaran internal akan dilarang di pasar dalam waktu kurang dari dua dekade, Ferrari tak lagi punya pilihan.
"Dan semua yang telah kami pelajari dalam hibridisasi benar-benar memberi kami kesempatan yang belum dipetakan dalam hal apa yang dapat kami lihat diterapkan. Saya juga berpikir bahwa peluang yang kami miliki sebagai Ferrari adalah salah satu peluang untuk memiliki serangkaian teknologi yang lebih luas, salah satunya elektrifikasi, yang akan memungkinkan kami menjadi lebih inventif dan inovatif," kata John Elkann.
Bagi kami sepertinya Ferrari akan mengembangkan teknologi EV secara diam-diam, secara paralel dengan model hibridanya. Idenya adalah untuk menyiapkan produk BEV yang kompetitif ketika pasar memintanya. Itu mungkin tindakan terbaik yang dapat diambil Ferrari saat ini.[yub/shf/timBX]