FEB 05, 2021@11:00 WIB | 1,016 Views
Produsen mobil Jerman BMW telah memangkas harga untuk SUV iX3 listriknya di China, membawa mobil itu ke persaingan yang lebih ketat dengan kendaraan dari Tesla dan perusahaan rintisan China seperti Nio. Situs web BMW mengatakan pada Kamis, harga eceran yang direkomendasikan untuk iX3 akan mulai dari 399.900 yuan ($ 61.713/sekitar Rp867 juta). Artinya, harga ini turun 70.100 yuan - atau sekitar $ 10.800/Rp 152 juta) dan 15% lebih murah - dibandingkan harga asli 470.000 yuan (sekitar Rp 1 miliar) yang diumumkan pada bulan September lalu.
“Untuk ukurannya, iX3 akan bersaing secara langsung dengan Tesla Model Y & NIO ES6 yang keduanya memiliki harga awal yang jauh lebih murah dari iX3 sebelum pemotongan ini. Intinya, harga ini akan menjadi kompetitif,”kata Tu Le, pendiri firma penasihat yang berbasis di Beijing, Sino Auto Insights. BMW memangkas harga pada versi yang lebih tinggi dari iX3 dengan jumlah yang sama 70.100 yuan, untuk harga baru 439.900 yuan (sekitar Rp955 juta), turun dari 510.000 yuan (sekitar Rp1 miliar). Perwakilan perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.
Penurunan harga mengikuti pemotongan 30% Tesla ke Model Y buatan China awal tahun ini menjadi 339.900 yuan (sekitar Rp738 juta), turun dari 488.000 yuan (sekitar Rp 1 miliar), demikian yang disampaikan media China. Sebagai perbandingan, start-up mobil listrik China Nio ES6 dijual dengan harga 358.000 yuan (sekitar Rp777 juta) hingga 468.000 yuan (sekitar Rp1 miliar).
BMW memproduksi iX3 di Cina melalui usaha patungan dengan Brilliance Auto. Mobil buatan China itu dijadwalkan menjadi perusahaan patungan pertama yang akan mengekspor ke negara lain, menurut pembuat mobil Jerman itu. Perusahaan mobil global semakin melirik China untuk meluncurkan mobil listrik terbaru mereka. Negara ini adalah pasar mobil terbesar di dunia dan pemerintah telah mendukung pasar kendaraan listrik dengan subsidi dan peluncuran infrastruktur pengisian baterai. [ibd/timBX]
