DEC 29, 2023@14:30 WIB | 333 Views
Perusahaan baterai asal China, Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL) akan menginvestasikan 420 juta dolar AS (Rp 6,49 triliunan) di industri pertambangan nikel dan manufaktur baterai kendaraan listrik di Indonesia, menurut laporan Jakarta Post.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, kesepakatan tersebut akan membuat CBL berinvestasi dalam proyek usaha patungan dengan perusahaan tambang milik negara PT Aneka Tambang (Antam) serta pembuat baterai PT Industri Baterai Indonesia (IBC).
"Sudah ditandatangani. (Nilai kesepakatannya) sekitar US$420 juta, jadi meski harga nikel sedikit turun, menurut saya sudah ada kemajuan. Akan segera diumumkan," ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia saat konferensi pers online pekan lalu.
Perkembangan ini merupakan kelanjutan dari tahun lalu, ketika CBL anak perusahaan raksasa baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Limited (CATL) menandatangani perjanjian kerangka kerja dengan Antam dan IBI untuk mengembangkan proyek integrasi baterai kendaraan listrik di Indonesia, yang mencakup penambangan nikel, baterai kendaraan listrik, bahan, produksi baterai EV, dan daur ulang baterai.
Awalnya diperkirakan bernilai hampir US$6 miliar (Rp 92,5 triliunan), proyek dengan CBL diperkirakan akan berkembang lebih cepat dibandingkan proyek yang direncanakan dengan Korea Selatan, kata presiden direktur Antam Nicolas D. Kanter. Hal ini karena adanya koneksi dan perjanjian pembelian saham bersyarat yang ditandatangani antara Antam dan CBL yang berbasis di Hong Kong, katanya awal tahun ini. [ibd/zz/timBX] berbagai sumber