FEB 02, 2024@20:31 WIB | 318 Views
BYD Atto 3 menempuh perjalanan Jakarta-Bandung sejauh 191 km. Compact SUV ini diisi oleh 3-4 orang dari jurnalis. Kami dari tim Blackxperience bersama dua rekan jurnalis lain, Okezone dan Republika saling berbagi bagian untuk driving di rute jalan provinsi. Kami memulai start sebuah rumah makan Hello Summer, dengan kondisi baterai 100 persen.
Setelah melewati rintangan kombinasi kota dan perbukitan. Kini giliran Friska dari Republika mencoba kemampuan BYD Atto 3 ini menuju kilometer 88. Kemampuan Compact SUV ini mengantar pengalaman driving Friska lebih lengkap, karena rute tol Bandung ke Jakarta dengan driving melibatkan sistem ADAS yang secara penuh terlibat dalam pengalaman driving bersama BYD Atto 3.
Keluar dari Bandung, kami disambut hujan. Dalam benak kami, dalam berkendara berkelompok dengan kecepatan tinggi cukup berisiko. Maka Saya pun punya inisiatif memerintahkan Friska jurnalis dari Republika untuk mengaktifkan fitur Electronic Stability Control (ESC).
Baca Juga : Sensasi Driving BYD Atto 3 Libas Perbukitan Lembang
"Setelah mengaktifkan ESC, saya merasakan vibrasi yang dikirim ke steering, yang membuktikan kemampuan throttle tidak bisa bejek secara penuh, saat jalanan licin. Yang itu berarti sebuah alert bahwa pengemudi harus berhati-hati dalam driving," tutur Friska yang berkendara dalam mode normal.
Dirute jalanan yang lurus dan menurun, dalam mode normal Friska berhasil mengemudi dengan kecepatan tertinggi 137km/jam, hingga akhirnya mobil kami sampai di rest area kilometer 88. "Senang banget cruising pakai BYD Atto 3 yang super canggih ini, stabil dan cukup dimudahkan dengan berbagai fitur ADAS," cetus Friska.
Ditambah pengalaman penulis saat duduk di second row, dengan legroom yang lega dan leluasa. Kami sembari membuka laptop untuk menulis beberapa point penting kelebihan BYD Atto 3. Comfortable, dan aktivitas di second row cukup menyenangkan, karena jok yang empuk dan jalur charging smartphone juga tersedia, dibawah panel AC antara pengemudi dan penumpang.
Tiba giliran bro Arief, jurnalis dari Okezone yang berkesempatan driving mengantarkan iring-iringan kami ke Jakarta. Kondisi baterai saat itu, disekitaran 85%, dan rute panjang ini kami memutuskan untuk merubah menjadi mode sport.
Penulis juga berkesempatan merasakan bagaimana g-force cukup kental, baik saat akselerasi puncak 157km/jam. Delivery tenaga saat mode sport cukup kencang kami rasakan, hentakan torsinya terasa namun tidak terlalu keras.
Pun G-Force kami rasakan bagaimana BYD Atto 3 cruising di kecepatan 120 km/jam, namun tiba-tiba rombongan kami didepan mengerem mendadak. Hanya dalam tempo 5-10 detik kami melakukan hard braking, dan kami dapati BYD Atto 3 bisa berhenti tepat di belakang rombongan, tanpa ada benturan.
Dari situ kami bisa mereview bahwa sistem ADAS yang dijuluki Electronic Brake Force Distribution (EBFD) cukup berfungsi membantu saat driver melakukan hard braking. Pasalnya, semua fitur ADAS sudah kami nyalakan sebelum perjalanan, dan BYD Atto 3 memberikan keselamatan sekaligus kenyamanan.
Tiba akhirnya di rute MBZ, BYD Atto 3 tetap comfortable di kecepatan 120km/jam. Sambungan beton antar ruas tol layang MBZ kami lewati dengan smooth dan confidence. Sesekali di trek ini menjadi bukti suspensi dan sasis platform e.3 menjadi bukti, compact SUV dari BYD nyaman sekali.
Rute menuju kota dari Bekasi ke Jakarta, setelah melalui mode sport yang cukup panjang. Penulis akhirnya mengganti dengan mode normal. Driving ditengah kemacetan, cukup mudah berkendara dengan BYD Atto 3.
Sesampai di BYD Sunter, kami mencoba mencermati tachometer. Kondisi baterai tersisa 57%, dengan sisa jarak tempuh 272 km. Dari kondisi baterai 100%, baterai berkurang 43%, dan total perjalanan kami menunjukkan angka 208km. Menyenangkan berkendara dengan BYD terutama untuk longtrip. Kami perasaan kami puas, dengan segala macam kenyamanan dan sentuhan teknologinya.[Ahs/timBX]