JAN 14, 2018@12:00 WIB | 1,327 Views
Adrian Newey hampir saja bergabung dengan Ferrari dalam tiga kesempatan namun pada akhirnya dia mengganggap bukan langkah yang tepat untuk meninggalkan Red Bull.
Newey, yang dinilai sebagai salah satu perancang terbaik di Formula 1, telah memiliki karir yang hebat, bekerja - dan menang - dengan Williams, McLaren dan Red Bull Racing. Namun, ada satu tim papan atas yang tidak pernah dia garap adalah Ferrari - meski banyak usaha mereka untuk mengajaknya bergabung.
"Sebenarnya hampir tiga kali kesempatan," kata Newey mengutip pembicaraannya kepada Sky Sports F1. "Awal karir saya sebenarnya di IndyCar dimana Ferrari di saat yang sama ingin untuk membangun mobil IndyCar, saya ditawari untuk bergabung sebagai chief designer dalam proyek mereka namun tidak menganggap itu adalah langkah yang benar, jadi saya menolaknya.
"Kemudian, kedua yang lebih serius lagi, Jean Todt menawarkan saya untuk bergabung sebagai direktur teknik pada tahun 1996. Pada saat itu, saya ada banyak penawaran untuk tinggal di Williams, bergabung dengan McLaren atau bergabung dengan Ferrari. "Saya berpikir panjang dan keras tentang hal itu tapi saya baru berkeluarga pada saat itu, dan memutuskan untuk tetap tinggal di Inggris."
Bertahun-tahun kemudian Ferrari melakukan usaha ketiganya untuk mengajak Newey bergabung, yang dia akui butuh pemikiran matang mengingat bahwa Renault, partner mesin Red Bull, mengecewakan mereka pada saat itu. Namun, pada akhirnya, ia memilih tetap bersama Red Bull Racing.
"Ini menjadi bukti bahwa Renault berada jauh di belakang Mercedes khususnya dan kadang di waktu tertentu juga di belakang Ferrari - tanpa akhir yang jelas," tambah Newey. "Renault tampaknya tidak mau menghabiskan dana untuk menyelesaikan masalah tersebut, yang cukup disayangkan dan mengkhawatirkan.
"Saya berada dalam posisi sulit. Saya tidak ingin keluar dari Red Bull karena rasanya sudah seperti di rumah sendiri dan sejak saat itu saya begitu terlibat dengan Christian [Horner, bos tim], membangun tim dari sisa mentahan Jaguar hingga bisa juara seperti sekarang.
"Saya tidak ingin keluar, tapi di saat yang sama saya tidak ingin berada dalam posisi di mana kami menjalankan tim pincang sebelah di bagian mesin.
"Itu keputusan yang sangat sulit. Ferrari datang dengan tawaran yang luar biasa, sangat menarik, dan ini membuat saya banyak terjaga di malam hari tanpa tidur, memutuskan apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus dicari. Pada akhirnya, saya merasa kurang nyaman jika harus meninggalkan Red Bull." [bil/timBX]