JAN 24, 2024@09:30 WIB | 230 Views
Audi membuat sejarah karena untuk pertama kalinya, prototipe rendah emisi dengan penggerak listrik, baterai bertegangan tinggi, dan konverter energi memenangkan reli gurun terberat di dunia dengan Audi RS Q e-tron. Pembalap asal Spanyol, Carlos Sainz/Lucas Cruz mengamankan kemenangan pertama Audi di Reli Dakar setelah menempuh jarak sekitar 7.900 kilometer dengan keunggulan 1 jam 20 menit.
Carlos Sainz/Lucas Cruz mengamankan keunggulan besarnya setelah sempat memimpin tanpa henti sejak etape keenam. Bagi dua pembalap Spanyol yang finis pertama pada 2010, 2018, dan 2020, ini merupakan kesuksesan keempat mereka dengan merek berbeda, termasuk yang kedua dari Grup Volkswagen. Namun, Juara Reli Dunia dua kali Sainz dan co-driver berpengalamannya tidak dapat memastikan sampai menjelang akhir. Dengan Sébastien Loeb/Fabian Lurquin dari Tim BRX, mereka memiliki pengejar kuat yang terus memperkecil jarak hingga mobil mereka mengalami kerusakan di hari kedua terakhir.
Etape harian yang seringkali menempuh jarak lebih dari 400 kilometer, dua etape maraton dengan fasilitas terbatas atau bahkan tanpa layanan sama sekali, serta 4.600 kilometer waktunya dan total 7.883 kilometer menjadi ciri khas Reli Dakar 2024. Jalan yang berbatu tajam, serta rangkaian bukit pasir yang menjulang tinggi di Empty Quarter Semenanjung Arab dan navigasi yang sering kali sulit, menuntut segalanya dari tim. Carlos Sainz, yang berusia 61 tahun mengingat kembali karir reli selama sekitar empat dekade, mencatatkan total delapan hari memimpin dengan Lucas Cruz di dua belas etape.
Dua kru Audi lainnya juga menunjukkan performa yang kuat sejak awal. Pembalap asal Swedia, Mattias Ekström/Emil Bergkvist memenangkan prolog di awal dan meningkat ke posisi kedua di belakang Sainz/Cruz pada hari istirahat setelah enam etape. Namun, kerusakan pada poros belakang pada tahap ketujuh membuat mereka kehilangan peluang.
Stéphane Peterhansel, pemegang rekor dengan 14 kemenangan Dakar, berada di posisi keenam sesaat sebelum titik tengah setelah kemenangan etapenya yang ke-50 dengan mobil dan yang ke-83 secara keseluruhan. Kerusakan pada sistem hidrolik membuat dia dan rekan senegaranya dari Prancis, Edouard Boulanger kembali ke posisi ke-22 pada etape keenam. [ibd/zz/timBX] berbagai sumber